『 9 : Special? 』

26.2K 3.4K 156
                                    

Siders ntar bisulan lho (๑°3°๑)

|| My Mate ||

.

.







@Busan, 01.36a.m

“Boss, apa rencana kita selanjutnya? Klan Namjoon sudah dikalahkan. Bahkan mereka dijadikan pembantu oleh Jung sialan itu. Kita harus berbuat sesuatu!” seru pria berambut mohawk kepada sang boss yang duduk disinggasananya.

Mulutnya tak berhenti menghembuskan asap dari rokok yang tengah ia hirup. Kedua matanya membaca secara detail setiap laporan hasil mematai musuh terbesarnya, Klan Jung.

BRAK


Pranggg


Tiba-tiba pria itu melempar pigura kecil yang terpajang diatas mejanya hingga pecah berkeping-keping. Anak buahnya yang berada di ruangan itu bergedik ngeri. Dapat dipastikan boss mereka akan mengamuk sebentar lagi.

“BANGSAT!! SIALAN SEKALI SI JUNG BRENGSEK ITU!” umpatnya kesal setengah mati. “BERANI SEKALI DIA MENJADIKAN ADIKKU SEBAGAI BABUNYA! DIA CARI MATI RUPANYA!” serunya penuh dendam.

Kedua bola matanya berubah menjadi merah menyala. Anak buahnya yang berada disana bergetar ketakutan. Takut apabila boss mereka berubah ke wujud wolfnya dan berakhir hilang kendali seperti biasanya saat sedang emosi. Dapat dipastikan akan ada beberapa mayat yang tercecer di jalanan jika sang boss lepas kendali.

“Hubungi Crush hyung dan Dean hyung sekarang juga! Atur rapat secepat mungkin! Kita harus segera membebaskan adikku itu dari kungkungan mereka!” titahnya pada sang anak buah.




▪️

▪️




Taeyong menatap wajah tampan pria disampingnya tanpa kedip. Wajah itu terlihat damai dan lembut, mirip anak kecil dimata Taeyong. Padahal wajah Jaehyun itu lebih cocok untuk tersenyum, namun mengapa kekasihnya lebih suka memasang wajah galak dan dinginnya ya?

Apa karena posisinya sebagai seorang Pemimpin dari sebuah Klan besar ini mempengaruhinya?

“Aku tidak bisa membuka mataku kalau kau terus-menerus menatapku lekat seperti ini, Taeyongie.” Taeyong tersentak dari lamunannya setelah sosok yang diamatinya itu angkat bicara.

Dengan cepat Taeyong segera membalikkan tubuhnya berlawanan arah dengan Jaehyun. Duh...malu sekali ketahuan mengagumi wajah rupawan pria itu!

Tawa Jaehyun menggema ke seisi kamar mewah nan luas itu. Kedua tangannya lalu menarik pinggang Taeyong agar semakin menempel kepadanya.

“Morning sayang...tidurmu nyenyak, hm?” Jaehyun menciumi puncak kepala Taeyong dari belakang.

Oh Tuhan, ini masih pagi tetapi Jaehyun sudah membuat jantungnya berdebar kencang seperti habis lari marathon saja.

“Morning too  Jae, lepaskan dulu pelukanmu. Aku mau mandi dulu. Dan ya..tidurku sangat nyenyak semalam,” balas Taeyong seraya berusaha melepaskan pelukan Jaehyun pada pinggangnya.

Bukan Jaehyun namanya bila menuruti perkataan Taeyong begitu saja. Ia semakin mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Taeyong yang mulus.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Where stories live. Discover now