Chapter 5 : Apa Kita Berkencan..?

345 42 22
                                    

No.5 : Are we Dating..?



[ Normal POV ]

"Nghh.."

Gintoki terbangun dari tidurnya. Bocah berambut perak dapat merasakan sebuah lengan kekar yang melingkar di pinggangnya, dia juga dapat merasakan hembusan nafas teratur dibelakang kepalanya. Senyum kecil merekah diwajah seputih susu miliknya karena sudah tau siapa yang sedang tidur sambil memeluknya dari belangkang itu.

Siapa lagi kalau bukan Hijikata Toshiro, Wakil Komandan Shinsengumi. Sekaligus Tuannya.

Dia mengangkat lengan Hijikata yang melingkar dipinggangnya itu dengan perlahan, tak ingin membangunkan orangnya. Dengan susah payah akhirnya dia bebas dari pelukan Hijikata. Matanya melirik Hijikata sedikit. Saat didapatinya kalau pria berponi V masih tertidur, dia mengendap untuk keluar dari ruangan pribadi Hijikata itu.

"Mau kemana kau"

Sebuah suara bariton nan serak menyapa indra pendengaran si bocah perak. Tubuhnya menegang dan bulu kuduknya merinding. Rasanya suara tersebut seperti tengah mengintrogasi nya dan siap untuk menelannya hidup-hidup. Dengan gerakan kaku, Gintoki berbalik menatap pemilik suara yang kini sudah dalam keadaan duduk sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"H-Hijikata-sama sudah bangun..? Ah.. A-aku baru saja akan kedapur untuk m-membuat sarapan.." Gintoki menjawab dengan suara bergetar. Wajahnya terus menunduk, takut menatap wajah Hijikata.

"Kenapa kau menunduk" Hijikata bertanya, "Tatap wajahku, Gintoki" titahnya dengan penekanan saat menyebut nama si bocah berambut perak.

Gintoki langsung menurut dan menatap Hijikata, Crimson bertemu Navy. Kedua manik itu seakan tengah berkontraksi sehingga tak ada satupun yang berkedip. Wajah Hijikata terlihat agak sebal dan tatapannya begitu tajam. Sedangkan Gintoki terus berkeringat dingin dengan tatapan takut.

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya--" Hijikata memberi jeda, "--Aku tak suka kalau kau pergi begitu saja saat aku masih tidur" lanjutnya. Gintoki menelan ludah.
"Jadi, sebagai hukuman. Kau harus membayarnya dengan tubuhmu" Hijikata mengakhiri pembicaraannya.

Gintoki terbelalak kaget mendengar hukuman yang disebutkan Hijikata tadi. Kini wajahnya menjadi pucat dan penuh keringat dingin. Terutama saat Hijikata memberinya isyarat mata agar dia segera mendekat.

Walau ragu-ragu, Gintoki tetap berjalan menghampiri Hijikata yang masih duduk diatas Futon. Begitu dia telah berdiri dihadapan Hijikata, tubuhnya ditarik dan dihempaskan ke Futon.

"H-Hijikata-sama..!"

Gintoki meronta minta dilepas, tapi sayang kekuatan mereka tak sebanding. Hijikata sudah keduluan memeluknya dengan erat dalam keadaan tidur menyamping.

"Hijikata-sama, jangan tidur lagi! Ini sudah hampir jam rapat pagi, bukankah kamu ada tug--"

"Hari ini aku libur" Perkataan Gintoki terpotong oleh Hijikata.

Senyum kemenangan terpampang di wajah tampan Hijikata, sedangkan Gintoki hanya mampu menghela nafas berat karena harus dipaksa untuk tidur lagi. Apalagi Hijikata akan terus memeluknya sampai dia kembali bangun.

Sungguh pagi yang indah.

×××

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Hijikata sudah bersiap-siap dan memakai kimono biru kehitaman yang biasa dia pakai. Rambut panjang berwarna hijau kehitaman miliknya juga sudah diikat seperti biasa. Tak lupa disarungkan pedang panjang miliknya dan siselipkan di obi kimononya.

Tale of Shiroyasha [HijiGin/Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang