a good purpose|| 2

6.7K 785 94
                                    

Chittt.....

Shopi mengerem mobilnya secara tiba-tiba saat melihat perempuan di depannya ingin menyebrang jalan. Perbuatannya membuat Letta yang sudah hampir terlelap menjemput mimpinya terbangun kaget.

Letta menoleh marah pada Shopi. "Kebodohan apa lagi yang lo lakukan, SHOPI?" dia menatap tajam Shopi.

Shopi mengatur degup jantungnya karena gugup, hampir saja ia menabrak seseorang. "Maaf, Mbak, itu di depan ada orang mau nyebrang tapi nggak lihat jalan!" Shopi menunjuk ke depan kaca mobil, sembari mengatur napasnya. Jika ia sampai menabrak orang itu, ia pasti akan masuk penjara. Ketakutan membuat Shopi deg-degan.

"Nggak usah alasan, lo ... " Letta menghentikan kalimatnya saat matanya menangkap seorang perempuan yang sedang merapihkan pakaian dan rambutnya. Perempuan yang hampir Shopi tabrak, sayang sekali seharusnya tadi Shopi jangan menekan rem dan tabrakan saja mobilnya sekalian pada perempuan itu.

Senyum sinis pun tersungging dari sudut bibirnya. Ketika segala bentuk perasaan emosional, amarah, dan rasa sakit hati yang berbaur menjadi satu di dalam benaknya memunculkan berbagai kemarahan yang tak bisa ia jelaskan satu persatu seperti apa perasaan itu luar biasa menikam jantungnya. Menumbuhkan perasaan dendam yang sudah berkobar sejak lama di dalam dirinya.

Letta mengambil kaca mata gaya miliknya, yang ia simpan di dalam dashboard-nya, memakainya sebelum membuka pintu mobilnya. Lalu keluar dan berjalan ke depan. Mendekati perempuan itu. "Lo sengaja berdiri di tengah jalan!" Letta di balik kaca mata hitamnya menatap perempuan di depannya. Perempuan yang sedang menatap dirinya dengan alis bertaut bingung. Juga perasaan tidak enak.

"Maaf, Mbak saya nggak seng--- " kalimatnya menggantung di tenggorokan ketika melihat Letta membuka kaca matanya dan tatapan tidak enak itu berubah terkejut setelahnya. Tatapan yang langsung membuat perempuan itu diam seribu bahasa.

"Yeah, what ever! gue si nggak heran apa yang sedang perempuan miskin kayak lo lakukan di tengah jalan seperti ini!" Letta tersenyum angkuh, senyum yang pernah perempuan itu tunjukan kepada dirinya tiga tahun lalu. Dan sekarang keadaan justru berbalik.

"Lo mau menabrakan diri lo kan, supaya lo bisa minta ganti rugi pada mereka yang nabrak lo! cih, menjijikan banget lo, nggak heran perempuan sampah kayak lo ngelakuin itu!" Letta berdecak, perempuan di depannya terdiam kaku.

Tidak lama Shopi yang sudah mengendalikan diri karena ketakutannya yang hampir menabrak orang, keluar. Dia berdiri di sisi Letta. Di dekat perempuan yang tadi hendak ditabraknya. "Maaf ya, Mba, saya hampir saja nabrak --- "

"Lo nggak usah minta maaf! justru seharusnya tadi lo tabrak aja si miskin ini, bodoh!" Letta melarikan tatapan tajamnya pada Shopi. Shopi menunduk takut. Apa katanya? meminta maaf, yang benar saja, dia tak perlu melakukan itu.

Perempuan di depan Letta memilih bungkam, lebih dari itu ia masih terkejut saat melihat sosok di depannya. Sosok yang menatap datar kepadanya di tempat dirinya berdiri. Sosok yang hampir tidak ia kenali karena penampilannya sudah jauh berbeda dari tiga tahun lalu. Sosok yang lebih anggun dan berkelas. Tidak seperti dirinya yang justru saat ini berpenampilan kampungan dengan pakaian kucel seadanya. Ternyata Tuhan begitu adil membalikan keadaan. Si upik abu berubah menjadi angsa, sementara angsa berubah menjadi itik buruk rupa.

Sialan..

Dia menunduk malu, tak berani membalas kalimat menyakitkan Letta.

Letta memandang hina perempuan di depannya, segala bentuk kemarahan dan emosi mengendalikan dirinya. Mengingatkan dirinya pada masa lalu kelamnya. Sehingga yang ada di kepalanya saat ini hanyalah tentang ---

"Sudah saatnya aku membalaskan semua perlakuan mereka kepadaku,"

Alih-alih pikiran itu tertanam di dalam dirinya, batas kesabarannya yang menipis meruntuh karena melihat perempuan yang pernah ikut andil atas kehancurnya--selain pria itu, berdiri di depan wajahnya.

A Good Purpose (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now