11. Tidak terduga

1.5K 225 62
                                    

"Rumit kalo dijelasin sekarang bu." kata Taehyung tersenyum kikuk.

"Ibu mendengarkan." Ibu Taehyung duduk setelah menarik kursi meja makan. Beliau mengambil kue kering pemberian Suga kemudian menggigitnya.

"Uhm, oke, jadi aku bertemu dengan Suga hyung di depan taman, waktu itu aku pulang diantar Jimin dan temannya, kakiku terlindas ban mobil teman Jimin dan diwaktu yang sama Suga hyung melintas hampir menabrakku."

"Kau tidak terluka kan?" Taehyung menggeleng sambil tersenyum lembut.

"Dia~ uhm, bagaimana ya mengatakannya?"

"Jujur saja Taehyung."

Taehyung menghela napasnya panjang, "Tapi janji kalau ibu tidak akan marah ataupun stress, ibu boleh berbicara setelah aku selesai bicara, bagaimana?"

Ibu Taehyung mengangguk, "Iya-iya."

Taehyung mengulas senyum tipis kemudian melanjutkan, "Uh, dia menawariku untuk jadi baby boy-nya. Ya seperti itu."

Taehyung dan sang ibu masih saling menatap, Taehyung sendiri sudah keringat dingin menanti jawaban sang ibu.

"Oh, sudah selesai, hanya begitu?"

Taehyung mengangguk.

"Jangan mau. Kau harusnya yang bisa mendominasinya, lihat saja ukuran tubuh dan wajahnya."

"Huh?"

"Taehyung, ibu mendidikmu bukan untuk menjadi orang lemah, ibu tahu ibu sudah keterlaluan padamu belakangan ini, ibu minta maaf oke? Sekarang jika kau menyukai hubungan seperti itu dengan Suga, jadikan dia pihak bawahmu."

Taehyung melongo ditempat wajahnya super aneh dan pikirannya nge-blank untuk sesaat karena berusaha menyerap apa yang ibunya katakan.

"T-tapi bukankah menjadi pihak 'Daddy' akan membutuhkan uang yang banyak?"

"Tidak, jika kau bisa mengontrol keuanganmu dan Suga, dia tidak akan memakan banyak pengeluarkan, ibu cukup yakin dia tidak terlalu kaya, tapi dia bisa beli apa saja, usahakan saja sebisamu."

"Berarti, aku boleh menjadikan Suga—"

"Ya tentu saja."

Taehyung tersenyum malu sekaligus senang, dia berdiri dan memeluk ibunya dari samping, mengecupi pipi lembut sang ibu sambil mengucapkan terimakasih di sela kecupannya.

"Taehyung, ibu belum selesai, duduk." Ibunya menarik Taehyyng duduk di kursi disebelahnya, mereka saling berhadapan, dengan raut wajah serius.

"Apa kau mendapat kabar tentang ayahmu?" Tanya sang ibu.

"Untuk bulan ini belum, bu."

Ibunya terlihat menghela nafas, "Ibu memikirkan soal ayahmu, apa dia masih sendiri atau sudah punya istri lagi, ibu sadar kalau apa yang sudah ibu lakukan kelewatan, kau bahkan menganggap ibu gila. Tanpa memberitahuku akupun tahu. Ibu ingin memperbaiki relasi lagi dengan kerabat dan ayahmu, menurutmu ibu masih bisa?" Taehyung diam sebentar, ia tahu ibunya mencoba membayar apa yang sudah dia lakukan belakangan.

"Tentu saja ibu bisa, aku bisa membantu ibu bertemu dengan ayah lagi jika ibu mau."

Ibu Taheyung tersenyum, "Terimakasih sayang. Apa kalian masih sering bertemu?"

Taehyung mengangguk tegas. "Biasanya ayah mengajakku minum kopi di kedai favoritnya."

"Oke-oke. Bagaimana jika suatu saat ketika kau dihubungi ayah, beri tahu ibu biar ibu yang bicara."

"Aku tidak boleh ikut?" sang ibu tersenyum.

"Tentu saja boleh."

Tok tok tok

Astaga, aku baru saja akan duduk. batin pria berkulit pucat yang sekarang berjalan kearah pintu dengan gerutuan tidak lepas dari bibirnya.

"Apa?!" tanyanya setelah membuka pintu, tanpa diduga si tamu, si pengetuk pintu, masuk menerobos ke apartemen Suga dengan air mata dan isakan kencang.

"Hiks.. tol-ong tampung a-ku hiks... di-sini lagi huaaa." Suga yang mendapat kejutan tak terduga seperti ini hanya bisa meronta sambil mencoba melepaskan pelukan erat dari si tamu.

"Tidak bisa, Jack. Kau hanya menyusahkanku nantinya."

Yang dipanggil Jack itu semakin keras menangis dan menarik Suga lebih kencang ke pelukannya, tapi Suga keburu berjalan ke pintu apartemen untuk menutupnya.

"HUAAA aku-aku-aku janji akan berguna di sini, tolong huee, tampung aku lagi."

"Ck. Sekali tidak ya tidak, kemana pacarmu yang selalu kau banggakan itu, hah? Katanya punya segalanya tapi apa, kenapa kau malah disini dan bukannya ke pelukan pacarmu?" tanya Suga yang kesal karena sudah lelah direpotkan oleh orang semacam Jackson Wang. Apa-apaan dia, meninggalkan Suga untuk orang yang lebih kaya tapi berakhir kembali ke Suga setelah sakit hati, dikira Suga apa hah?

"Apa kau masih marah soal itu?" Isakan Jackson mereda, dia sekarang lebih konsentrasi mengatur nafasnya supaya cegukannya hilang karena banyak menangis.

"Ya menurutmu saja." bibir Suga mencebik kesal.

"Kau tau, kukira kau akan semakin kurus dan jelek, ternyata kau semakin cantik."

Suga mendengus, "Heh, kau baru manyadarinya?" katanya melirik sekilas Jackson yang duduk disebelahnya agak jauh.

"Aku selalu suka kau yang seperti ini, Ga." Suga menoleh, tidak mengerti apa yang dikatakan Jackson, tapi ketika kepalanya sudah berputar sembilan puluh derajat, benda kenyal menyapa bibirnya yang menimbulkan reflek tamparan di pipi jackson oleh tangan Suga.

"Lucu sekali Jack." kata Suga menepuk tangannya dua kali, "Kau pergi meninggalkanku begitu saja lalu kembali dan menggodaku lagi? Apa kau kurang kerjaan, hah? Apa kau pikir perasaanku bisa kau mainkan seenaknya? Astaga aku smapai lupa kau tidak punya perasaa—"

PLAK

Tangan kiri Jackson menggenggam erat dagu dan pipi Suga, kekuatannya yang besar mampu menolehkan kepala Suga hingga menghadap kearahnya, Suga bisa melihat amarah berkobar didalam mata Jackson.

"Itu bukan salahku sayang~"

Suga mendecih pelan yang ternyata cukuo kerang untuk didengar Jackson karena mereka berhadapan.

"ITU BUKAN SALAHKU JALANG!" teriaknya didepan wajah Suga, Suga sendiri yang sudah mencoba merontak dengan kedua tangannya yang dipukul-pukulkan ke dada Jackson ternyata tidak berefek apapun.

"Itu salahmu sendiri karena menggunakan perasaanmu, salahmu sendiri menggunakan hati kecil yang bisa kurusak kapan saja." Air mata Suga lolos, Suga seharusnya dari dulu tahu, harusnya dia tidak mempercayakan perasaannya pada Jackson bajingan ini yang sudah jelas tidak memiliki perasaan dalam hatinya.

"Emh, lalu, apa maumu sekarang?" bisik Suga disela tangisnya yang ditahan.

"Tubuhmu." bisik Jackson sensual di depan bibir Suga kemudian melepaskan cengkramannya mendorong Suga kebelakang hingga terhimpit diantara lengan sofa dan punggung sofa.

"Kau bebas mendesah, asal tidak merintih dan meminta bantuan." bisik Jackson ketika hendak menciumi leher Suga.

Suga sendiri pasrah, dia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan setelah Jackson menyuruhnya untuk tidak meminta bantuan, dia juga sadar kalau dia benar-venar bodoh karena membukakaan pintu, dia bodoh karena membiarkan Jackson brengsek ink masuk ke apartemennya dan berakhir bermain dengan tubuhnya entah sampai kapan.

Suga hanya bisa menangis, tidak luput dalam hatinya berteriak agar siapapun menyelamatkannya dari situasi seperti ini, khususnya Taehyung.

"AKH...UHUK.."

































no nc:v













.












sorry :((

Sugar daddyWhere stories live. Discover now