Chapter 6 : Mengharapkan

286 41 6
                                    

No.6 : Wishing



< Iblis adalah makhluk yang mengerikan dan tak berperasaan. Tapi Iblis putih itu, bertemu seseorang >

- Edo, 1667 -

Kaki kecil seorang bocah berambut perak masih setia berjalan diatas tumpukan salju yang tebal. Bedanya, kali ini dia sedang menggendong sesuatu dalam dekapannya. Jika dilihat lebih dekat, itu adalah seorang bayi yang masih berusia beberapa bulan yang terbungkus kain tipis.

Untungnya suhu tubuh bocah berambut perak itu dapat membantu agar si bayi tidak mati kedinginan. Dan seperti keajaiban, bayi dalam dekapan bocah berambut perak tidak merasa kedinginan dan malah terlihat nyaman.

Cukup lama bocah itu berjalan sampai akhirnya dia menemukan sebuah aliran sungai yang tidak membeku. Sayangnya tidak kelihatan satupun ikan yang berenang disana, mungkin karena cuaca yang kelewat dingin.

Akhirnya bocah itu kembali berjalan, tapi kali ini mengikuti aliran sungai. Kata orang, jika kau tersesat, temukan lah aliran sungai karena di ujungnya ada perdesaan. Dan benar saja, belum lama dia berjalan bocah itu sudah dapat melihat sebuah rumah dengan asap yang keluar dari cerobong asapnya.

"Lihatlah, ada rumah manusia disitu"

Ucapnya entah pada siapa, tapi bayi di dekapannya bergerak kecil seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bocah berambut perak itu. Tersenyum, kembali dibawanya kaki kecil itu untuk melangkah. Hingga sampailah dia didepan sebuah rumah yang tak terlalu besar.

Di ketuknya pintu itu berharap ada yang membukanya. Dan untunglah segera dibuka oleh si pemilik rumah. Mata berwarna crimson pria pemilik rumah itu membelalak kaget melihat bocah berambut perak dengan warna mata sama sepertinya yang sedang menggendong seorang bayi ditengah salju.

"Masuklah"

Ucap pria itu, rambut panjang berwarna cream muda miliknya bergerak pelan mengikuti gerakan tubuhnya. Bocah berambut perak langsung masuk begitu di izinkan. Begitu dia memijakkan kaki ke lantai papan itu, hidungnya langsung tercium aroma yang membuatnya lapar.

Kruuyuukk

Suara besar nan aneh itu terdengar berasal dari perut si bocah. Tentunya bibir kecil itu juga mengeluarkan airliur. Si pemilik rumah yang mengetahui gelegat tamunya langsung terkekeh pelan dibuatnya.

"Ayo makan"

Ajak si pemilik rumah dan langsung menyodorkan semangkuk sup yang baru dia masak pada bocah itu. Hampir terlena, si bocah tersentak karena tersadar kalau saat ini ada bayi yang kelaparan digendongannya.

"B-bayi manusia.."

Ucapnya terbata dan kurang jelas. Awalnya si pemilik rumah kebingunan. Tapi setelah melihat kondisi bayi berambut ungu gelap itu, dia langsung mengerti dan mengambil nasi yang baru matang. Di siramnya kuah sup kedalam nasi itu agar lembek.

"Baringkan bayi itu"

Si pemilik rumah berkata dan langsung dituruti oleh bocah berambut perak. Lalu dengan telaten, pemilik rumah menyuapi si bayi dengan nasi yang sudah agak lembekan itu, tentu saja setelah ditiup agar tak panas.

Tale of Shiroyasha [HijiGin/Hiatus]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ