Chapter 6

1.5K 223 16
                                    

Hoseok menatap layar laptop yang tepat berada di depannya. Sesekali menatap arlojinya berharap pekerjaan yang di kerjakannya akan cepat selesai sebelum jam makan malam.

Setelah di rasa semua selesai Hoseok segera berkemas untuk pulang. Dia tak ingin Namjoon menunggu lama.

Hoseok berjalan di tengah dinginnya angin malam yang menusuk. Sebenarnya dia biasa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil. Tapi sialnya mobilnya harus berakhir di bengkel karena mogok. Di tambah lagi dia hanya di baluti kemeja kerja tanpa kain tebal sebagai penghangat.

Hoseok dengan langkah cepat berjalan menuju halte. Dia hanya tidak ingin ketinggalan bus terakhir.

Hoseok berdiri di halte sembari mengedarkan pandangan mencari keberadaan bus terakhir tapi nihil. Tidak ada kendaraan yang melewatinya sedari tadi.

Hoseok meringis kala merasakan sakit di dalam dadanya. Tanpa dia sadari sebuah mobil hitam tengah berhenti tepat di depannya.

Pandangan Hoseok mengabur tepat di saat seseorang tengah turun dari mobil. Hoseok tak dapat melihatnya dengan jelas.

"Hyung!!"

Yang dia dengar hanya sebuah panggilan yang di ucapkan pemuda itu. Dan pada akhirnya semua terasa gelap.

******

"Bagaimana keadaannya hyung?" Tanya seorang pemuda yang membawa Hoseok.

"Tae-ah hyung akan jelaskan setelah dia sadar nanti." Ucap yang lebih tua. Yang tidak lain adalah Seokjin. Teman Namjoon. Seokjin adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam.

"Apa kita harus mengabari Namjoon hyung?" Tanya Tae, dia sungguh khawatir saat menemukan Hoseok jatuh pingsan. Awalnya dia ingin menawarkan bantuan mengantarnya pulang karena mengingat ini sudah malam.

"Itu tidak perlu. Lagi pula ini sudah malam. Kita akan menghubunginya besok setelah Hoseok sadar." Ucap Seokjin, yang di balas anggukan kecil dari Taehyung.

"Kau pergilah tidur. Hyung akan menjaga Hoseok di sini."

Taehyung menurut. Dia segera pergi meninggalkan Seokjin dan Hoseok di kamar apartemen.

Seokjin menatap sendu Hoseok yang tengah terbaring nyaman di tempat tidurnya.

"Luka kecil memang akan sembuh seiring berjalannya waktu. Tapi jika itu luka dalam, Aku tidak menjamin kau dapat bertahan menghadapinya."

Seokjin berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Tapi bertahanlah aku tau kau mempunyai kelebihan dalam menyinari jiwa seseorang. Terlihat jelas dari senyummu bukan. Bertahanlah kami akan membantumu."

******

Namjoon sedari tadi tak hentinya menatap pintu apartemen berharap seseorang yang tengah di tunggunya segera datang.

Masa bodoh..

Namjoon berjalan menuju kamar sembari tak lupa mematikan televisi yang sedari tadi di tontonnya.

Setelah sampai di kamar Namjoon membanting tubuhnya pada kize putih miliknya sembari menatap langit-langit atap kamarnya.

Tubuhnya tak henti bergerak ke kanan dan kiri. Dia ingin tidur tapi matanya seakan tak mengijinkan untuk terlelap.

Namjoon bedengus mengingat hyungnya yang nampak belum pulang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Namjoon menatap benda persegi panjang yang tergeletak di sampingnya.

"Kenapa tidak ada notifikasi satupun dari hyung? Apa aku harus menelponnya hanya untuk memastikan dia baik-baik saja?"

Namjoon ragu. Tapi dia khawatir pada hyungnya. Yang Namjoon tau Hoseok selalu menghubunginya jika pulang terlambat atau bahkan menginap di kantor. Tapi tidak untuk saat ini.

'Gomawo Hyung' [Namseok]Where stories live. Discover now