🏔[11] Best Friend for Life

5.8K 225 51
                                    

SELEPAS turun dari bus di terminal Guntur Garut pada pukul sembilan lebih sedikit, Stevia dan Tantan langsung memakai carrier di punggung, menunggu angkutan umum untuk menuju desa Cisurupan.

Saat angkutan tiba, cepat-cepat Stevia naik lebih dulu--dia terlalu bersemangat, diikuti Tantan.

Omong-omong, Tantan sudah meminta izin, ditambah juga Iney--mamanya Tantan meminta izin pada Rita, jadilah Stevia diizinkan mendaki dengan syarat harus berhati-hati.

"Mau ke Papandayan ya, A?" tanya si supir angkot yang sudah berumur itu.

"Eh, iya nih, Pak. Hehe..."

Selang beberapa menit sampailah mereka di desa Cisurupa, sejak awal turun dari angkot banyak ojek dan mobil pick up yang menawari mereka untuk mengantar sampai di basecamp gunung Papandayan. Namun keduanya tampak berpikir, bingung karena cukup mahal.

"Kita mau naik apa?"

"Pas ke Guntur lo naik apaan sampe basecamp?" tanya balik Tantan.

"Naik ojek lah, kan dulu gue sendirian, gak dapet temen buat naik pick up."

"Gimana kalo kita jalan kaki?"

"Hah!? Gila lo, ya!?" protes Stevia tak terima.

Tantan mendengus. "Dulu aja gue pas ke Guntur, ke basecamp cuma jalan kaki. Itung-itung latihan biar gak capek jalan, biar terbiasa kakinya."

"Taaaann, ya masa---" Stevia berdecak, namun detik selanjutnya dia mengangguk, "--ya udah, oke. Siapa takut!?" tantangnya.

Tantan tersenyum menang, "nah gitu dong! Let's go baby!"

"Dih, gue bilangin Rimba nih, ya!" kekeh Stevia sembari berjalan bersama Tantan.

"Hih, males ah gak usah bawa-bawa nama orang, ini acara kita!"

"Sensi amat," sinis Stevia.

"Bodo."

Sepanjang perjalanan ada beberapa warga yang sangat ramah, menyapa dan sesekali tersenyum.

Dan sekitar kurang lebih satu jam kemudian, keduanya sampai di basecamp David. Beristirahat sejenak sebelum kembali bergelut dengan trek-trek yang mungkin sedikit menantang, meskipun banyak yang bilang bahwa Gunung Papandayan cocok untuk pendaki pemula.

"Tan!"

"Apaan?"

"Enggak jadi, deh."

Tantan mengernyit. "Apaan coba, selalu gak jelas."

"Lo juga suka gak jelas!" sahut Stevia tak mau kalah.

"Ya ... ya itu beda lagi lah, sheyeng."

"Dih, najis."

"Bangke, kejam lu!" Tantan mengacak rambut cewek itu, membuat keduanya tertawa dan sedikit mengundang perhatian.

•••

Merasa cukup beristirahat, makan, dan tak lupa juga menjalankan shalat dzuhur, dua sejoli itu--Tantan dan Stevia--memilih untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Climber CoupleWhere stories live. Discover now