Lisa-27

2.3K 97 11
                                    

"ARGHHHH!!!!!" teriak Fiki frustasi sembari menendang tembok kamar mandi.

Fiki menatap pantulan wajahnya di dalam cermin, memandangi setiap inci wajahnya.

"Gue juga bisa nyari gantinya Lisa," kata Fiki bergumam pada pantulan wajahnya. Hingga...

Pyarrrr!!

Cermin di wastafel pecah akibat pukulan yang Fiki layangkan hingga tangannya kini penuh dengan darah akibat pecahan kaca yang menempel dikulitnya.

Sakit yang tidak seberapa dengan apa yang hati Fiki rasakan sekarang. Fiki lalu keluar dari kamar mandi dengan darah yang menetes dari tangannya. Persetan dengan kaca kamar mandi yang ia pecahkan.

"Fiki?!" panggil seseorang dari arah belakang Fiki. Lalu ia menghentikan langkahnya untuk melihat siapa yang memanggil namanya.

"Kenapa?" tanya Fiki dingin.

"Astaga, ini tangan lo kenapa?" tanya siswi tadi.

"Bukan urusan lo," ketus Fiki lalu beranjak pergi meninggalkan siswi tadi. Keke.

"Mending lo ikut gue ke UKS, biar luka lo gue yang ngobatin," kata Keke.

"Nggak usah," balas Fiki dingin namun menusuk.

"Nggak usah keras kepala. Tenang aja, gue nggak bakal ngapa-ngapain lo," kata Keke dengan wajah yang ikut datar hingga membuat Fiki bergidik ngeri.

"Buruan njing, lama banget sih," kata Keke yang sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan Fiki yang masih cengo ditempat.

"Udah ngajak malah ninggal. Ngegas lagi," gerutu Fiki yang kemudian menyusul Keke.

"Lagian ini tangan kenapa bisa sampe kaya gini sih? Lo abis jadi kuda lumping apa gimana?" tanya Keke sembari membersihkan darah yang ada ditangan Fiki.

Keke itu salah cewek yang satu kelas dengan Fiki, dia terkenal karena sifatnya yang kaya anak cowok. Bisa dibilang dia itu tomboy karena mayoritas ia bergaul dengan lawan jenis, meskipun begitu ia tidak urakan atau liar. Dia juga termasuk pintar di kelasnya, berasal dari keluarga sederhana. Dan ia masuk juga karena program beasiswa.

"Aww!" ringis Fiki saat Keke mengobati lukanya.

"Lebay banget elah. Luka kaya gini doang, lagian kalo nggak mau ngrasain sakit nggak usah sok-sok'an bikin tangan bedarah-darah," kata Keke.

"Lo abis berantem sama tembok?" tanya Keke.

"Debat sama kaca kamar mandi," balas Fiki.

"Menang siapa?" tanya Keke polos.

"Menang gue, dia langsung hancur," kata Fiki dengan wajah datarnya.

"Goblok dipelihara ya gini," balas Keke sembari membalut tangan Fiki menggunakan perban.

"Nih udah. Yaudah sana buruan balik ke kelas, diomelin Bu Ipah juga, gue kan yang disuruh buat nyari lo," kata Keke.

"Lagian mau-maunya disuruh-suruh," kata Fiki.

"Gue nggak mau turun jabatan," balas Keke.

"Btwe thanks," kata Fiki.

"Oke sip," balas Keke.

"Boleh nggak kalo gue minta tolong sama lo?" tanya Fiki.

"Berani bayar berapa?" tanya Keke dengan niatan menggoda Fiki.

"Apapun yang lo minta bakal gue turutin deh," balas Fiki.

"Dihh nanggepinnya serius banget. Mau minta tolong apa? Kalo gue bisa bakal gue bantuin tanpa harus ada imbalannya," kata Keke dengan tersenyum manis.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Where stories live. Discover now