🏔[7] Tak Terduga

6.6K 251 60
                                    

KISAH seorang pendaki yang hilang di gunung piramid kini menjadi perbincangan—tut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

KISAH seorang pendaki yang hilang di gunung piramid kini menjadi perbincangan—tut.

"Eh?" Seorang wanita paruh baya yang sedang mengolesi roti gandum sambil menonton berita menoleh, melihat anak perempuannya yang baru saja datang bergabung ke meja makan. "Kamu matiin TV-nya? Itu ada berita penting, tentang pendaki yang hilang gitu!"

"Idih, TV-nya mati sendiri, Bun. Mati lampu kali," Sahutnya asal, padahal dalam hati berdoa agar tidak menjadi anak durhaka.

Sebelum ke meja makan, Stevie memang sempat mencabut saklarnya, bahaya kata Rita—Bundanya itu menonton berita yang sedang viral. Stevie takut tidak diizinkan untuk mendaki lagi.

"Kamu jangan mendaki lagi, ya?" Celetuk Rita tiba-tiba.

Stevia yang sedang menggigit rotinya langsung berhenti, menatap sang bunda dengan pandangan tak terima. "Loh, kenapa, Bun?" Rengeknya pura-pura tak tahu, padahal ia tahu betul alasan bundanya bilang begitu.

"Meskipun Bunda baru denger sebentar, tapi bunda yakin anak itu hilang pas mendaki. Bunda takut...."

"Ah, Bunda mah.... nggak asik," Stevia cemberut, memainkan rotinya dengan malas. Ia jadi tidak berselera.

"Bun, biarin aja. Ini Stevia, Ayah yakin dia bisa jaga dirinya sendiri." Sahut Roni, ayahnya yang langsung membuat Stevia tersenyum lebar.

Rita menatap Roni tak terima. "Tapi Yah, itu kan...."

"Bunda ku sayang, tak perlu takut untuk mengizinkan Stevi mendaki hanya karena banyak yang hilang ketika melakukan pendakian. Ingat, tujuan Stevi hanya untuk menikmati indahnya puncak, bukan untuk melanggar mitos atau peraturan yang ada." Jelas Stevia sambil memegang tangan Rita, berharap bundanya mencabut larangan itu.

"Nggak. Pokoknya enggak."

"Bunda, Stevia udah gede. Dia punya hobi sendiri, biarin aja."

Rita mendelik, melirik Roni kesal. "Ayah, itu kan cuma hobi. Stevi udah mau lulus. Harusnya dia punya cita-cita, dan yang jelas bukan untuk jadi pendaki yang sekadar hobi itu."

"Bunda, cita-cita Stevi jadi traveller. Nanti kalo Stevi nikah pokoknya Stevi mau Pre-wed di gunung, kalo bisa sih, resepsinya juga."

"Ngarang aja kamu," sahut Rita cepat seraya memukulnya dengan koran sang ayah, meski pelan tetap saja membuat Stevia merengut.

"Dih, itu emang cita-cita Stevi, Bundaaa."

"Nggak. Gak ada resepsi di gunung. Apaan, nanti orang gak dateng, atau malah mati dijalan lagi,"

"Astagfirullah Bunda!" Stevia jadi geregetan, dan seolah dewi fortuna datang untuk meredakan perdebatan itu, Tantan datang membuat perdebatan itu berhenti.

"Assalamualakum, eh ada Bunda sama Ayah," Tantan cengengesan. "Stevi-nya udah siap?"

Roni berdeham sambil menyimpan cangkir kopinya. "Tan, hubungan kamu sama Stevi sebenarnya apa?"

Climber CoupleWhere stories live. Discover now