a good purpose|| 24

5.3K 752 56
                                    

"Jadi apa maksudnya ini Shopi? si tua bangka itu nyuruh gue datang ke kantornya cuma buat membahas projeck itu." Letta bertanya pada Shopi yang menunduk dan gadis lugu itu tampak mengangguk. Sementara dia sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan hairdayer dan hanya menggunakan bathrobe.

Shopi yang berdiri di sampingnya diam saja. "Nggak biasanya, tumben banget dia nyuruh gue ke kantornya cuma buat membahas hal ini." Biasanya untuk masalah pemotretan, job-job dan schdule yang ia dapatkan dari management Om Aodhagan tidak pernah sekalipun merepotkan dirinya. Dia tidak diharuskan berhadapan langsung dengan pemilik perusahan. Letta hanya terima beres, sisanya Shopi yang urus.

Shopi menggeleng. "Aku juga nggak tahu, Mba," katanya pelan nyari berbisik. Shopi sedang merapihkan barang-barang Letta yang berantakan di dalam kamar gadis itu, sambil menyusun barang-barang yang dibutuhkan Letta karena siang ini bosnya ada pempotretan.

"Om Aodhagan, di mana gue bisa menemui dia siang nanti?" Letta menyisir rambutnya, bertanya pada Shopi tanpa menatap Shopi.

Shopi menatap majikannya melalui cermin besar di depannya, posisinya memang tepat di belakang Letta. "Di kantornya, Mba." Lalu kembali dengan aktifitasnya.

Letta memicingkan matanya, lagi-lagi terasa aneh. Tidak biasanya si tua bangka itu menyuruhnya datang ke kantornya secara langsung. Jika diingat-ingat setelah malam ia menemani Mr. Aodhagan di pesta malam itu, Letta tidak pernah lagi bertemu dengan si Om. Si Om mendadak hilang begitu saja dan tidak pernah menghubungi dirinya dan sekarang tahu-tahu dia menyuruh Letta untuk datang ke sana.

"Nggak bisa gitu diwakilin aja sama lo?" keluh Letta merasa malas jika disuruh datang ke kantor management dan bertemu dengan orang-orang di dalamnya.

Shopi kembali menggeleng meski Letta tidak melihat gelengannya. "Nggak bisa, Mba, kan pemotretan Mba juga di sana jadi kita sekalian ke sana." Beritahu Shopi pada Letta.

Letta mendesah malas. Kenapa si hidupnya selalu dibuat ribet. Ia kan hanya suka pekerjaan yang simple bukan untuk dibuat ribet apalagi ke kantor management modeling yang merekut namanya. Di sana pasti banyak model-model papan atas, sampai artis-artis senior dan terkenal. Itu kantor terbesar di Indonesia dan pastinya banyak sekali orang-orang penting yang berkeliaran. Letta rasanya malas sekali.

"Mba mau pakai baju yang mana?" ketika Letta sedang berpikir keras dan kesal dengan si Om Aodhagar yang menyuruhnya datang, Shopi bertanya. Gadis lugu itu menyodorkan dua dres yang akan Letta pilih.

"Terserah lo, pilihin aja, selagi gue nggak telanjang dan masih pakai baju gua pakai baju pilihan lo!" ujarnya tanpa mau repot-repot melihat pakaian yang Shopi sodorkan kepadanya.

Begitu Letta mempercayai pilihan baju yang akan dikenakannya pada Shopi, gadis yang hari ini memakai baju kotak-kotak dengan kerah dikancingkan sampai ke leher itu pun menjatuhkan pilihannya pada dres kedua. Dres berwarna hitam dengan payet berlian diatasnya. Menurut Shopi dres itu adalah dres yang paling cocok untuk bosnya. Letta pasti cantik menggunakan baju itu. Jika Shopi berani berpenampilan seterbuka bosnya dia pasti sudah ingin sekali membeli beberapa potong baju dengan jenis terbuka. Tapi sayangnya Shopi tidak seberani Letta ketika berpenampilan. Dia hanya senang berpenampilan tertutup. Lagi juga dia cupu. Memakai kaca mata dan kadang-kadang suka mengepang rambutnya. Jauh sekali dengan bosnya yang cantik dan modis.

Shopi meletakan dres mewah itu ke tempat tidur Letta. Hanya perlu lima menit untuk Letta selesai dengan make upnya dan gadis itu melihat pakaian yang akan dipakainya telah tergeletak di tempat tidur.

Senyum puaspun ia berikan pada Shopi. "Lo memang pintar dalam hal memilihkan pakaian buat gue!" ujarnya, mengambil dres itu. "Mmmhh," Letta terlihat berpikir dan ia tampak menatap penampilan Shopi. "Lo nggak mau gitu ngerubah penampilan lo?" tanyanya tanpa peduli apakah Shopi akan tersinggung dengan ucapannya atau tidak. Letta tidak peduli. Jujur saja ia sakit mata melihat penampilan Shopi yang begitu udik. Lihat saja cara berpakaian Shopi, kancingnya saja dia kancingkan sampai bagian teratas.

A Good Purpose (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now