8. Keras kepala

731 39 0
                                    


Saat kejadian kemarin atas penolakanku terhadap dokter khalif yang mengajakku makan siang bersama aku merasa tidak enak hati.

Sampai di RS seperti biasa aku menemui fatimah,  ia sedang tertidur kudapati kesehatan fatimah mulai menurun,  rambut tinggal beberapa helai, badan mulai kurus kantung mata mulai menghitam karena efek dari kemoterapi,  fasilitas yang selama ini fatimah terima mulai dari pengobatan sampai kebutuhan keluarga dokter khalif yang nanggung,  begitu mulianya bukan keluarganya.

Selang beberapa menit ada suara ketukan pelan, mungkin ia takut jika fatimah masih tertidur nanti mengganggu, ku dengar suara pintu mulai terbuka.

"Assalamua'alaikum eh adiba? " salam dari seorang wanita yang memakai cadar,  dan ternyata itu kak ainun kakak dokter khalif.

" Waalaikumsalam, Teh Ainun apa kabar? " tanyaku kepada teh ainun yang mendekat kepadaku dan kami saling berpelukan sudah lama aku tidak berjumpa dengannya.

"Alhamdullilah baik, lama tak jumpa,  aku rindu bidadari surga fatimah,  bagaimana kabarnya? " balas teh ainun,  aku tertunduk sedih dengan mengingat keadaan fatimah.

" kita berdoa ke pada Allah semoga diringankan penyakitnya" sambung teh ainun,  aku pun mengangguk.

Teh ainun menghampiri fatimah, membelainya lalu menciumnya, aku hanya bisa memandangnya,  kudapati teh ainun sangat menyayangi fatimah,  aku tersadar aku harus memeriksa pasien.

" emm kak ainun saya tinggal dulu ya saya mau periksa pasien" ucapku meminta izin kr teh ainun. Teh ainun mengangguk.

"Assalamua'alaikum " pamitku.

"Waalaikumsalam "

Saat meninggalkan ruangan fatimah, kudapati disuatu lorong, ada seorang pria yang berjalan tertatih-tatih, tangannya memegang perutnya dan yang satu berpegangan pada dinding karena aku melihat seorang pria itu dari belakang.

Ku tengok kanan kiri tak kudapati perawat laki-laki,  aku pun mendekat ke arah pria itu, jiwa penolongku bangkit karena ketidak tegaanku.

Sampai disamping pria itu, baru ku ketahui siapa pria itu ternyata tuan azka pasien kemarin yang aku tangani.

" tuan azka" panggilku. Ia berhenti dan menoleh terhadapku, seperti kemarin menatap ku dengan tatapan aneh.

" kenapa tuan azka keluar?  Luka anda belum kering itu akan membahayakan anda" ucapku terhadapnya.

"Aku mau pulang" jawabnya singkat dan kembali berjalan dengan menahan kesakitan.

" tapi tuan azka,  keadaan anda belum stabil, mari saya antar anda kekamar" ajaku dengan pelan-pelan.

"Siapa kamu berani mengatur hidupku? " tanya dengan tegas,  aku tercengang, selain dingin dia juga judes.

"A aku.... " ucapku belum selesai sudah terpotong olehnya.

"Aku bosan,  dirumah sakit sangat membosankan" potongnya,  ya kali namanya juga rumah sakit,  iya kalau hotel.

"Tapi tuan,  tunggu sedengan 2 sampai 3 hari lagi baru anda diperbolehkan pulang" ucapku.

" hey kamu pikir saya tidak sibuk ha?  Dengan lama-lama disini aku banyak kehilangan uang" jawabnya dengan penekanan.

Astagfirullah ni orang yang dipikirin uang,  uang bisa dicari tapi kesehatan?  sangat sulit tuk dipulihkan.

" terserah tuan,  saya hanya mengutarakan sesuai dengan profesi saya permisi assalamua'alaikum " aku pun mulai menyerah,  tidak baik berdebat bukan, dan langsung meninggalkanya.

Make up 0r air Wudhu? ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum