Tidak Ada Kita

6.5K 466 79
                                    


Semakin kamu menyangkal, semakin dia ada.
Semakin kamu lupakan, semakin dia bertahan.
Semakin kamu ingin dia lenyap, semakin dia menetap.

Tapi ketika kamu ikhlas, menerima dan mengijinkan emosi itu hadir, pada saat itu dia akan mereda.

-Paradoks Emosi-

.
.
.
.
.

JAY POV

"Bila nanti Ibu sudah siuman, ada baiknya kita segera  memberitahukan kalau pertunangan kita, dipercepat akhir minggu ini" kata Arya dengan sangat enteng.

Dan aku hanya bisa melongo seperti orang bodoh. Dia kenapa? aku khawatir mungkin kepalanya terbentur sesuatu.

Pikiranku pun mendadak buntu.

"Kalau memungkinkan, dan kalau Ibu setuju, beberapa bulan kedepan pernikahan pun bisa kita laksanakan" lanjutnya tanpa beban.

Tunggu? ini yang sedang berbicara Arya kan? si pria dingin, bengis yang mungkin tercipta tanpa hati.

Dia bilang apa?

Seolah mengerti apa yang ada di dalam pikiranku, Arya mengucapkan kembali kata kunci dari kalimat yang membuatku benar-benar bingung sekaligus terkejut.

"Jihan, mungkin memang sebaiknya pertunangan dan pernikahan kita segerakan, demi Ibu" ucapnya gamblang tanpa beban.

Demi Ibu? Heck!

"What is wrong with you!" tanpa sadar, aku membentaknya dengan keras. Membuat beberapa suster jaga menoleh sambil memberikan tatapan peringatan untuk tidak mengganggu kenyamanan pasien lain.

Aku, mau tidak mau mendekat mengikis jarak pada sosok arca langka di hadapanku, mencoba sebisa mungkin menahan amarah untuk tidak mencabik-cabiknya di tempat umum.

"Perlu aku gali ingatan kamu tentang malam itu, Arya? bukan hanya pelecehan yang aku dapat, tapi juga perasaan kamu dan aku kini sudah sama!" desisku di depan wajahnya.

"Tidak ada cinta, tidak ada kita, yang tersisa hanya kebencian bukan begitu Tuan Maha Benar?" tekanku lagi di depan wajahnya yang menampakkan raut penyesalan.

Sebentar, penyesalan? manusia dingin ini sedang menyesal? mungkin mataku butuh diperiksa!

Sebelum Arya menyanggah, aku kembali menyela mulut sialannya itu.

"Kamu gak perlu repot-repot untuk mengadakan pernikahan, karena aku pastikan pertunangan pun gak akan pernah terjadi"

Mengambil jeda sebentar aku kembali berkata, "Karena aku sudah memutuskan untuk berhenti sampai disini, dan kamu tahu itu artinya apa?" aku menampilkan senyum sinis lalu tertawa kering "Owh yeay! Congratulation you are free now"

Fated For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang