🏔[20] Ranu Kumbolo

5.2K 218 25
                                    

AKHIRNYA, saat-saat yang ditunggu tiba--yaitu liburan semester ganjil dan saatnya untuk melepas kerinduan pada Alam. Stevia ikut dengan Rimba cs untuk menaklukkan puncak Mahamer--yang sering disebut puncak Abadi para Dewa.

Kini mereka--Rimba, Stevia, Deri, Ilham, dan Dini yang kebetulan ikut karena diajak Stevia--sudah sampai di Ranu Pani, desa terakhir di kaki Semeru.

Kelimanya melewati gerbang selamat datang, dan tidak lupa menyempatkan waktu untuk berfoto di sana. Melanjutkan pendakian yang dimulai dari jalur landai kemudian sedikit menanjak di samping perkebunan penduduk.

Trek masih jalan setapak sampai ke warung pertama, tempat landai untuk beristirahat sebelum melanjtukan perjalanan menelusuri lereng bukit.

Jalur berlanjut melipir bukit di jalur setapak, berupa tanah padat dan paving yang mulai tidak nampak. Hingga pos 1, jalur ini masih bisa dilalui motor untuk keadaan darurat seperti evakuasi.

Menuju pos 1, masih area datar, di belokan jalur pendakian terdapat warung yang menyediakan makanan ringan dan minuman. Cocok untuk mengisi energi sebelum melanjutkan pendakian.

"Mau pada istirahat dulu?" tanya Rimba melihat kelompoknya.

"Boleh," kata Deri dan langsung duduk di kursi kayu depan warung. "Bu, kopi satu ya,"

Diikuti yang lainnya untuk beristirahat di sana. Stevia mengusap peluh di dahinya. Cukup lama tidak mendaki, rasanya cukup melelahkan juga.

"Capek, hm?" tanya Rimba lembut, nyaris membuat Dini menjerit karena kabeperan. Mungkin ini alasan Stevia begitu membanggakan Rimba, lemah lembut dan kelihatan sekali cowok itu sayang pada temannya. Sebentar lagi, mungkin dini akan pindah haluan menjadi Rimba-Stevia shipper?

"Enggak, udah lama aja enggak jadi lumayan hehe,"

Rimba tersenyum, menarik kepala gadisnya untuk bersandar pada bahunya.

"Anj! Yang jomblo hargain bangke!" Ilham protes, membuat Stevia dan Rimba malah tertawa.

"Astagfirullah, jadi pengen punya pacar!" pekik Dini, membuat Ilham langsung menoleh jahil.

"Ya udah, mau pacaran?"

Dini kaget, dia mendelik setelahnya. "Apa sih, Ham!"

Deri tertawa, nampak puas. "Mampus lu di tolak! Mang enak!"

Yang lain hanya tertawa, beberapa pendaki bahkan terlihat iri dengan kebersamaan mereka.

Selepas beristirahat di pos 1, mereka kembali melanjutkan pendakian dengan trek yang masih sama. Melipir bukit yang tidak terlalu menanjak. Di sepanjang jalur pendakian, akan tiba di Watu Rejeng, area datar yang cukup lebar untuk mengistirahatkan diri. Fyi, diberi nama Watu Rejeng karena di sana terdapat beberapa bebatuan menyerupai tebing yang indah.

Menuju pos 2, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pos 1. Terdapat warung yang juga menyediakan makanan dan minuman di belokan jalur pendakian. Untuk kali ini, mereka tidak beristirahat karena merasa energinya masih cukup.

Selepas pos 2, jalur pendakian masih tetap melipir bukit dengan trek yang masih tidak terlalu menanjak namun cukup untuk membuat ngos-ngosan.

Sepanjang jalur pendakian ke pos 3 itu akan melewati jembatan baru, sebagai pengganti jembatan lama yang terkena longsor. Tak jauh dari sana, ada jembatan lama yang merupakan pertanda sudah mendekati pos 3.

Di pos 3 juga masih sama, merupakan area datar yang terdapat warung.

"Eh, kita istirahat dulu, ya? Setelah ini 'kan bakalan lewat tanjakan cinta versi mini," kekeh Deri.

Climber CoupleWhere stories live. Discover now