blue eyes

2K 235 3
                                    

Zura menapaki kakinya dikedai ice cream sehabis pulang sekolah disana dia bisa meluangkan sedikit waktu untuk sekedar duduk bersantai. Pelayan kasir memyambut hangat kedatangan Zura yang melihat lihat menu ice cream yang cocok untuk dinikmati.

"Aku ingin ice cream rasa tiramisu. " ujar Zura setelah cukup lama memilih,pelayan kasir itu memintanya untuk menunggu sejenak setelah itu berlalu pergi.

Zura duduk dimeja yang tidak jauh dari jalanan kota hanya saja berbatasan dengan dinding kaca yang bisa melihat aktifitas diluar kedai yang cukup menghibur dirinya.

Zura meraih tasnya untuk mengambil ponsel tapi benda tipis itu tidak berada disana sampai sesuatu mengingatkannya kalau ponsel itu ia tinggalkan didalam loker sekolah,tak lama pesanan datang Zura memilih untuk duduk sebentar menikmati ice creamnya.

Setelah membayar pada kasir, Zura keluar dari kedai Ice cream lalu bergegas kesekolah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal, karena jarak sekolah tidak terlalu jauh jadi hanya memakan waktu 10 menit Zura sudah tiba disekolah.

Tempat itu sudah tampak semakin gelap karena jam sudah menunjukan pukul enam sore,biasanya ekstrakulikuler piano akan beraktifitas dijam tujuh malam jadi gerbang akan selalu terbuka entahlah Zura juga tidak tau apa tujuan sekolah mengadakan eksra tambahan dijam malam.

Zura sudah berada didepan lokernya hendak menggambil kunci dari dalam tas,tapi setelah diputar ternyata loker tidak dikunci. Perasaan kahwatir menghantui dirinya takut bila ponsel itu hilang diambil orang lain tapi Zura lega setelah dibuka ternyata ponselnya masih berada disana.

Tidak ingin berlama lama,Zura meninggalkan lorong sepi yang hanya ada dirinya dan bunyi langkah sepatu yang bergesekan dilantai kabin sekolah. Tepat saat menuruni anak tangga Zura tidak sengaja menabrak seseorang yang diyakininya itu adalah murid laki laki yang berseragam sama denganya,beberapa detik mereka saling bertatapan tapi ada kilatan cahaya biru dari pupil mata laki-laki itu membuat Zura memalingkan wajah dan berkedip beberapa kali kalau dia tidak salah lihat.

Tanpa disadari oleh dirinya laki laki itu sudah pergi dan berjalan menuju lorong yang mengarah ketempat pelatihan esktra piano. Mungkin dia adalah salah satu dari anggota ekstrakulikuler piano,pikirnya lalu kembali melangkah pergi.

Drett..

Ditengah perjalanan menuju gerbang ponselnya tiba tiba bergetar Zura menebak kalau yang menghubunggi-nya pasti ibu atau ayahnya dan seperti dugaannya ayahnya benar-benar menelpon.

'Ayah aku akan segera pulang ' ucapnya tanpa berbasa basi tapi bukan suara ayahnya yang terdengar justru suara anak laki-laki.

'Kau ada dimana? Aku sudah berada didepan sekolah sekarang' jawab laki laki itu tampak kesal, Zura mendengus kenapa ponsel ayahnya berada pada Renjun cowok yang beberapa hari lalu sah menjadi tunangannya.

'Iya-iya aku akan kesana sekarang ' Zura mematikan sambungan telepon secara sepihak lalu berlari menuju sebuah mobil yang terpakir tidak jauh dari gerbang sekolah.

Zura mengetuk kaca mobil,membuat Renjun menoleh dan langsung keluar dari dalam mobil, laki-laki itu menunjuk jam diponsel yang Zura tau itu milik ayahnya,dia tau kalau jam pulang sekolah sudah berlalu tapi dia datang kesekolah juga ada keperluan yang mendesak.

"Aku hanya mengambil ponsel ku yang tertinggal." jawabnya sambil menggangkat ponsep miliknya didepan wajah Renjun laki laki-laki itu tanpa izin merebut ponsel Zura dan segera masuk kemobil, Zura ingin marah tapi dia sudah membuat perjanjian kalau ponselnya harus berada ditangan Renjun selama jam pulang sekolah.

Zura duduk disamping renjun yang menggambil alih kemudi dan menjalankan mobil meninggalkan area sekolah.
Tidak ada yang mencoba mencairkan suasana mencekam didalam mobil, Zura dan Renjun saling bergelut dengan pemikiran mereka masing-masing sampai mobil berhenti dilampu merah semakin menambah suasana rumit diantara mereka.

Renjun yang menyadari suasana tidak enak itu langsung meraih ponsel miliknya dari dalam tas yang diletakannya dibelakang kursi kemudi lalu menyodorkannya pada Zura. Gadis disampingnya tampak binggung terlihat dari garis kening yang mengkerut.

"Apa?" tanyanya tanpa berniat sekalipun untuk menerima ponsel itu dia juga binggung untuk apa lagi pula dia juga punya.

"Gunakan ini untuk mendengarkan musik. " jawabnya dan sekali lagi menyodorkan ponsel itu kearah Zura yang diterima oleh gadis itu.

"Gunakan ini! " Renjun kembali menyodorkan earphone pada Zura yang mulai sibuk mencari judul lagu yang tenang untuk didengarkan tanpa bertanya Zura meraih earphone itu lalu menyambungkannya pada ponsel yang ada digengamannya, bersamaan dengan musik yang didengarnya lampu hijau menyala dan mobilpun kembali melaju.

"Terimakasih." ujar Zura dengan mata terpejam,Renjun melirik sekilas kearah Zura lalu tersenyum tipis tapi tak lama ia kembali berbicara.

"Apa kau belum mengganti batrai jam tangan mu?" tanya Renjun dengan pandangan fokus kejalanan,Zura mendelik sebentar kearah renjun lalu membenarkan posisi bersandarnya menjadi duduk.

"Aku baru saja mengganti batrainya seingat ku dua hari yang lalu. " jawab Zura sambil menggingat ingat kembali, Renjun terkekeh tangan kanannya masih pada kemudi mobil sedangkan tangan kiri menggangkat pergelangan Zura lebih tepatnya jam tangan yang melingkar.

"Kau lihat,ini jam mati. " Zura ikut meneliti dan benar saja jam itu tidak bergerak sama sekali padahal saat disekolah tadi masih baik-baik saja.

Mobil berhenti disalah satu taman yang berhadapan langsung dengan danau kecil yang letaknya tidak jauh dari rumah Zura, gadis itu beralih menatap luar jendela mobil malam ini cukup ramai pengunjung.

"Kau ingin turun?" tanya Zura pada Renjun yang hendak membuka pintu mobil,dia hanya mengganguk sekilas lalu turun disusul oleh Zura,mereka hanya sekedar berkeliling mencari tempat yang cukup tenang disana.

"Biasanya tempat ini sepi kenapa malam ini begitu ramai?" gumam Zura seperti bertanya pada diri sendiri tapi Renjun masih bisa mendengar.

"Itu karena orang-orang ingin melihat satu bintang yang paling terang dan berbeda dari warna bintang yang lainnya. " jelas Renjun singkat lantas Zura mengganguk tapi cukup penasaran seperti apa bintang itu.

Zura menatap langit malam yang penuh bintang tapi ada satu yang menarik diatas sana bintang dengan cahaya warna biru,seperti apa yang Renjun katakan padanya tadi bintang itu berbeda dari yang lain.peristiwa kejadian beberapa jam lalu disekolah terekam jelas dibenak Zura,mata biru dan bintang biru,'apa ini sebuah kebetulan?' pikirnya tapi dia tidak terlalu memperumit hal itu bisa saja tadi itu hanya keraguan yang menghampirinya.

"Apa kau sering melihat bintang itu?" tunjuk Zura tepat diatas kepala mereka pertanyaannya barusan hanya ditanggapi Renjun dengan usapan pelan dirambutnya lebih pada mengacak rambut,Renjun tertawa.

"Aku sudah katakan bintang itu hanya terlihat beberapa kali saja." jawab Renjun geram Zura hanya tersenyum simpul selebihnya dia tidak bertanya lagi.

setelah merasa cukup lelah dan karena Tujuannya menjemput Zura jadi Renjun memutuskan untuk segera pulang kasihan dengan kondisi Zura yang masih berbalut seragam sekolah pasti Ayah dan Ibunya kahwatir.

⭐⭐⭐

Zura melucuti seragamnya,lalu lekas mandi dan berganti pakaian tangannya terus mengusap rambut panjangnya yang basah sampai matanya menangkap benda tipis yang masih tersambung dengan earphone,ternyata bersama Renjun semalaman ini membuat dia lupa untuk menggembalikan ponsel laki- laki itu.

Apa sebenarnya tujuan Renjun membawanya kedanau? Apa hanya sekedar melihat bintang dimalam hari dan kemana Renjun disaat siang hari berada disekolah? Pertanyaan itu bermunculan diotaknya membuat dia pusing sendiri.

Sekarang apa yang harus dia lakukan tidak mungkin bermain ponsel yang jelas-jelas bukan miliknya apa lagi yang akan Renjun lakukan selama ponselnya berada pada laki-laki itu?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bermain dipikirannya menguras tenaga otak secara sia m-sia hingga dia harus bermain logika dengan apa lagi yang akan Renjun ciptakan dalam dirinya saat ini.


[bersambung]

Seneng aja bisa nuangin rasa galau kesini.

Ghost Light  |HRenjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang