N

961 116 22
                                    


"Aku punya cukup bukti untuk melaporkanmu atas tindakan pembully-yan" ucapnya tegas,rahang tegas dan mata birunya menampakan kalau dia benar-benar marah.Namun,gadis berwajah pucat itu lantas tersenyum remeh tanpa rasa takut.

"Silahkan aku tidak takut,jika kau melaporkan aku mereka siap melenyapkanmu,aku sadar sekarang cinta ternyata membutakan aku,tapi aku juga sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksakan" gadis itu menujukan sebuah seringaian dibalik maskernya lalu menunjukan sebuah video dari ponselnya.

"Ini juga bisa membuatmu tertangkap,siapa sangka seorang mantan osis yang telah lulus masih punya akses luas didalam sekolah" Laki-laki itu tampak tenang dia memikirkan rencana terakhirnya yang sudah benar-benar matang ia rencanakan.

"Coba saja,kau akan mati duluan sebelum polisi menjemputmu kau harus membayar kematian Seulki" murkanya dan menodongkan sebuah pisau lipat,kedua pria berotot besar itu ikut menodongkan senjata tembak yang kapan saja pelurunya akan lepas menusuk kulitnya.

"Apa kau lupa aku ini seorang pembunuh senior aku sudah membunuh dua orang dengan kasus yang sama apa kau ingin jadi yang ketiga Wang Yuan?"

#

Zuchuan menggeledah meja petugas perpustakaan mencari kunci cadangan agar bisa keluar suasana semakin mencekram saat ia menyaksikan aksi saling todong senjata itu satu-satunya jalan keluar adalah memanggil polisi.

Zura menghilang tiba-tiba saat ia mengingat Renjun entah dimana dia yang pasti sekarang Zuchuan berharap Zura membantunya karena ini juga masalah Zura dan Renjun.

Hampir semua laci ia periksa yang tersisa hanya kotak kecil dibawah tumpukan buku usang itu yang tersisa berharap ia menemukan benda itu dan Tuhan mendengar doanya setelah menemukan kunci cadangan Zura berlari memeriksa jendela untuk melihat keadaan sayangnya orang-orang itu hilang tanpa suara ia kehilangan arah,putus asa dan semacamnya untuk membuka pintupun itu sangat sulit sekarang ia hanya akan menunggu takdir yang menyelamatkannya.

"Zuchuan" suara serempak itu mengagetkanya Zura dan Renjun datang bersamaan melihat kondisi pakaian Renjun yang masih mengenakan pakaian sekolah membuktikan kalau dia mati disekolah.

"Bagaimana kalian bisa bersama?" tanya Zuchuan tak mengerti.Keduanya menatap dengan tatapan serius kearah Zuchuan.

"Kami membutuhkan bantuanmu Zuchuan satu-satunya orang yang bisa melapor pada polisi adalah kau" Ujar Zura dengan sorot mata memohon dan berharap namun tetap saja Zuchuan tidak paham.

"Maksud kalian aku harus pergi kekantor polisi sekarang? Bagaimana mungkin aku melapor tanpa bukti mereka tidak akan percaya" jawab Zuchuan putu asa,mereka saling pandang.

"Wang Yuan laki-laki itu adalah pacar seorang siswi yang mati gantung diri beberapa tahun lalu dan pelakunya itu adalah Yiyang dia akan terus membunuh orang-orang yang mencoba melaporkannya dan sekarang dia mengincar Yuan" jelas Renjun

"Kau harus mencari Yuan dan meminta semua bukti itu sebelum terlambat,kau harus keluar dari sini aku dan Zura akan menunggu diatap sekolah" keduanya menghilang tanpa persetujuan Zuchuan ia binggung kemana harus mencari Yuan.

Waktu sudah menujukan pukul 11:05 malam, ia panik takut ibunya kahwatir untuk itu ia harus mengejar waktu dengan langkah lebar dan keyakinan pada diri sendiri Zuchuan membuka pintu dan segera keluar.

Ia menyusuri setiap lorong sekolah melalu pentunjuk cahaya senter entah itu milik siapa ia juga berhati-hati jika tidak maka Yiyang si penjahat itu akan melenyapkannya seperti membakar sebuah kertas usang.

Ghost Light  |HRenjun ✔Where stories live. Discover now