14. Nevan Adero Prasetya

2.9K 189 2
                                    

-----------------------------------------------------
Warning!!Typo bertebaran oke:)
------------------------------------------------------

Lelaki itu berusaha bangkit dari tidurnya, kepalanya terasa berat, pandangannya masih sedikit kabur dan berkunang-kunang.
Entah berapa lama lelaki itu pingsan dihalte, yang pasti posisinya tidak lagi ditanah, melainkan dikursi panjang halte itu.

Usai Bagas dan Fla meninggalkannya dihalte, Nevan mengalami sakit kepala hebat. Lelaki itu bahkan sampai meraung-raung tak karuan dihalte, memegangi kepalanya, mencengkram rambutnya kuat-kuat, agar rasa sakit kepalanya itu sedikit berkurang.

Jika kalian berfikir Nevan mengindap penyakit Vertigo, kalian salah besar. Sejak ia kecil, lelaki itu memiliki riwayat gangguan identitas disosiatif atau biasa disebut mempunyai kepribadian ganda, saat ia berusia 5 tahun atau lebih tepatnya saat ibundanya meninggal.

Saat itu ayah Nevan sangat terpukul, ia tidak terima akan kenyataan pahit yang ia alami. Perusahaan yang ia dirikan susah payah harus hancur begitu saja, ditambah lagi isrinya yang harus pergi selamanya dari hidupnya.

Setyo-ayah Nevan mencurahkan semua amarahnya kepada putranya itu. Ia menyalahkan kejadian yang menimpa istrinya hari itu pada Nevan. Jika saja mereka tidak pergi hari itu, mungkin saja kecelakaan itu tidak akan terjadi, begitu pikirnya.

Sejak kejadian pahit yang menimpanya, Setyo selalu memarahi Nevan, berkata kasar, bahkan menyakiti fisik putranya itu tanpa ampun.

Tentu saja hal itu menjadi pemicu utama yang membuat Nevan memiliki kepribadian ganda. Mengapa demikian?
Dokter psikologi yang menangani Nevan berkata, bahwa gangguan identitas disosiatif yang dialami Nevan, terjadi karena kejadian traumatis yang dialaminya. Kejadian ini dapat berupa kekerasan fisik ataupun emosional yang terjadi secara berulang-ulang.

Flashback on

Beberapa tahun yang lalu kecelakaan menimpa Nevan dan ibunya. Mereka berdua menjadi korban tabrak lari saat hendak pergi kesebuah toko dipusat kota.

Saat itu Nevan atau sering dipanggil Dero, merajuk kepada ibunya karena ingin dibelikan sebuah mobil remot keluaran terbaru seperti milik temannya. Bocah itu bahkan tidak ingin memakan makanannya jika ibunya tidak membelikan mainan keinginannya.

Septa. Ibu Dero yang sangat menyayangi anaknya, kala itu tak bisa menolak ajakan putra semata wayangnya. Dia akan melakukan apapun agar putranya itu bisa tersenyum dan tidak merajuk kepadanya.

"Deo mam dulu ya, abis itu baru kita beli mobilan. Oke?" Bujuk Septa.

"Janji ya bun?" Balas Dero mengacungkan jari kelingkingnya untuk dikaitkan

Septa mengikuti gerakan putranya, mengaitkan jari kelingkingnya lalu tersenyum tulus kepada putranya itu.

Selama perjalanan menuju pertokoan dipusat kota, senyum Dero tak berhenti mengembang. Bocah itu tak henti- henti  menampilkan keceriaannya diwajah imut miliknya itu.

Melihat keceriaan putranya, senyum Septa tercetak jelas diwajahnya. Baginya, melihat putranya tersenyum adalah suatu kebahagian yang paling besar baginya.

Septa terus memandangi putra kecilnya itu sembari mengemudikan mobilnya. Sesekali ia mengajaknya ngobrol, bercanda dan tertawa. Bahkan mereka tak menyadari bahwa sebuah truk didepannya tergelincir dan lepas kendali, membuat truk itu berdecit hingga terguling melintang dijalan.

Septa yang terlambat menyadari keadaan menginjak rem mobilnya kuat-kuat. Merasa usahanya tidak akan berhasil, secepat mungkin ia melepas sabuk pengamannya lalu merengkuh kuat tubuh mungil Dero dan melompat keluar mobil.

ALPHA [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora