Extra part (Flashback Mode)

2.5K 143 7
                                    

Haiiiii
Ada yang nungggu?
Terkejut?
Senang?
Il-feel?

Yuk ramaikan, happy reading🔥
Tapi kayaknya banyak typo, gak sempat edit soalnya. Hehe

-

----------------------------------------------

Bagas mengejar petugas medis yang membawa Fladessa dengan panik. Ia harus pastikan bahwa gadis itu benar akan baik-baik saja sampai dirumah sakit. Ia tidak peduli lagi walau sekujur tubuhnya seakan ingin remuk setelah membanting diri dari rumah pohon seraya menahan tubuh Fladessa. Telapak tangannya sudah penuh dengan luka bakar  yang sebentar lagi akan melepuh akibat sulutan api pada akar pohon gantung yang ia gunakan tadi.

Lagi—bagas tidak peduli.

Tangannya hampir meraih tandu medis yang membawa Fladessa, tapi detik selanjutnya yang Bagas dapatkan adalah tarikan kuat dikerah bajunya.

"Lepasin gue, anjing!" sentak Bagas.

Tarikan dikerah Bagas justru semakin menguat, hingga lelaki itu mau tak mau menatap sang pelaku dengan wajah garang yang menyulut kekalutan luar biasa didalamnya.

"Siapa— yang lo sebut anjing?

Wajah Bagas pias melihat sosok itu. Ia benar-benar  refleks menyebut umpatan kasar itu. "Maaf bang, gue harus nyusul—"

Bugh!

Sebuah tinju mendarat keras dirahang Bagas. "Itu, yang harus lo dapat karena masih berani nyusul Fla!"

Bagas menyeka sudut bibirnya yang sedikit berdarah, menegakkan tubuhnya lalu menatap Hugo tajam.

"Maksud—"

Bugh!

"Itu untuk balasan karena nyakitin adik gue!"

Bugh!

"Itu, untuk lo yang brengsek!"

Bugh!

"Itu untuk lo yang pengecut!"

Kini Bagas sudah tumbang, tubuhnya tergeletak tak berdaya mendapat serangan bertubi dari Hugo. Wajahnya sudah penuh dengan luka lebam kebiruan, ia bahkan bersusah payah untuk bangun.

Deru napas keduanya bersahutan, Hugo telah diselimuti amarah yang meletup-letup bukan main sedang Bagas berusaha bangkit seraya menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

Pikiran Bagas masih saja tertuju pada gadisnya yang terbaring lemah diatas tandu medis, bahkan matanya sejak tadi tak lepas menatap kearah para rombongan medis yang membawa Fla.

Ia harus menyusul gadisnya bagaimanapun juga.

Bagas mengerang menahan sakit, berusah bangkit sekali lagi namun justru tendangan kuat malah mendarat diperutnya.

"Argh!!"

"Itu, untuk lo yang gak berhasil menjaga Fla dari teror sepupu psycopath lo itu!"

Bagas melirik Hugo penuh tanya seraya memegang perutnya yang amat sakit bukan main. Membuat Hugo berdecih dan menggerakkan kakinya untuk menendang Bagas sekali lagi.

Bagas menahan erangan, mulutnya mulai memuntahkan darah. "See! Bahkan lo gak tau apa-apa tentang perempuan yang lo klaim sebagai gadis lo." kata Hugo, tersenyum sarkas.

"G--gue...harus nyusul Fla, bang.." kata Bagas susah payah. Dirinya benar-benar akan tumbang sebentar lagi.

Hugo tertawa hambar, menatap sengit adik kelasnya itu. Amarahnya semakin tak terkendali mendengar kata-kata Bagas yang belum juga menyerah.

ALPHA [COMPLETE]Where stories live. Discover now