15

3K 132 0
                                    

Besok paginya...
Afnan sedang menuruni anak tangga. Betapa terkejutnya Afnan melihat sosok wanita tergeletak di lantai depan pintu masuk. Afnan berlari menghampiri Aina, gadis yang tergeletak tak berdaya diatas lantai.
Setelah itu afnan langsung memangil kak agam dan membawanya ke rumah sakit.

Beberapa menit pemeriksaan. Ternyata Aina hanya mengalami kelelehan dan terlambatnya jadwal hemodialisisnya.

Tiba2 datang seorang lelaki mengetuk pintu yaitu Zayan yg datang untuk menjenguk aina. Zayan dapat kabar dari afnan kalo aina masuk rs hari ini.

Setelah itu kak agam dan afnan memberikan waktu agar aina bisa berduaan dg zayan.

Beberapa menit kemudian zayan menerima telpon dari seseorang dan setelah itu ia meletakkan hp nya di meja samping aina usai mengangkat telpon tadi.
Namun, Betapa terkejutnya Aina melihat wallpaper ponsel Zayan. Dan Aina dikejutkan kembali dengan notifikasi yang masuk dari ponsel Zayan.

"Ya Allah apa bener yang dibilang Afnan kalo dia sering modusin cewek-cewek." Batinnya. Aina menahan air matanya agar tidak keluar. Ia tidak mau Zayan tahu dia menangis. Zayan yang sudah selesai menyuapi Aina, langsung mengambil ponselnya karena tadi terdengar suara notifikasi. Aina memberanikan diri untuk bertanya pada Zayan.

"Yan, aku boleh nanya?" Zayan mengalihkan pandangannya dari ponselnya, dan menatap Aina dengan senyum.
"Oh iya apa? Kamu mau tanya apa?" "Hmmm.... Itu wallpaper hp kamu siapa ya?" Zayan kaget dengan pertanyaan Aina. "Ehhh ini? Heemmm sepupu aku Ai." Aina masih belum percaya dengan ucapan Zayan. "Terus yang chat kamu itu siapa? Kok namanya 'My Angel'?" Zayan tidak menjawab pertanyaan Aina. Zayan hanya tertunduk, ia tidak menyangka harus secepat ini dia akan berpisah pada Aina. Air mata yang sudah ditahan oleh Aina, akhirnya keluar juga. Aina terisak dan membalikkan tubuhnya memunggungi Zayan.
"Lo bilang lo mau jaga perasaan gua, lo udah janji sama gua kalo kita sama-sama saling jaga perasaan."
"Iya maafin gue." Aina membalikkan tubuhnya untuk menatap Zayan. Dengan tangannya Aina menghapus air matanya. "Maaf lo bilang? Enak banget lo bilang maaf". "Sorry Ai sorry banget."
"Sekarang lo jelasin kenapa lo giniin gue?" "Gue gak bisa jelasin sekarang Ai." Zayan tertunduk. "Kenapa gak bisa?" nada bicara Aina naik.
"Gue takut lo makin sakit hati sama perbuatan gue."
"Lebih baik gue sakit sekalian dari ada dua tiga kali nerima kenyataan pahit."
"Gue takut lo benci sama gue Ai. Gua gak mau lo pergi"
"Cepet lo bilang atau gue teriak?" Zayan memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam.
"Sebenernya gua udah punya pacar Ai ." Deeegggg Betapa terkejutnya Aina mendengar kalimat yang keluar dari mulut Zayan.
"Kalo lo udah punya pacar, ngapain lo bertingkah manis ke gue?"
"Itu semua karena....... Gua jadiin lo bahan taruhan, kata naufal, lo susah buat didapetin dan gua deketin lo buat buktiin sama temen gua. Kalo dia salah nilai gua gak bisa dapetin lo." Deggggg Lagi-lagi Aina dikejutkan dengan kalimat yang keluar dari mulut Zayan. Ia tidak menyangka harus mengalami sakit pada cinta pertamanya. Aina menepuk tangannya dengan air mata yang kembali membasahi pipinya. "Hebat hebat. Sekarang lo udah berhasil kan, menangin taruhan yang lo buat. Congrats Yan hahaha."
Zayan tertunduk. "Sorry Ai sorry, terlepas dari taruhan itu, gue beneran gak tahu kenapa seneng bisa deket sama lo dan gua nyaman." Aina mengangkat tangannya, memberi tanda untuk Zayan berhenti berbicara. "Stop. Gua gak mau lagi denger penjelasan lo. Sekarang lo pergi, gua gak mau liat muka lo. Lo udah hancurin cinta pertama gua. Zayan terbelalak mendengar bahwa dirinya adalah cinta pertama Aina.
"Sorry Ai sekali lagi sorry." Ucap Zayan dengan nada penyesalan.
"Tolong sekarang anda pergi."
"Please Ai jangan benci gue, gue enggak mau jauh dari lo." Aina membuang mukanya, tak ingin melihat Zayan lebih lama lagi.

Zayan berdiri, dan meninggalkan Aina sendirian. Ia menyesal dengan semua yang ia lakukan. Ada perasaan aneh setelah ia melihat kekecewaan dari wajah Aina pada dirinya. Padahal inilah niat awal dia deket dengan Aina. Tapi semua sudah terjadi. Ia hanya harus menjauhi Aina. Tapi hatinya mengatakan untuk memperbaiki hubungannya dengan Aina.

Biarkan Aku PergiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora