lilin

2.2K 268 5
                                    

Dari kejauhan tampak seorang gadis dengan tumpukan buku tebal berjalan tidak teratur disepanjang lorong sekolah siapa lagi kalau bukan Zura. Keinginan pulang cepat setelah bel sekolah  kandas begitu saja.

"Menyebalkan!" umpatnya setelah tiba didepan pintu perpustakaan lalu membawa buku-buku itu kedalam dan meletakannya diatas meja.

Zura melirik sekilas jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya angka angka kecil itu sudah menunjukan pukul 16:45 sore, Ayahnya sudah janji akan menjemputnya. Zura memilih segera meninggalkan perpustakaan namun sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu aroma aneh menelusup indra penciumannya.

Ketika umurnya beranjak 10 tahun Zura pernah pingsan saat menghirup aroma lilin yang selalu dia jumpai ditempat-tempat tertentu contohnya seperti dikuil sepanjang malam para biksu-biksu itu menghidupkan lilin untuk menghormati para roh yang sudah meninggal termasuk orang tuanya hampir tiap malam mereka juga mengunjungi kuil  tapi Zura berusaha untuk menghindari kebiasaan aneh orang tuanya.

Pikiran aneh terbesit diotaknya,apa ada biksu disekolah ini? Begitulah pikirnya tapi tentu itu tidak benar bagaimana mungkin ada orang-orang botak itu. Pasokan udara yang dihirup Zura terasa mengurang,tubuh gadis itu kehilangan energi dan hanya bertumpu pada kursi didepannya.

"Hukhukhuk—tolong siapa saja matikan lilin itu!" suara Zura perlahan memelan,organ tubuhnya seperti tidak berfungsi lagi.
Sebelum hidupnya berakhir karena siksaan lilin misterius itu ia segera melarikan diri keluar dari perpuskataan sampai aroma lilin itu hilang.

"Benar-benar menyiksa,siapa yang berani menghidupkan lilin itu lagi!" ujarnya kesal setelah itu berjalan keluar dari area sekolah. Dari kejauhan ayahnya melambaikan tangan mengisyaratkan untuk Zura segera masuk kemobil,dengan sedikit berlari dia menghampiri ayahnya.

"Kenapa lama sekali?" tanya Ayah kahwatir,sebab sejak tiba disekolah tadi semua murid sudah berhamburan pulang kerumah sampai sekolah sepi.

"Aku ada urusan mendadak sebentar dengan guru ku. " jawab Zura sedikit tersenyum,ayah membalas dengan tersenyuman juga sampai akhirnya membukakan pintu mobil untuk Zura.

Setelah mendaratkan bokongnya dijok belakang, Zura dibuat kaget kala seorang anak laki-laki duduk disamping kursi kemudi dengan berbalut hoodie putih sedang mendengarkan musik dengan earphonenya. Setelah ayahnya masuk kedalam mobil Zura sudah memikirkan segala pertanyaan yang akan dia tanyakan dengan ayahnya.

"Ayah!" panggilnya dengan intonasi tinggi, tuan Chane tersenyum simpul kearah putrinya itu.

"Ayah tau kau akan terkejut dengan ini semua,tapi simpan pertanyaan mu hingga tiba dirumah." ujar ayahnya memperingatkan lalu menjalankan mobil meninggalkan sekolah sedangkan Zura menatap luar jendela mobil dengan wajah kesal.

🍂🍂🍂

    Zura menghampiri ayahnya dengan tidak sabaran setelah usai menganti seragam dengan pakaian rumahan. Anak laki-laki yang tampak seumuran dengan Zura tidak begitu menghiraukan kehadiran gadis itu.

"Ayah siapa dia?" tanya Zura memulai dengan bersedekap. Ayah tersenyum miring kearah anak laki-laki disampingnya lalu kembali menatap Zura.

"Dia Huang Renjun calon tunangan-mu. " jawabnya ,Zura merasa dia dipermainkan oleh ayahnya sendiri dia menatap tidak percaya pada pria berkepala Tiga yang menyandang status ayah baginya.

"Ayah aku tidak ingin main-main! " jawab Zura serius lalu menegakan tubuhnya dan melempar tatapan mengintimidasi kearah anak laki-laki yang bernama Renjun itu,dia tidak terkejut sama sekali ataupun ikut protes seperti Zura dia terlihat biasa biasa saja.

"Ayahmu tidak main-main Zura." sela Ibu-nya yang baru saja keluar dari dapur dengan nampan berisi beberapa gelas teh hangat. Zura memalingkan wajahnya tambah kesal lagi setelah ucapan ibunya menyakinkan kalau Renjun iti benar- benar calon tunangannya.

"Kenapa aku tidak tau ?" tanya Zura "Dan kenapa tidak ada yang memberitahukan ini pada ku?" Sambungnya lagi , Tuan Chane dan istrinya menatap Renjun mengisyaratkan untuk dia membawa Zura pergi sekedar menenangkannya.

"Ayo ikut aku! " Renjun menarik pelan Zura keluar dari rumah membawanya untuk berjalan jalan sebentar kedanau yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Zura.

"Lepaskan aku,kenapa kau membawa aku kesini?" tanya Zura kesal,Renjun tidak menjawab sama sekali pertanyaan Zura justru dia menarik salah satu perahu sewaan yang sengaja diikatkan pada ujung besi ditepi danau setelah itu menaikinya.

"Cepat naik!" perintah Renjun gadis didepannya itu menghela nafas kasar tapi tetap menurut. Renjun mendayung perahu itu hingga ketengah danau lalu menerawang keatas langit yang mulai tampak Bintang disana.

"Cepat lihat keatas! " suruh Renjun lagi, Zura hanya mengikuti tapi  baginya itu pemandangan indah berada diatas perahu ditengah danau itu menyenangkan.

"Kau tau semua bintang itu selalu berkumpul dilangit yang sama tepat didanau ini kau bisa melihat itu semua. " ujar renjun tanpa mengalihkan pandangannya dari muka langit, Zura mengganguk membenarkan lalu tersenyum.

"Jadi tujuan mu membawa aku kesini apa?" tanya Zura mengalihkan atensinya sekilas kearah Renjun.

"Untuk tau kalau ada orang beruntung yang berada dilangit itu,sebanyak apapun bintang disana tapi baginya diantara bintang itu ada yang paling beruntung. " jawab renjun dengan senyum tipis mendadak kupu-kupu di dalam perut Zura berterbangan gadis itu menyembunyikan euforia nya.

🍂🍂🍂

"Jadi kau sudah lama tau kalau kita dijodohkan?" tanya Zura setelah mereka kembali kedarat,Renjun hanya mengganguk sebagai jawaban.

"Tetap ingin jadi tunangan ku?" tanya renjun dengan sedikit tertawa kecil.

"Akan ku pikirkan. " jawab Zura sembari mengibaskan tangannya diudara lalu segera berjalan meninggalkan Renjun yang hanya menggeleng dan tersenyum tanpa arti percuma menjelaskan pada orang seperti Zura kalau dia tidak pernah peka.

[bersambung]

Note: hati-hati pusing hehe. Ingat ya ini masa lalu yg ngungkapin beberapa kejadian janggal di book aku yg Ghost Love dn aku bakal bikin moment renzu yang renjun nya hidup disini ya. Happy reading

Ghost Light  |HRenjun ✔Where stories live. Discover now