Berubah

6.5K 456 25
                                    

Langsung aja yuk ah kuy
.
.
.
.
.

Loving you was dumb, dark and cheap
Loving you will still take shots at me
Found loving you was sunshine, but then it poured
And I lost so much more than my senses
'Cause loving you had consequences
.
.
.
.
.

Jay POV

"Es doger saja kalau ada"

Ryu mengerutkan dahinya setelah dia menanyakan apa pesananku. Terlihat bingung kemudian dia menggaruk alis nya sambil kembali melihat daftar menu.

"Ck, aku tidak menemukan apa yang kamu mau" lapornya kesal.

Ya jelas gak ada lah Ryu, ini Inggris bukan Indonesia!

Tadinya aku ingin menolak ajakannya ke Cafe dekat perpustakaan, aku sedang malas dan hanya ingin cepat-cepat mengerjakan tugas kelompok sebelum jadwal ujian berlangsung.

Tapi karena cowok rese sekaligus teman yang paling mengerti diantara teman-teman kelasku yang lain ini, rasanya tak tega untuk selalu menolak rengekannya.

"FYI, aku sudah membawa minum" tunjukku pada tas yang berada di atas kursi samping. "Kentang goreng sudah cukup bagiku" lanjutku tanpa mengalihkan tatapan dari layar laptop.

Helaan napas terdengar dari kursi di depanku setelah akhirnya dia memanggil pelayan untuk memesan pesanan kami berdua.

"kamu tidak berniat mandi sauna disini kan?" Ryu bertanya sambil mengipasi wajahnya dengan buku yang berada di atas meja. Nyindir!

Aku hanya menggeleng, tidak berniat menjawab.

Hari ini memang cerah, terlampau cerah malah, sehingga membuat suhu udara lebih panas dari biasanya di pukul sepuluh pagi ini.

Di saat orang-orang mengenakan pakaian sedikit terbuka dengan bahan tipis, aku malah mengenakan kaos lengan panjang dengan kerah turtle neck ditambah jaket parka yang  terkancing semua.

Rambut kubiarkan tergerai sampai ke depan dada. Risih? aku merasa lebih nyaman begini. Tertutup. Tanpa harus orang melihat sesuatu yang belum hilang selama tiga hari ini.

Tanganku memang lincah menari diatas keyboard laptop, tugas harus selesai kukerjakan dalam kurun waktu sampai lusa, mengingat ini adalah salah satu syarat untuk bisa ikut serta di ujian minggu depan. Tapi isi kepalaku melayang entah kemana.

Ocehan Ryu pun tidak sampai ke dalam telinga, seperti mengabur tidak bisa kutangkap dengan jelas.

Semenjak malam itu, hidupku, hingga perasaanku pun sepertinya telah berubah. Seperti pecahan kaca yang berserakan dan menjauh, tidak lagi bisa utuh.

Peristiwa itu, selalu menjadi mimpi burukku sampai detik ini. Membuat kekecewaan yang kurasakan sudah berada di stadium kronis. Hingga hatiku dan perasaanku, kini tengah diambang kritis.

*****

"Yes, I hate you, too. Dan akan saya buktikan padamu malam ini seberapa besar saya membencimu, Jihan"

Aku hanya bisa mematung, memandang ngeri saat pria itu bergerak membuka kancing kemejanya satu per satu, memperlihatkan dada bidang nya.

Fated For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang