CEWEK dengan tote bag pink itu baru saja hendak melewati gerbang sekolah saat banyak pasang mata memandangnya penasaran, beberapa ada yang merendahkan, dan juga kagum.
Stevia--cewek itu mengernyit tidak paham. "Pada ... kenapa?"
"I-itu, pacar lo?"
"Lo punya pacar, Stev? Gila, sekalinya pacaran langsung ke yang high class begitu."
"Anak sebelah, ya?"
"Kok tuh cowok mau sama lo? Pake pelet gunung pas kemaren lo izin, ya?"
"Gue jadi pengen masuk Pecinta Alam, biar dapet cogan juga di gunung."
Jadi, Stevia cukup populer karena anak Pecinta Alam--perempuan PA yang paling berani mengikuti acara-acara peralaman, meskipun itu sendirian. Jika cewek yang lain masuk Pecinta Alam hanya karena rata-rata anak cowoknya tampan, Stevia tidak begitu. Jelas saja, karea Stevia suka petualangan, apalagi mendaki. Sangat suka.
Stevia semakin bingung. "Pacar? Pacar siapa?"
"Lo enggak tahu? Masa iya sih cowok itu ngaku-ngaku?"
"Hah?" tidak tahu, kenapa Stevia menjadi super lemot sekarang. Tidak, tepatnya akhir-akhir ini.
Kemarin saat soal makanan--padahal clue jelas sekali, bahwa itu pasti Rimba. Tapi otaknya malah memutar tidak jelas.
"Edelweiss ..."
Stevia yang memandang bingung orang-orang kini memandang ke depan, seketika tubuhnya terlonjak kaget. Melihat Rimba di sana sedang tersenyum dengan memasukkan kedua tangan pada saku celananya. Ah, cool!
Setelah menyadarinya, kedua sudut bibir Stevia tertarik ke atas, menampilkan deretan gigi-giginya.
Cepat-cepat dia melangkah dengan berlari kecil, membuat sorakan alay memenuhi telinganya.
"Kamu kenapa ke sini?" Stevia terkekeh, lantas melirik orang-orang di sekeliling mereka. "Malu tahu,"
Rimba tertawa kecil. "Ngapain malu? 'Kan pake baju."
"Idih," Stevia refleks memukul tangan cowok itu gemas. "Maksud aku kamu pasti---"
"SINUS COSINUS DAN TANGEN. AKU KANGEN!" tiba-tiba Rimba meneriakkan maksudnya datang ke sekolahnya.
Suara kaget, iri, dan juga ikut terbawa perasaan memenuhi sekitaran mereka, membuat Stevia melotot dan menutup mulut Rimba dengan berjinjit. "Ih, kamu mah!"
Rimba melepas tangan cewek itu pelan, menyimpan di dadanya. "Kenapa? Aku anak IPA, aku punya cara sendiri buat bilang kangen," Rimba meleletkan lidahnya, membuat Stevia mengalah.
YOU ARE READING
Climber Couple
Teen Fiction[ TAHAP REPOST ] "Akan aku beri tahu kepada para pendaki, bahwa ada yang lebih indah dari gunung, yaitu kamu." ~Rimba Alfonso. Stevia Edelweiss, gadis biasa saja yang saat bosan hobinya cukup aneh, pergi ke hutan dan bermalam di sana. Hingga suatu h...