Chapter 7

1.4K 217 11
                                    

Firee o..
Firee oeo...

Namjoon membuka netranya kala pendengarannya menangkap suara alarm dari ponselnya.

Namjoon berdecak sembari berusaha meraih ponsel yang tepat di sampingnya. Ingatkan Namjoon untuk mengganti nada deringnya dengan suara yang lebih lembut.

Namjoon menatap jam di ponselnya.

Pukul 5 pagi.

Haruskah dia bersyukur atau malah sebaliknya. Coba bayangkan dia baru tertidur pukul 2 pagi dan sekarang harus bangun pukul 5 pagi.

Memang dia yang mengatur jam alarm ponselnya agar dia tak terlambat mengikuti kelas pagi yang akan di adakan satu setengah jam lagi.

Tapi dia hanya tertidur 3 jam..

Ini karena dia tak dapat tidur semalam..

Namjoon bangkit dengan malasnya sembari menyeret langkahnya menatap kearah kaca.

Lihatlah..

Mata panda, rambut acak-acakkan, dan jangan lupakan bekas garis merah yang terpampang indah di pipinya. Mungkin saat tidur pipinya mengecap pada sesuatu. Terlihat sangat menyeramkan.

Namjoon dengan malasnya menyeret langkahnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai bersiap-siap. Namjoon melangkah menuju dapur bermaksud mencari makanan yang dapat di makan.

Namjoon berdecak kala tak mendapati apapun di dalam kulkas. Dia hanya mendapati beberapa sayur dan sebotol soju di sana.

"Hyung kau tak memasak?!" Seru Namjoon, sembari berjalan menuju kamar sang hyung.

"Hyung cepatlah aku ada kelas pagi ini!!"

Tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar..

Tunggu apa?!

Apa Hoseok hyung belum pulang?

Cleck...

"Aku pulang!!"

"Yak hyung ke mana saja kau?!" Namjoon berdengus kala melihat Hoseok yang tengah berjalan melewatinya.

"Hyung ada pekerjaan yang harus hyung selasaikan Joonie-ah." Bohong Hoseok, dia hanya tak ingin membuat Namjoon khawatir.

"Lalu kenapa kau tak mengabariku terlebih dahulu. Kau tau hyung, karenamu aku tak dapat tidur semalam!"

"Kenapa?!" Ucap Hoseok, membuat Namjoon terdiam.

"Kenapa hyung harus mengabarimu?! Jawab aku Namjoon-ssi. Sejak kapan kau mengkhawatirkan hyung hem?!" Ucap Hoseok. Dia sudah cukup bersabar selama ini. Dia hanya ingin tau alasan kenapa Namjoon berubah seperti itu.

Namjoon diam. Dia sedikit tersentak mendengar nada ucapan Hoseok yang sedikit meninggi.

"Hyung sudah banyak bersabar padamu. Hyung selalu bersabar jika kau pergi malam untuk datang ke klub dan pulang dalam keadaan mabuk. Hyung juga berusaha untuk tak ambil pusing dengan sikapmu yang entah berubah sejak kapan!" Ucap Hoseok, untuk pertama kalinya dia menatap tajam manik sang adik. Manik yang selalu berbinar saat menatapnya dan entah kenapa berubah sendu.

"Sekarang hyung ingin bertanya padamu Namjoon-Ssi. Kenapa kau berubah? Apa kesalahan hyung padamu sehingga membuatmu seakan tak perduli pada hyung? JAWAB AKU NAMJOON-SSI!!"

"ITU KARENA HYUNG!! HYUNG TIDAK MENYAYANGIKU!! HYUNG HANYA KASIHAN PADAKU KAN? KARENA AKU HANYA ANAK BUANGAN SEPERTI KATA MEREKA!!"

"Lalu kau mempercayai mereka?!"

"IYA, BAHKAN HARABOJI JUGA MENGATAKAN HAL YANG SAMA!! Aku membenci hyung karena sudah memungutku. Seharusnya kau biarkan saja aku mati di sana. Aku adik yang tak berguna. Dan kau, hanya karena kau mengasihaniku kau bahkan mengorbankan kebahagiaanmu sendiri!!"

"Itu benar, hyung hanya kasihan padamu."

Namjoon yang mendengar kalimat itu keluar dari mulut hyungnya sendiri hanya bisa menggepalkan tangannya berharap dia tak memukul pria yang lebih tua itu.

"Kau sudah mendapatkan jawabannya bukan Joonie. Bahkan aku tak yakin kau masih mau dengan panggilan itu."

Hoseok menatap Namjoon tanpa ekspresi saat ini. Entah apa yang di pikirkan Hoseok hingga kata itu keluar dari mulutnya.

"Hyung akan mengemasi barang hyung untuk pergi dari hadapanmu Joonie. Kau bebas setelah ini."

Hoseok berjalan menuju kamarnya meninggalkan Namjoon yang masih tak bergeming dari tempatnya.

Hoseok membiarkan pintu kamarnya terkunci dari dalam sembari mendudukan tubuhnya lemas di depan pintu kamarnya.

Dia terus terisak sembari meremat dadanya yang terasa nyeri. Dengan segera dia berusaha untuk berdiri melangkah menuju lemari pakaian untuk mengambil obat yang biasa di minumnya untuk menahan rasa sakit di dadanya.

Hoseok meneguk habis obat itu lalu membuang botolnya asal entah kemana.

Setelah merasa lebih baik, Hoseok segera mengambil beberapa pakaian untuk di bawanya pergi entah ke mana. Yang pasti dia tak ingin merepotkan Namjoon dan membuat Namjoon tak nyaman jika dia terus di sini.

Setelah semua di rasa siap, Hoseok segera turun dengan membawa satu tas koper yang berisikan semua pakaiannya.

Mata Hoseok bertemu pandang dengan Namjoon yang tampak belum juga berangkat untuk kelas paginya.

Masa bodoh dia sudah terlambat sekarang.

Hoseok sedikit menaikkan sudut bibirnya berusaha untuk bersikap baik-baik saja.

"Hyung akan pergi dari sini. Smoga kau baik-baik saja Namjoon-ie. Tapi kau tak perlu khawatir. Hyung akan menjagamu dari jauh sesuai janji kita."

Sesak dalam hati Namjoon saat melihat senyun hyungnya. ingin sekali Namjoon berkata :

"Hyung jangan pergi. Joonie menyayangi hyung-ie. Biar Joonie saja yang pergi."

Tapi itu hanya bisa di katakan Namjoon dari hati saja. Mengingat Hoseok yang mengatakannya sendiri kalau dia hanya mengasihani Namjoon selama ini.

Namjoon tak mengubris apa yang di katakan Hoseok. Dia hanya menatap Hoseok dengan wajah datar hingga Hoseok menghilang di balik pintu apartemen.

Namjoon berlari menuju jendela untuk menatap Hoseok yang tampak berjalan menyeret koper yang di bawanya.

Entah sadar atau tidaknya setetes air mata secara bersamaan turun perlahan di pipi Namjoon dan juga Hoseok.

"Hyung akan kembali. Dia tidak akan pergi lama. Lebih baik aku tidak perlu memperdulihkannya."-Namjoon.

"Maafkan hyung yang tak menepati janji kita untuk selalu bersamamu."-Hoseok

Tbc

Annyeong readers^^

Huu gimana chapternya...
Author ngetiknya gk kuat T_T

Mian typo bertebaran >_<

Voment^^

'Gomawo Hyung' [Namseok]Where stories live. Discover now