26. Kotak apalagi ?

2.1K 140 10
                                    

Happy Reading📚📚

Sudah 3 hari Pram terbaring dibrankar rumah sakit. Keadaan lelaki itu sedikit demi sedikit kembali pulih. Seperti saat ini, Pram sudah bisa melakukan kegiatannya sendiri tanpa bantuan dari keluarganya ataupun teman-temannya yang berkunjung untuk menjenguk.

"Pram, ada teman kamu tuh." Ucap wanita paruh baya yang baru saja tampak dari balik pintu ruangan itu.

"Suruh masuk aja Bu, kalo ibu risih atau gak suka—usir aja."

Wanita paruh baya itu terkekeh kecil, "Maunya sih gitu."

"Holaaaa!!" Seru Arif saat berhasil membuka knop pintu.

"Hai Pram beb-ku tercintah pake 'H' biar jijik!" Timpal  Gab lalu hendak memeluk Pram sebelum akhirnya didorong kasar oleh lelaki itu.

"Ih, Pram udah sembuh ya. Kok tenaganya kayak kuproy alias kuli proyek gitu sih." Kata Gab dengan suara dibuat-buat manja.

Pram memutar bola matanya mendengar ucapan Gab. "Gab! Bentar-bentar." Kata Arif sembari merogoh saku celananya, mengambil ponsel miliknya.

"Ayo Gab, ngomong pake nada kayak tadi."

Pram mengeritkan dahinya, "Buat apa?" Tanyanya.

"Buat gue kirim ke Ical. Incess pasti seneng kalo dia punya temen serupa kayak gitu."

"Anjing lo!" Seru Gab menoyor kepala Arif sedikit kencang. Membuat Pram juga Arif justru terkekeh melihat perubahan wajah Gab.

"Bagas gak ikut?" Tanya Pram.

"Dia sibuk selingkuh mas, jadi gak bisa ikut." Balas Gab.

Pram mengeritkan dahinya, seolah meminta penjelasan lebih dari kedua temannya itu. "Maksud?"

Gab dan Arif saling bersitatap lalu menghela nafas beratnya. "Gue gak ngerti lagi sama jalan pikirannya Bagas." Tukas Arif.

Pram semakin mengeritkan dahinya, perkataan Arif justru membuat tanda tanya diatas kepala lelaki itu semakin banyak. "Gue juga—akh! Udah lah gak usah dibahas. Nanti kalo Bagas keselek pas lagi selingkuh, kan nanti jadi gak khusyuk." Ucap Gab, menjatuhkan tubuhnya pada sofa panjang disana.

"Kalian tuh ngomongin apa, sih? Kok gue ngerasa bego? Bagas selingkuh? Maksudnya? Sama siapa?" Tanya Pram runtut.

Lelaki itu benar-benar penasaran rupanya, biasanya ia memilih diam dan tidak ingin ikut campur masalah siapapun tidak terkecuali ketiga temannya itu. Tapi entah mengapa lelaki itu merasa bahwa dirinya harus tau masalah ini.

Gab menghela nafasnya lagi, lalu membaringkan tubuhnya disofa itu. Ia meletakkan lengannya diatas dahi lalu memejamkan matanya. "Jadi gini—"

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Ck! Lama banget sih, anjing!" Bentak Pram tak sabar.

Gab sontak terbangun dari baringnya saat mendengar oktaf suara Pram. "Buset dah Pram! Ternyata selain kayak kuproy, lo juga sekarang jadi personel band metalika?"

"Bacot!"

Arif terkekeh melihat perdebatan kedua sahabatnya itu. Jujur, sebenarnya ia juga sedikit penasaran mengapa Pram sedikit berbeda dari Pram yang ia kenal. "Bagas beneran selingkuh kok, Pram." Lerai Arif, menepuk bahu Pram.

"Yahh! Lo Rif, orang gue mau gelut dulu sama Pram. Gak asik lo Rif." Kata Gab dengan wajah dibuat kecewa.

Pram memutar bola matanya "Lanjut Rif ceritanya."

Arif tersenyum, lalu mengangguk kecil. "Bagas nuduh Fla kalo dia dalang dari musibah yang nimpa lo tempo hari. Karena emang cewek itu yang naro kotak coklat isi ular dirumah pohon."

Pram mengeritkan dahinya, "Tunggu! Fla beneran pelakunya?"

Gab dan Arif saling menatap, "Kita belum tau. Bagas yang nyimpulin kejadiannya kayak gitu. Dia gak mau nyari tau lebih lanjut, karena menurut dia itu percuma. Lagipula Fla udah ngaku kalo dia yang naro kotaknya." Timpal Gab.

Pram mengubah posisi duduknya, "Tapi jelas-jelas penguntit yang gue liat hari itu laki-laki. Dan gue yakin kalo pelakunya itu, dia. Fladesa cuma dijebak sebagai perantara kotak, bisa disebut kalo dia itu— kambing hitamnya."

Kedua lelaki itu mengangguk samar, "Itu yang kita pikirin dari kemarin. Tapi masalahnya, ada hal lain yang bkin Bagas gak mau ngubah tuduhannya tentang si-pelaku."

Pram semakin mengeritkan dahinya. "Tepat dimana hari lo kena musibah. Bagas ngeliat Fla berangkat bareng sama cowok lain, pake acara mesra-mesra segala lagi. Parahnya lagi, cowok itu— bang Hugo. Abang-abangan kesanyangan Bagas, yang paling dia hormatin sekaligus panutan dia."

"Dia cemburu?"

"Kayaknya sih gitu." Balas Arif.

Gab mengangkat tangannya antusias, "Ralat sedikit ya mas-mas ghibah. Bukan kayaknya, tapi emang cemburu."
Ralat Gab penuh penekanan.

Pram menghela nafasnya lalu mengusap kasar wajahnya. "Bagas gak ngelakuin apa-apakan sama cewek itu?"

Kali ini pertanyaan Pram yang membuat kedua laki-laki itu tercengang. "Pram, jangan bilang lo suka sama Fla?"

Pram berdecak sebal pada kedua sahabatnya itu. "Pikiran lo pada kejauhan!" Sarkas Pram mengalihkan pandangannya.

"Bang Hugo kakak kandung Fla. Aira yang bilang ke-gue. Tepat, hari dimana Fla sendiri yang cerita fakta itu ke-Aira."

- o0o -

Fla baru saja akan menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya, tapi sayang sekali suara pekikkan wanita paruh baya itu memecahkan segala niatnya untuk merebahkan diri.

Fla memutar knop pintu kamarnya dengan malas lalu menelusupkan kepalanya keluar pada celah pintu yang sedikit terbuka "Ada apa momski-ku?"

"Tadi ada paket buat kamu, gak tau dari siapa. Belum sempat mama buka, mama taro diatas nakas deket kasur kamu."

Fla menolehkan kepalanya kearah nakas. Benar, gadis itu baru menyadari bahwa terdapat kotak berukuran sedang yang terbungkus rapih disana. "Iya nanti Fla periksa." Ucapnya lalu menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

Wanita paruh baya itu menggeleng pelan melihat sikap anak perempuannya yang satu itu. "Mama mau keluar sebentar, jaga rumah ya!"

"Sip ma." Teriak Fla dari balik dinding kamarnya.

Fla berjalan kearah nakas disamping tempat tidurnya lalu meraih kotak yang dimaksud ibunya itu. Ia mengeritkan dahinya saat menemukan hal janggal pada kotak itu, tidak biasanya kiriman paket tidak terbungkus rapat seperti itu, ditambah lagi tidak tercantum nama pengirim juga detail pengirimannya disana.

Fla memutar kotak itu pada sisi lainnya, berusaha mengenyahkan kejanggalan itu dan menemukan titik terangnya. Tapi nihil, tidak tercantum sepatah kata ataupun secarik kertas disana.

Tangan gadis itu bersiap membuka kotak itu, berharap agar rasa penasarannya hilang saat ia melihat isinya.

"Akhhh!!!"

- o0o -
.
.
.
.
.

Holaaaaaa!!

Akhirnya aku bisa kambek :v
Ada yg nunggu lanjutannya gak?

Tentu tidak:v dah lah yg penting dah lanjut:)

Jangan lupa tinggalkan jejak🌟🌟, biar semangat lanjutin partnya, hehe..

Borahae 💜

ALPHA [COMPLETE]Where stories live. Discover now