SEMBILAN : Disappointed

682 88 8
                                    

Don't look back on this road, there's no place to go back, Jikjin!

-TREASURE - HERE I STAND-

"Sa?"

Asa membuka selimut, menemukan Daniel yang sedang mengintipnya dari pintu kamar. "Hah?"

"Kakak mau ke supermarket. Ikut nggak?"

Asa mengerjapkan mata, lalu kembali menutup wajah dengan selimutnya.

"Males, Kak..."

"Kamu belum makan dari tadi. Nanti Kakak traktir deh..."

"Kan Kak Daniel bisa sendiri. Asa titip susu coklat aja sama roti. Mager banget deh, sumpah."

Daniel membuka selimut Asa lagi, membuat Asa pening karena cahaya lampu kamar yang menyorotnya langsung. Daniel juga bingung, dulu Asa anak ekstrovert yang harus keluar rumah untuk sekedar pacaran dengan Damian atau balapan. Tapi, tiga hari mengurung diri di kamar, sekarang seperti dunia Asa.

"Mau jalan sendiri apa Kakak seret? Kakak maksa nih. Kelamaan Kakak tinggal ke Prancis dan main sama David, kamu jadi ketularan mager."

"Namanya juga adeknya, wajar Asa mager."

"Seret ya?" Ancam Daniel.

"Gendong aja kalau kuaㅡ"

"Kak!!!" Asa menjerit ketakutan ketika Daniel menggendongnya tiba-tiba. "HAHAHAHAHA... TURUNIN ASA! HAHHAHA... ASA BISA JALAN SENDIRI!"

"GAK, GAK... KELAMAAN!" Daniel menolak, membawa Asa buru-buru keluar sebelum kekuatannya habis.

"GELI TAU, KAK! TURUNIN ASA CEPET! HAHAHAHA..." Asa mendorong tubuh Daniel, berusaha loncat dari gendongan kakaknya. "Asa mau ganti celana dulu, kependekan ini."

Daniel baru menyadari itu. Padahal cuma di atas lutut, tetapi Asa memang selalu menggunakan celana panjang saat keluar rumah. Jadi mungkin dia akan merasa tidak nyaman jika keluar dengan celana itu.

"Ya udah. Kakak tunggu di parkiran." Daniel mengerlingkan mata, "Pinjem motor kamu, ya?"

"Ooh... Ada maunya ternyata." Asa melirik Daniel sedikit sinis.

"Hehe."

.

Daniel mengikuti Asa yang memilih beberapa makanan dan kebutuhan lain untuk dimasukkan ke dalam keranjang belanja.

"Kakak bawa uang berapa?"

"Kenapa?"

Asa menunjuk salah satu snack yang memiliki banyak varian rasa, "Pengen beli itu, semua rasa."

Daniel terkekeh melihat tingkah Asa. Dia memang sudah dewasa, tetap tetap saja akan menjadi bayi Daniel seumur hidup. "Ya udah, ambil aja semuanya. Kakak bawa uang lebih kok."

Asa tersenyum manis, "Dua rasa aja deh, Kak."

"Semua rasa juga nggak apa-apa." Daniel mengambil rasa lain yang belum Asa ambil, "Nanti kalau ada yang nggak kamu suka, Kak Daniel sama David siap nampung."

Utopia Vodca (re-write)Where stories live. Discover now