[xx]

11.3K 1.7K 213
                                    

Kamar Renjun tampak gelap gulita

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Kamar Renjun tampak gelap gulita. Hanya sinar samar lampu luar yang masuk melalui celah gorden. Meskipun begitu, retinanya bisa menyesuaikan dengan baik gelapnya ruangan sehingga ia bisa menatap sosok yang tengah memeluknya dengan jelas.

Kedua anak adam itu telah masuk ke dalam kamar Renjun sejak pukul 12 KST tadi, namun kantuk masih belum berhasil mengambil alih kesadaran mereka.





Dengan kaki yang terkait dan saling bertindihan, tubuh mungilnya yang berada di dalam dekapan Jaemin, isi kepala Renjun terus-terusan mengulang kejadian itu yang membuatnya menghindari Jaemin sepanjang hari.

Ia merasa bersalah juga dalam satu waktu.

Ia belum mendengarkan satu patah kata pun dari Jaemin namun ia sudah memikirkan hal-hal negatif dalam kepalanya.





Namun tetap saja... bayangan ekspresi Jeno yang sedih membuatnya iba.

Pemuda itu pasti masih sangat menyukai Jaemin.





"Injunie?"

"Hm?" Ia menolehkan kepalanya, tanpa sadar mengeratkan pegangan tangannya pada lengan Jaemin ketika wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti saja. Jaemin menyunggingkan senyum kecil yang terlihat samar ditengah gelapnya ruangan. Jemarinya mengusap milik pemuda mungil itu dengan lembut.

"Kau tampak lebih diam hari ini." Jaemin mengutarakan kebingungannya. Ia memang merasa ada yang aneh dengan sikap Renjun. Pikirannya seolah-olah berada ditempat lain, melayang entah kemana. Apa karena efek sakit? "Apa kau masih merasa pusing atauㅡ"

"Aku baik-baik saja, Na." Renjun ingat betul bahwa dia berbohong pada Jaemin tadi siang dan berhasil membuatnya merasa bersalah kembali. "Aku hanya tidak bisa tidur kemarin malam." Dan kebohongan lain pun ia ciptakan.

Jaemin mengecup puncak kepalanya, memberikan senyum indahnya yang selalu berhasil membuat Renjun berdebar.

"Kalau begitu, istirahatlah lebih awal." Jemari Jaemin kini merambat naik, bermain disela-sela helaian lembut Renjun dan memainkannya seperti biasa. Usapan halus itu membuat Renjun merasa nyaman, meringkuk semakin dalam di pelukan pemuda yang lebih muda darinya itu. Kehangatan suhu tubuh keduanya membuat mata Renjun memberat.



Kelopak itu kemudian terpejam, menikmati tiap elusan disela-sela rambutnya.



Apakah tidak apa-apa jika Renjun mengharapkan lebih dari sekedar teman? Hubungan mereka yang tidak jelas ini membuatnya sedikit merasa takut akan kehilangan sosok yang mulai memenuhi pikirannya ini. Bagaimana jika suatu saat nanti Jaemin lebih memilih Jeno dibandingkan dirinya?



Renjun mengeratkan lingkaran tangannya pada pinggang Jaemin, menyelusupkan kepalanya di ceruk leher pemuda itu semakin dalam.





[☑]『 ʙᴜʙʙʟʏ 』Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon