xi. an unexpected side

11.4K 2.8K 392
                                    

Lia baru tahu arti kerja kelompok sebenarnya.



Selama ini Lia kira seluruh tugas hanya dibebankan pada satu orang, sisanya tak perlu iku campur.



Nyatanya salah.



Gadis itu cukup terkejut ketika Siyeon, Jisung, dan Haechan ikut berpikir keras dalam mengerjakan 100 soal aljabar yang rumit.



Ya walaupun Haechan tak terlalu membantu karena dari tadi cowok itu selalu melemparkan gurauan.



Bel pulang berdering. Wanita paruh baya yang berdiri didepan kelas segera merapihkan meja serta alat tulis.



"Besok kumpulkan di meja saya jam tujuh pagi. Poin dikurangi setiap detik keterlambatan."



Ujaran protes baru terdengar ketika guru itu sudah keluar kelas.



Lia panik bukan main, mereka bahkan belum selsai setengahnya.



"Kita lanjut dirumah aja." ujar Siyeon. "Yang rumahnya mau dikorbanin siapa? Rumah gue juga gak bisa, lagi di renovasi soalnya."



Jisung menyilangkan kedua tangan didepan dada. "Rumah gua berantakan."



Lalu atensi mereka berpaling kepada Haechan. "Jangan gua sumpah, lu tau kan adek gua se-resek apa? Nanti malah disobek sobek." tukasnya cepat.



Tersisa Lia seorang.



Pandangan gadis itu jadi tak fokus, mencari objek tatap selain netra ketiga temannya.



"Rumah lo aja Li, boleh gak?"



"GAK!"



Ketiganya nampak terkejut dengan teriakan tiba-tiba yang tercetus dari bibir Lia. Baru kali ini mereka melihat Lia se-panik dan se-marah itu.



Siyeon jadi tak enak hati.



"Eh? Maaf Li, gak maksud maksa kok."



Lalu hening. Suasana mendadak canggung seketika.



"Kita kerjain cafe depan sekolah aja kalo gitu." Jisung menyarankan, yang dibalas anggukan dari tiga kepala didepannya.



Lia menghela nafas lega. Dalam hati berterimakasih pada Jisung.











Bukannya apa-apa.







Lia hanya tak yakin mereka akan menyukai tempat dimana dia tinggal....

APHRODITEWhere stories live. Discover now