19. Ikhlas tuk menjalaninya

715 34 0
                                    

Setelah selesai menunaikan sholat dimushola RS, ia sama seperti tadi masih dengan gaun pengantinnya,  sekarang ia berada diruangan maryam mengkondisikan ekspresinya dengan senyuman ceria seperti biasanya.

"Adibah" seru Maryam saat mengetahui Adibah berada diujung pintu.

"Iya teh Maryam butuh sesuatu? " tanya adibah sembari mendekati Maryam dimana ia berbaring,  disitu pula ada abangnya atha yang masih dengan kesedihannya.

"Maaf" ucap maryam dengan mata berkaca-kaca. Ia tau semuanya dari Atha yang sekarang dialami Adibah.

"Maaf untuk apa teh? " tanya Adibah.

"Teteh udah tau semuanya" jawab maryam,  maryam langsung bangkit dan terduduk untuk memeluk adibah.

"Maaf maaf,  gara-gara kami kamu jadi batal menikah dengan Azam" seru maryam dengan tangisnya.

"Teh maryam sama bang atha nggk perlu merasa bersalah Adibah ikhlas kok untuk menjalaninya,  kalian jangan sedih adibah saja tidak sedih kok" ucap adibah dengan senyuman khasnya.

"Kamu wanita yang kuat Adibah yang pernah teteh kenal" ucap maryam dengan membelai tangan Adibah.

Adibah pun tersenyum,  dan pandangannya tertuju pada bayi mungil yang sedang menggeliat diboxnya.

"MasyaAllah ini keponakan tante ya" ucap adibah sembari menghampirinya.

"Gantengnya kayak abinya ni, idungnya mancung kayak uminya hehheh" racau adibah seolah-olah ngomong dengan bayi tersebut.

Itu membuat atha memandangi adiknya dengan tatapan teduh,  sedangkan maryam tersenyum kecut ia tau tawa adibah yang sekarang adalah kedok agar semua tidak merasa khawatir bahwasannya hatinyalah yang sakit.

Memang benar apa kata pepatah,  orang yang sering tertawalah yang banyak mengalami  banyak luka.

"Adibah kamu pulang aja,  ganti baju pasti kamu gerah memakainya" ucap teh maryam.

"Bailah teh Adibah akan pulang dan kembali lagi" jawabnya.

"Jangan kamu istirahat saja dirumah pasti fisik dan batinmu butuh ketenangan,  biar umi teh maryam yang jaga,  besok teh maryam udah pulang kok" ucap maryam.

"Baiklah teh,  bang titip umi dan teh maryam" ucap adibah menyetujui dan meminta tolong kepada Abangnya.

"Biar abang yang anter" ucap atha berdiri dari duduknya.

"Tidak bang Adibah bisa sendiri" tolak adibah dengan senyumannya yang ia tidak tau senyumannyalah yang membuat atha sangat sakit melihatnya.

"Jagain teh maryam dan putra abang ya" ucap adibah dengan senyuman.

"Assalamualaikum " salam adibah.

"Waalailkumsalam " jawab mereka.

Adibah tidak langsung pulang ia masih ingin melihat kondisi uminya yang juga terbaring.

"Dokter khalif,  masih disini? " tanya adibah yang kebetulan azam dilihat baru saja keluar dari kamar uminya.

"Iya aku disini, untuk jagain keluarga kamu" jawab azam dengan senyuman.

Sama dengan adibah yang masih dengan gaun pengantinnya,  azam masih dengan jas toxedonya tadi.

"Dokter khalif nggk usah repot-repot" ucap adibah.

"Tidak kok adibah ini juga sudah kewajiban saya walau pun kita batal nikah" ucap azam yang ketara dengan kekecewaannya.

"Keluarga kamu? " tanya adibah.

Make up 0r air Wudhu? ✔Where stories live. Discover now