Chapter 8

1.3K 208 11
                                    

Dinginnya angin malam tak membuat seorang pemuda pergi dari tempat dia duduk seharian ini.

Entah sudah berapa kali pemuda itu menghela nafas karena bingung harus kemana atau memang dia masih menggunakan kemeja kerja berbekas kemarin.

Hoseok menatap nanar lampu jalanan yang tampak menyala kemudian mati dan begitu seterusnya.

Lapar...

Itu yang di rasakannya saat ini mengingat seharian dia hanya duduk di halte tapi entah kemana tujuannya. Di tambah lagi dia hanya berbekal uang yang tidak terlalu banyak.

Sungguh sial sekali bukan?

"Seok-ah apa yang kau lakukan di sini?"

Suara itu mengalihkan atensinya untuk menatap ke asal suara.

Nampak oleh Hoseok seorang pria mungil berkulit putih pucat tengah menatapnya intens kearahnya saat ini.

"Min Yoongi"

Yoongi adalah teman Seokjin dan Taehyung. Mereka justru tinggal di apartemen yang sama saat ini. Itu sebabnya Hoseok mengenal Yoongi saat Seokjin memperkenalkan.

Saat pertama kali bertemu Yoongi pria yang lebih tua darinya 1 tahun, Hoseok sudah menilai sosok Yoongi.

Dingin..

Satu kata yang terlintas di benaknya.

"Apa yang kau lakukan malam-malam di sini?" Tanyanya datar, membuat Hoseok meneguk salivanya sendiri.

Bagaimana tidak, aura milik Yoongi di tambah nada dinginnya sungguh mendomonasi.

"Aah i-itu hyung a-aku..."

"Bicara yang jelas pabo."

"I-itu.. emm.. ada sedikit pertengkaran antara kakak beradik."

"Lalu kau pergi dari rumah?" Tanya Yoongi, yang di balas anggukan kecil dari Hoseok.

"Cih.. kekanak-kanakan sekali kau Hoseok-ssi."

"Aish kau tak mengerti hyung." Dengus Hoseok, membuat Yoongi terkekeh.

"Setelah ini kau akan ke mana?" Tanya Yoongi, yang di balas gelengan dari Hoseok.

"Aku tidak tau hyung."

Yoongi memutar kedua bola matanya malas.

"Kalau begitu untuk sementara kau bisa tinggal di apartemen kami bagaimana?"

"Ta-tapi hyung..."

"Tidak ada penolakan. Ini perintah."

Hoseok mengangguk sembari meneguk salivanya sendiri.

Hoseok berjalan mengekori Yoongi yang berada beberapa meter di depannya.

Tidak ada yang mau membuka suara sedari tadi. Yoongi yang sibuk akan pikirannya sendiri sedangkan Hoseok terlalu takut untuk membuka suara.

Dan pada akhirnya mereka sampai di apartemen mereka. Tidak mewah tapi cukup nyaman untuk di tempati.

"Aku pulang!!" Ucap Yoongi

"Aah hyung kau sudah pulang." ucap Seokjin, saat mendapati Yoongi yang berjalan ke arahnya.

Tapi tunggu...

"Hyung apa kau membawa seseorang?" Tanya Taehyung, pandangannya melebar kala mendapati sosok pria tampan yang di kenalnya.

"Hyung!!"

Taehyung berlari menghampiri Hoseok yang nampak kesulitan dengan kopernya.

"Biar ku bantu hyung. Kau duduklah terlebih dahulu." Pinta Tae, yang di balas anggukan dari Hoseok.

"Gomawo Taehyung-ie" ucap Hoseok, sembari tersenyum.

Di sinilah mereka berempat duduk di meja makan.

Katiga pria itu masih manatap Hoseok makan dengan lahapnya sembari sesekali berbicara dengan mulut yang masih penuh.

"Yak Hoseok! Kau harus makan dengan perlahan." Tutur Seokjin.

Hoseok tak menjawab, dia masih sibuk menghabiskan makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Itu sebabnya aku pergi dari apartemen." Ucap Hoseok, sebagai penutup setelah bercerita tentang pertengkarannya bersama Namjoon pagi tadi.

Ketiga pria tampan itu mengangguk tanda mengerti.

"Kau bisa tinggal di sini Hoseok-ah." Ucap Seokjin membuat mata Hoseok berbinar.

"Hyung beristirahatlah. Berhubung apartemen ini hanya ada 2 kamar, kau bisa satu kamar dengan Jin hyung." Ucap Tae, di balas anggukan setuju dari yang lain.

Hoseok tersenyum, dia sungguh bersyukur dapat bertemu orang-orang yang sangat baik padanya.

Hoseok memang tak dapat membalas kebaikan mereka. Dia hanya sanggup mengucapkan satu kata.

"Gomawo"

******

Namjoon masih bergelung di atas tempat tidur. Dia masih tak ingin beranjak dari zona nyamannya. Bahkan Namjoon menghiraukan bunyi alarm yang sedari tadi berbunyi.

"Uuh.." gumamnya.

Nampaknya dia mulai terganggu dengan suara alarm yang sedari tadi berbunyi.

Namjoon berusaha meraih benda persegi panjang itu dan mematikan alarm.

Namjoon sedikit menyipitkan matanya kala netranya bertemu sinar biru yang di hasilkan benda persegi panjang itu.

Seketika matanya melebar setelah mendapati jam di ponselnya.

Pukul 06:30

Ooh shitt...

Dia sudah melewatkan kelas pagi..

Dengan sigap Namjoon meraih handuk di lemari pakaian dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Namjoon untuk bersiap-siap.

Namjoon sudah rapi dengan style kuliahnya, rambut yang di sisir kebelakang, serta jangan lupakan kacamata yang bertengger manis di hidungnya membuatnya terlihat tampan.

Tapi masih ada yang kurang..

Namjoon lupa di mana terakhir kali dia meletakkan arlojinya.

Memang Namjoon tak luput dari sifat cerobohnya.

Namjoon mencari arlojinya di manapun tapi nihil.

Namjoon berjalan menuju ruang tamu. Berharap arloji itu akan di temukan di sana.

Tidak ada...

"Hyung apa kau melihat arlojiku?!" Ucap Namjoon.

Sepertinya dia lupa jika orang yang dia maksud sudah tak bersamanya lagi.

"Aaakhh..!!"

Namjoon mengacak rambutnya frustasi kala mengingat sesuatu. Dia bahkan membiarkan rambutnya yang semula rapi kini terlihat berantakan karena ulahnya sendiri.

Namjoon terduduk di sofa sembari menunduk. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Sepertinya Namjoon melupakan tujuan utamanya untuk cepat-cepat berangkat kuliah.

"Kenapa kau belum pulang hyung?!!"

Ucapnya sembari mengacak rambutnya frustasi untuk yang kedua kali.

Mau bagaimana pun, dia tetap hanya sendiri di sini.

Tbc

Annyeong readers^^

Mian typo bertebaran >_<

Jangan lupa vote...
Thanks^^
See yu readers^^

'Gomawo Hyung' [Namseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang