Lisa-16

2.4K 117 5
                                    

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" teriakan menggelegar dari ambang pintu kelas membuat seisi kelas menoleh kearah gadis cantik dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Siapa lagi kalo bukan Lisa.

"WA'ALAIKUMSALLAM UNYILL!!!" jawab seisi kelas sambil terkekeh.

"Unyil pala lu, nama gue Lisa ya, L-I-S-A," kata Lisa mengeja namanya.

"Iya ya percaya kalo yang boleh manggil Unyil itu cuma Babang Fiki," ledek Pita.

"Sa ae lu bidadari empang," kata Lisa sambil tersenyum malu-malu.

"Masyaallah Lisa, gue yang cantiknya ngelebihi Agnes Monica lo katain sama bidadari empang? Lo ngeliat nya dari mana sih?" kesal Pita dengan nada dramatis.

"Hallo Pitaa, lo coba deh ngaca. Bahkan Mimi Peri aja lebih mending dari pada lo," celetuk Dhani.

"Anjir seleranya Dhani Miper," kata Siti yang diakhiri dengan gelak tawa seisi kelas.

"LISA!!!" teriakan seseorang menghentikan kegiatan tama massal dikelas Lisa.

"Kenapa?" tanya Lisa polos.

"Air please," kata orang tadi dengan nada ngos-ngosan akibat berlari.

"Ada apa Mif? Kenapa lari-lari?" tanya Lisa panik.

"Fiki sama Kak Febi lagi berantem di lapangan!" kata Mifta yang sontak membuat Lisa kaget.

"Berantem? Gara-gara apa?!" tanya Lisa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Mifta.

"Jangan goyang-goyangin tubuh gue... Gue juga nggak tau kenapa mereka bisa berantem, tapi tadi pada nyebut nama lo Lis, gue ngiranya sebab nya itu karena elo," kata Mifta. Tanpa berfikir panjang lagi, Lisa langsung berlari menuju lapangan.

Dan benar saja, disana sudah banyak orang yang berkerumun menyaksikan aksi baku hantam.

"INI KARENA LO YANG UDAH NYIUM LISA!!!"

Bughh

Bughh

"GUE NGGAK NYIUM ANJING!!!"

"STOPPP!!!" teriak Lisa yang menghentikan aksi Febi yang hampir melayangkan pukulan ke wajah Fiki.

"Stopp!! Jangan berantem, kalian kenapa sih?!" kata Lisa yang saat ini sudah berdiri diantara Fiki dan Febi.

"Gue nggak terima dia yang tiba-tiba mukulin gue," kata Febi sambil menatap Fiki sinis.

Lisa langsung saja menatap kearah Fiki yang mukanya sudah dipenuhi luka lebam, meskipun tak separah Febi namun tetap saja sama.

"Fik? Lo apaan sih main mukulin Kak Febi gitu aja? Gimana kalo Kak Febi kenapa-kenapa? Lo mau tanggung jawab? Lo harusnya malu sama diri lo sendiri Fik, nggak seharusnya lo kaya gitu sama Kak Febi yang jelas-jelas nggak salah apa-apa," kata Lisa penuh amarah.

Seluruh siswa hanya bisa menonton perdebatan itu, mau mencaci Lisa? Jika iya, mereka harus siap-siap untuk keluar dari sekolahan.

"Gue gini bukan karena tanpa alasan Lisa," kata Fiki lembut.

"Terus alasan lo sekarang apa?!" kata Lisa dengan nada yang naik satu oktaf.

"Dia nyium lo!!" kata Fiki dengan nada tak kalas keras hingga membuat siswa yang menyaksikan kaget akibat perkataan Fiki barusan. Lisa? Lisa hanya bisa diam dan menundukkan wajahnya karena malu.

"Terus kenapa kalo gue nyium Lisa? Hak lo apa?! Dia siapa lo? Gue pacarnya, nggak papa dong kalo gue nyium dia. Sedangkan lo? Apa hak lo buat ngatur-ngatur hidup Lisa?" kata Febi sinis.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Where stories live. Discover now