7

2.8K 130 0
                                    

Besok Non Ai kata dokter harus cuci darah, karena udh 3 kali katanya Non Ai melewati jadwal cuci darah." Aina yang tersentak dengan pembicaraan ini langsung menoleh ke arah bi Imas dan Aina memberikan tatapan mengancam karena sudah berani-beraninya berbicara di depan Kang Asep yang tak tahu apa-apa. Bi Imas yang mengerti akan tatapan Aina langsung menenangkan.

"Tenang aja Non, Asep udah karena tadi dokter ngomong didepan kita berdua. Tapi non jangan khawatir karena bibi sudah berpesan sama Asep." Aina langsung menatap Asep dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan Asep langsung tertunduk.

"Iya Non, Asep janji gak akan membocorkan rahasia ini." ujar Asep dengan tangan diangkat dan kedua jari membentuk huruf V.

Aina kembali membaringkan tubuhnya lagi karena sudah merasa tenang. Dia harus menghadapi hari esok untuk kesekian kalinya dan harus merasakan sakit oleh Hemodialisis lagi dan lagi lagi harus mengalami sakit kepala, mual, muntah dan kram.

Pagi ini Aina sudah siap dengan pakaian rumah sakit untuk menjalani hemodialisis. Saat Aina sedang mempersiapkan mental suster dan dokter masuk untuk mengecek semua keadaan dalam kondisi siap terlebih lagi mental Aina. Bi Imas mencoba memberikan semangat dan senyuman kepada Aina.

Rasanya bi Imas seperti orang tuanya sendiri. Saat bi Imas dan Aina sedang tertawa. Pintu kamar Aina terbuka dan mendapati dokter dan suster yang membuka pintunya.

Biarkan Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang