Chapter 3 : Markas Baru

383 59 4
                                    

No.3 : New Headquarters



< Putih yang sangat bersih, tapi juga kotor. Tubuh kecilnya yang putih telah ternoda oleh warna merah >

- Edo, 1662 -

"Katanya kau akan melakukan apapun asalkan di beri makanan kan"

Pria paruh baya berjanggut panjang dengan memakai baju zirah menanyai bocah berambut perak didepannya. Bocah itu mengangguk sebagai jawaban, wajahnya tetap datar dengan mata crimson yang kosong tak memancarkan cahaya. Seperti mati.

"Baiklah. Kau harus ikut dalam perang kali ini. Pastikan kau membunuh banyak pasukan musuh dibarisan depan. Jika kami menerima kemenangan, aku akan memberikan mu makanan sebanyak apapun yang kau mau"

Lagi-lagi bocah itu hanya mengangguk. Tidak sedikitpun senyum tersungging pada bibirnya. Walau begitu, pria yang mengajaknya berbicara tadi menyeringai lebar dengan tatapan puas.

Perang itupun dimulai beberapa hari kemudian. Seperti yang diperintahkan, bocah berambut perak itu bergabung dalam peperangan. Jumlah pasukan lawan lebih banyak, mereka kalah jumlah. Hanya saja tak ada yang tau, siapa bocah itu sebenarnya. Lawannya menyerang dengan membabi-buta, banyak pasukannya yang gugur dalam peperangan. Tapi, hanya bocah itulah yang masih berdiri.

Bocah itu terus menari, dengan tumpukan mayat-mayat sebagai background nya. Jika pembenci gore pasti akan langsung muntah melihatnya. Tapi wajah bocah itu menampilkan sebaliknya, seringaian lebar terpampang diwajahnya. Mata yang tadinya kosong kini terpancar oleh cahaya bulan hingga tampak mengkilat merah.

Dengan sekali lihat orang-orang akan tau, kalau dia jelas bukan manusia.

Dalam beberapa hari, peperangan itu akhirnya selesai. Pihak musuh kalah telak karena banyak pasukannya yang mati. Sesuai perjanjian, bocah itu diberi makanan yan sangat banyak dan di izinkan tinggal disana selama beberapa hari. Dan setelah tiga hari, bocah itu menghilang.

×××

"Tuan.. Bolehkah saya beristirahat sebentar disini? Saya tak akan meminta anda menunggu, saya pasti akan menyusul secepatnya" pinta Gintoki saat baru seperempat jalan mereka bergerak dari tempat pelatihan kepolisian.

"Ah.. Itu.." belum sempat Hijikata menjawab, Kondo memotong.

"Gintoki-kun, kami tak bisa meninggalkan mu sendirian disini. Tapi aku juga tak akan melarangmu untuk istirahat, jadi Toshi, Shogo dan juga Yamazaki akan menemanimu. Kalian bertiga tak keberatan kan?" saran Kondo dan bertanya pendapat dari ketiga orang yang disebutnya tadi.

"Saya tak keberatan, Kondo-san" jawab Yamazaki.

"Aku juga tak masalah" ucap Shogo.

"Yah.. Kalau Kondo-san yang minta.." respon Hijikata.

"A-ano.. Apa tidak apa-apa? Aku tak ingin merepotkan kalian" Gintoki berkata sambil menunduk.

"Jangan bilang begitu, Gintoki-kun. Sekarang kau juga adalah bagian dari kami. Lagipula saat ini penampilan mu masih seperti itu, ditambah kau juga belum makan kan. Kebetulan tak jauh dari sini ada onsen, kau bisa membersihkan dirimu dan makan disana" ucap Kondo sambil mengelus surai perak Gintoki.

Tale of Shiroyasha [HijiGin/Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang