Remember

1K 163 13
                                    

      Aku meletakan kembali celembek biru yang selesai aku kenakan diatas meja dapur.Ku pikir membuatkan sarapan pagi untuk Renjun tidak masalah sesekali belajar mengurus rumah tangga.

Diatas meja sudah ada roti isi dan juga segelas susu hangat untuk Renjun,Aku memilih untuk berangkat sekolah lebih dulu dengan berjalan kaki.

"Bibi jika Renjun sudah bangun katakan kalau aku sudah berangkat sekolah," kataku pada Bibi Jang yang merupakan asisten rumah keluarga Huang.Ia mengangguk ramah lalu segera naik keatas membangunkan Renjun.

Setelah itu aku memakai sepatuku dan keluar dari rumah kebetulan aku bertemu dengan Chenle sepupu laki-laki ku,dia tampak semangat pagi ini.

"Kau ingin berangkat sekolah?" Tanyaku pada Chenle dia mengangguk antusias.

"Sepertinya kita akan berpisah diperempatan jalan sana" Tunjuknya tepat diujung jalan yang sebentar lagi akan kami lalui.

"Memangnya kau akan kemana?" tanyaku penasaran,Chenle tersenyum.

"Aku ada urusan sebentar,kau tidak perlu tau" jawabnya,aku menatapnya penuh selidik menduga yang tidak tidak dari ucapannya barusan.

Setelah tiba dipersimpangan kami akhirnya berpisah aku melambaikan tangan pada Chenle dan kembali berjalan setelah punggung milik Chenle hilang dari penggelihatanku .

Aku menjajalkan kakiku dilorong sekolah yang sepi,aku menjumpai beberapa petugas kebersihan dihalaman sekolah sedang bercengkrama dengan salah satu penjaga SMA Yishu.

Aku tidak memperhatikan jalan sehingga aku salah melangkah dan terjatuh dibawah tangga.pergelangan kaki ku terasa nyeri aku mendongkak kala seseorang mengulurkan tangan berniat ingin membantu.

Dia Wang Yuan laki-laki pemilik mata biru yang tengah tersenyum sembari mengulur tangannya,Aku meraih tangan Yuan hendak berdiri tetapi sesuatu membawaku merasakan dimensi lain yang berbeda.

Aku berada disalah satu ruangan musik tidak terlalu luas tapi sepertinya ini adalah ruangan musik disekolah yang biasa dijadikan tempat les murid.

Taklama seseorang memasuki ruangan itu,aku seperti pernah melihat sosok gadis ini kalau tidak salah dia yang menemuiku dihari pertama masuk sekolah.gadis itu menyibak tirai putih yang menutupi jendela membiarkan cahaya matahari menerangi ruangan itu dia seperti tidak melihat ku layaknya sebatas roh saja.

Perlahan jari jemarinya menekan tuts piano yang khas dengan warna hitam-putih menghasilkan sebuah nada lagu yang terdengar tidak asing ditelinga ku.

'last goodbye' itu adalah lagu favoritku sepanjang hari aku menghabiskan waktu santai dengan mendengar lagu itu.

Gadis itu menghentikan permainannya bahkan sebelum lagu itu habis,dia menatap kearah ku dengan takut.Apa dia bisa melihat ku?

Semuanya terjawab kala seorang gadis memasuki ruangan itu sembari tertawa hambar,pantas saja gadis ini ketakutan.

"Masih berani mendekatinya?" Tanya gadis yang baru saja tiba itu,aku sedikit mundur saat dia menghampiri gadis yang satu dengan tatapan menghujam.

"Yiyang,aku tidak bermaksud mendekatinya tapi_,Arghh." belum sempat gadis itu melanjutkan ucapanya gadis yang bernama Yiyang itu menarik ujung rambut milik gadis itu.

"Seulki apa kau tidak puas dengan siksaan ini? Kau sudah merebut semuanya bakat ku bahkan sekarang pacar ku"

Aku menutup mulut tidak kuasa menahan rasa takut yang menjalar.perkelahian itu berakhir dengan fatal Yiyang pergi keluar dengan amarah yang masih memuncak sedangkan gadis yang aku ketahui bernaman Seulki sudah terkulai lemas diatas kabin.

Sesuatu menusuk indra penciumanku aroma lilin itu lagi,apa harus ditempat seperti ini juga? Sesaat kemudian semuanya gelap dan kembali semula dengan suasana tempat yang berbeda.

Dordor~

Gedoran pintu membuyarkan lamunan ku sejenak,tampak diluar sedang ramai dipadati orang sepertinya ini berada diperpustakaan sekolah tapi kenapa begitu ramai?

Aku mendengar sebuah benda terjatuh menghantam lantai didekat sudut ruangan perpustakaan bersamaan dengan gedoran kuat dari luar aku ragu untuk memeriksanya tapi disaat itu juga aku membeku ditempat.

Sebuah tali menjuntai panjang bergelantungan disudut ruangan menggait pada leher seorang gadis yang sudah tidak bernyawa lagi.aku jatuh berlutut takut,kahwatir,ragu semuanya menjadi satu.

Perlahan gedoran dari luar kini berbunyi triakan saat cahaya dari luar berhasil menembus celah pintu yang terbuka aku tidak bisa melihat apapun setelah itu.

"Zura" aku terkejut kala sebuah tangan menepuk punggungku,kini aku kembali pada dimensiku masih bersama Yuan ditangga tempat aku terjatuh sayangnya aku cukup risau setelah tau apa yang baru saja terjadi.

Yuan punya rahasia besar dalam dirinya,aku berjalan menjauhinya tanpa mengucapakan terimakasih, panggilan Yuan sama sekali tidak aku perdulikan kini aku hanya perlu menghindar.

🍁🍁🍁


  Perpustakaan adalah tempat pelarian satu-satunya yang paling aman.Aku mendaratkan bokong disalah satu kursi yang berada di sudut ruangan penuh buku ini.Jantungku baru terasa normal kembali setelah kejadian ditangga tadi hilang perlahan dari benak_ku.

Tak lama sesuatu yang dingin menyentuh bahuku sangat dingin bagaikan Es batu.tanganku bergetar hebat seolah-olah tangan dingin itu menyalurkan sesuatu ditubuhku.

Aku memberanikan diri untuk menoleh,namun tiba-tiba saja cahaya dari ruang itu meredup seketika membuat seluruhnya tidak tampak pintupun tertutup rapat dengan dorongan keras dari luar,lidahku kelu untuk berucap sekalipun tidak bisa.

Sebuah cahaya menelan gelapnya tempat bersekat itu,seseorang datang dari arah rak buku yang tersusun berbaris diseluruh ruangan menampilkan cahaya dari setiap celah buku yang dilalui.

"Zura aku butuh bantuanmu" bersamaan dengan suara itu sesosok gadis muncul tidak lama kemudian,aku berteriak sekencangnya untuk menghilangkan rasa takut itu sayangnya sesuatu terjadi setelah kesadaranku perlahan hilang.

[bersambung]


Aku butuh pendapat kalian sebanyaknya
Lanjut nggaknih?
Kapal mana yang harus berlayar?
Renzu?
Rensa?
Atau Yuzu?
Silahkan commend kalau udh ada yg ikut commend aku langsung lanjut next part:')

Ghost Light  |HRenjun ✔Where stories live. Discover now