Chapter 9

1.3K 208 11
                                    

Seorang pria tak hentinya tersenyum menatap punggung yang tengah berkutik pada dapur.

Padahal dia ingin membangunkan Seokjin untuk memasak. Tapi nyatanya seseorang telah mendahuluinya.

Sebut saja pemilik punggung itu adalah Kim Hoseok sosok yang sedari tadi di pantau oleh Taehyung dari jauh.

Taehyung tersenyum kala mendapati Hoseok yang tampak bingung mencari sesuatu. Tae yang merasa kasian terpaksa keluar dari persembunyiannya.

"Hyung" panggil Tae.

Hoseok mendongak mengalihkan atensinya pada pria pemilik senyum kotak itu.

"Ada apa Tae?"

"Apa yang kau cari hyung?"

"Aah itu hyung ingin mencari panci tapi hyung tidak tau di mana."

Tae mengangguk sebagai jawaban. Dengan sigap Tae mulai mengambil panci warna pink di dalam lemari tempatnya menyimpan makanan.

"Ini hyung." Ucap Tae, sembari memberikan panci itu pada Hoseok.

"Gomawo Tae-ah." Ucap Hoseok, sembari tersenyum.

"Ingat kau harus hati-hati dengan benda keramat itu."

Hoseok menaikkan sebelah alisnya heran.

"Apa maksudmu Tae-ah?"

"Yak kau tak tau hyung?" Ucap Tae, yang di balas gelengan polos dari Hoseok.

"Panci itu milik Jin hyung. Jika kau membuatnya lecet maka Jin hyung akan jamin panji itu akan melayang ke arahmu." Kekeh Tae tak berdosa.

Pluk...

"Jaga ucapanmu bocah. Apa kau mau tidak hanya panciku tapi piring pink milikku akan melayang kearahmu." Ucap Seokjin yang tiba entah dari mana.

Tae diam. Entah kenapa dia merasa aura negatif di sekitar sini ditambah kepalanya sakit akibat pukulan dari Seokjin.

Tae meneguk salivanya sendiri kala bertemu netra tajam milik Seokjin tentunya. Sedangkan Hoseok, dia berusaha untuk tidak tertawa saat ini.

"Aah selamat pagi hyung-ie." Sapa Tae pada Seokjin. Bermaksud mengalihkan suasana.

Seokjin tak menjawab pandangannya kini teralih pada Hoseok yang sedari tadi memperhatikan mereka. Tae yang merasa tidak di perdulihkan langsung mempoutkan bibirnya kesal.

"Hoseok apa yang kau lakukan?"

"Emm aku ingin memasak sesuatu untuk kalian."

"Seharusnya kau tak perlu melakukan itu."

"Ani Jin-ah aku hanya ingin membantu sedikit untuk kalian. Sudah seminggu aku tinggal di sini tapi aku belum membantu sama sekali. Ijinkan aku setidaknya memasak untuk kalian."

"Tapi Hoseok-ah kau sedang sakit." Ucap Seokjin, dia sungguh khawatir akan keadaan Hoseok mengingat Hoseok sudah tidak mengkonsumsi obatnya selama seminggu di sini.

"Ani aku baik-baik saja."

"Baiklah kalau begitu Tae kau bantu Hoseok memasak dulu. Aku akan membangunkan Yoongi." Ucap Seokjin, yang di balas anggukan dari Tae.

Seokjin pergi dari tempat itu meninggalkan Hoseok dan Tae yang sama-sama berkutik pada dapur toh Tae juga bisa memasak, jadi Seokjin tak perlu khawatir akan kerusakan dapurnya bukan.

"Hyung apa yang bisa aku bantu?"

"Kau cukup memotong sayuran dan juga daging saja. Sisanya serahkan pada hyung." Tae mengangguk sembari meraih pisau dan daging yang tepat tak jauh darinya.

Taehyung tampak fokus memotong sayuran. Ia cukup lihai dalam hal memotong dan Hoseok tau itu.

Entah kenapa dada Hoseok kembali terasa sesak dan nyeri seakan oksigen di muka bumi ini tak cukup untuk bernafas.

Tae yang melihatnya pun panik. Bagaimana tidak Hoseok tengah meremat dadanya sembari meringis dalam diam.

"Hyung apa yang terjadi padamu? JIN HYUNG! YOONGI HYUNG CEPAT KEMARI!!"

Mendengar teriakan sang adik, kedua pria itu bergegas untuk menghampiri Tae yang masih berada di dapur.

"Astaga HOSEOK!! CEPAT BAWA DIA KERUMAH SAKIT. JANGAN SAMPAI TERLAMBAT!!"

Dengan sigap Yoongi dan Tae menuntun Hoseok yang tampak masih kesakitan sedangkan Seokjin dia masih mengambil ali mobil miliknya.

Mobil Seokjin melaju dengan kecepatan di atas rata-rata membela jalanan kota seoul yang sudah mulai padat akan kendaraan yang berlalu lalang.

Untung saja rumah sakit yang di tujuh tidak terlalu jauh jadi tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka sampai.

Di sinilah mereka bertiga. Di depan ruangan ICU.

Kedua pria itu masih menunggu Seokjin keluar dari sana. Berharap akan mendengar berita baik mengenai keadaan Hoseok saat ini.

Tae mendongak kala menatap pintu ICU terbuka menampakkan Seokjin dengan style jas dokternya.

"Bagaimana keadaannya hyung?" Tanya yang lebih mudah.

"Keadaan Hoseok baik-baik saja. Untung saja kita membawanya tepat waktu. Hanya saja dia sudah lama tidak mengkonsumsi obatnya mengingat sudah seminggu dia tinggal bersama kita. Jadi kalian berdua tidak perlu khawatir."

Tae dan Yoongi mulai bisa bernafas lega saat ini.

"Tapi." Seokjin tampak berpikir sejenak. Membuat atensi kedua pria terus menatapnya.

"Kami akan melakukan operasi bypass untuk Hoseok mengingat penyakitnya semakin memburuk. Jadi akan sangat tidak baik juga jika Hoseok terus mengkonsumsi aspirin setiap harinya. Jadi kami memutuskan untuk melakukan operasi dengan segera." Jelas Seokjin, yang di balas anggukan setuju dari kedua pria itu.

"Lalu hyung, kapan operasi itu akan di lakukan?"

"2 minggu lagi. Dan selama itu Hoseok akan menginap di sini."

"Seokjin-ah apa kami bisa menemuinya?"

"Nde kalian masuklah."

ketiga pria tampan tersebut menatap iba seseorang yang tengah berbaring lemah di sana.

"Hyung kau harus kuat. Percayalah aku akan selalu bersamamu sampai kapan pun."

Tae menggenggam tangan Hoseok bermaksud memberinya kehangatan. Di ikuti oleh kedua pria yang berada tepat di sampingnya.

"Kenapa hanya Tae? Kami juga ingin. Kami akan selalu bersamamu." Ucap Seokjin, yang balas anggukan antisias dari yang lain.

Ketiga pria tersebut masih setia menggenggam tangan milik Hoseok seakan tak ingin melepasnya.

"Kuatlah Hoseok. Tunjukkan senyuman mataharimu itu untuk kami."

Entah mereka sadar atau tidaknya setetes air mata keluar dari sudut mata Hoseok.

Tbc

Annyeong readers^^

Mian typo bertebaran T_T
Voment jika suka^^

See yu :^*

'Gomawo Hyung' [Namseok]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu