DUA BELAS : Where Are You?

806 95 4
                                    

Arthur membuka pintu apartemennya. Menemukan Juan berdiri di sana dengan penampilan yang berantakan. Pria itu tampak kacau.

"Ayo masuk."

Juan menurut. Masuk dan duduk di kursi Arthur, menunggu laki-laki itu datang membawakan kaleng beer dan cola untuknya.

"Cola atau beer?"

Juan melirik dua kaleng tersebut, lalu meraih cola dengan tegas, "Aku nggak ngerti konsep orang yang udah pusing sama kehidupannya, tapi malah minum alkohol. Itu bikin mereka tambah sakit, nggak mengurangi pusingnya sama sekali."

Arthur masih diam di tempat duduknya.

"Asa kabur, Asa marah banget sama aku, Thur." Lalu tersenyum getir, "Udah nggak akan ada kesempatan lagi buat aku."

"Udah coba telepon Asa?"

"Udah. Ponselnya mati. Asa nggak bisa dihubungi sama sekali." Juan menegak cola itu dengan rakus dan buru-buru, "Aku lihat Asa pergi sama Jaden. Dan tadi aku gagal ngejar mereka."

"Dan Pak Juan akan menyerah gitu aja?"

"Aku nggak punya pilihan."

"Pihan Pak Juan di depan mata. Setelah pengorbanan selama dua tahun, apa Pak Juan bakal lepas Asa?"

Juan menggeleng, "Bukan aku yang Asa mau."

"Gimana kalau ternyata Asa sukanya Pak Juan? Gimana kalau ternyata Asa nunggu Pak Juan kejar? Gimana kalau Asa butuh bukti lebih untuk meyakinkan diri kembali sama Pak Juan."

Juan terdiam. Meremas kaleng colanya dengan tidak sadar, sampai tidak berbentuk lagi.

Tapi cinta itu bukan tentang dikejar. Kepercayaan Asa hilang, dan kesempatan Juan habis.

"Kak Juan mau pergi jauh ya?"

"Iya. Asa jaga diri baik-baik ya. Kalau ada apa-apa, bilang sama Kak David. Jangan jadi cewek yang penakut. Kalau butuh bantuan buat belajar dan berantem, cari aja Kak Jaden. Kalau butuh sesuatu yang berbau musik dan dance, Damian juga jago."

"Nanti balik lagi nggak, Kak?"

Juan menganggukkan kepala, "Pasti balik."

"Asa di sini banyak yang jagain. Tapi Kak Juan pasti bakal kesepian." Asa menyerahkan gantungan kunci berbentuk anjing pada Juan, "Ini Romy. Romy bakal jaga Kak Juan. Kak Juan juga jangan takut sendirian di sana. Kita harus ketemu lagi kapan-kapan."

Juan terkekeh, menerima gantungan kunci berbentuk anjing dari Asa dan berlutut. Mensejajarkan tubuhnya dengan Asa, "Peluk dulu, sini!"

Utopia Vodca (re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang