10

25.8K 4.8K 1K
                                    

''Akh! Akh! Help me please!''

Han tersentak saat wanita yang baru saja disiksa tersebut, menghempaskan tubuhnya ke kamera. Hingga kamera yang sedang menyorotinya jatuh, dan video pun berakhir.

Perasaan berdebar dan takut meliputi hati Han, dia dengan bergetar menekan tombol video selanjutnya. Iya, meskipun takut dan shock, malah tidak menghentikan Han untuk membuka video selanjutnya.

Ia malah jadi penasaran dengan video berikutnya.

Selama bermenit-menit Han menghabiskan waktunya untuk menonton video-video penyiksaan yang berada di sebuah website. Website tersebut sebenarnya sudah diblokir oleh Negara. Tapi seorang Han, tentu bisa membukanya.

Berawal dari teman-temannya yang membahas website-website terlarang, membuat Han jadi penasaran, memangnya website-website itu semengerikan yang orang bilang?

Jadi Han mulai mencari tahu, tapi dia malah berujung terpaku di depan laptopnya untuk waktu yang lama.

Tok, tok, tok. "Han, kamu lagi ngapain sih? Ini temennya dateng." Han buru-buru menghentikan video yang sedang ia tonton, dan memastikan laptopnya.

Han mengambil tisu dengan tergesa untuk menyeka keringatnya, sebelum akhirnya beranjak dari kursi dan membukakan pintu untuk Ibunya, yang tadi mengetuk dan memanggilnya.

"Kamu lagi ngapain? Mentang-mentang hari ini hari libur, jangan ngurung terus di kamar dong. Dari pagi loh kamu gini." Kata Ibu Han.

"Eum, itu... soalnya banyak tugas. Sekarang aku kan udah mau lulus SMP, tugas makin banyak." Kata Han beralasan.

"Ah masak?"

"Iya, masak aku bohong. Lagian siapa juga yang dateng?"

"Namanya Acha sama Seungmin."

Han terkejut, hingga ia tidak sadar jadi melamun untuk beberapa saat.

"Hah? Ngapain mereka ke sini?"

"Ya gak tau, mau main aja kali sama kamu. Ya udah sana temuin."

Han mendengus. Ia segera pergi ke lantai bawah, untuk menemui Acha dan Seungmin. Saat ia pergi ke ruang tamu, ia menemukan Acha dan Seungmin yang tengah bercengkrama. Tapi saat sadar dengan kehadiran Han, Acha dan Seungmin pun langsung memfokuskan atensi mereka pada Han.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Han sinis.

"Gue mau minta maaf." Ucap Acha.

"Minta maaf buat apa? Karena udah mutusin gue? Setelah lo minta maaf, kita tetep gak akan bisa balikan kan?"

Acha dan Seungmin saling berpandangan sejenak, dan tidak ada yang bisa menjawab.

"Gak usah minta maaf, gue gak butuh. Yang jelas yang perlu lo inget, lo gak akan bisa hidup tenang mulai sekarang. Siapapun cowok yang deket sama lo, bakal mampus." Kata Han. "Ah, gak usah yang deket. Yang tau keberadaan lo, atau kenal sama lo, juga bakal jadi korban. Termasuk adek lo mungkin?"

"Han, jangan gila dong. Apa-apaan sih lo?" balas Acha.

"Gue gak apa-apaan, gue serius sama apa yang gue bilang."

"Han!-"

"Udahlah, cuman anak SMP, emang bisa apa sih?" celetuk Seungmin, yang membuat Acha maupun Han terdiam. "Lagian gue sama Acha cuman Kakak beradek, ngapain lo mau ngincer gue juga? Gue jelas suka sama Acha, dia yang jaga gue dari kecil. Kenapa pikiran lo yang enggak-enggak? Jangan kebanyakan baca cerita brother atau sister complex. Meskipun Acha cuman Kakak angkat gue, tapi perasaan gue ke dia ya, sebagai Kakak aja."

"Oh gitu? Oke. Tapi jangan salah lo, apa yang gue bilang tadi gak cuman bualan." Kata Han.

Seungmin berdecih. "Udah lah ya Kak Han..." Seungmin berkata sambil menatap remeh Han. "Elo cuman anak SMP. Belajar aja yang bener, biar bisa masuk SMA favorite."

"Sialan!" Han beranjak berdiri, ia hendak menghampiri Seungmin dan menghajarnya, tapi Acha sudah lebih dulu menahannya.

"Gue ke sini mau ngomong baik-baik sama lo, tapi apa-apaan respon lo ini?" kata Acha sembari mendorong Han.

Han menatap tajam Acha. "Udah gue bilang, gue gak butuh permintaan maaf lo."

"Han, gue pengen kita masih temanan, apa gak bisa?"

"Gak bisa."

Acha seketika bungkam, saat melihat sorot mata Han yang lebih tajam dari sebelumnya.

"Tapi inget satu hal, gue gak main-main sama omongan gue!"

"Psikopat." Gumam Acha sembari menatap tajam Han. "Lo gak sayang sama gue, lo cuman obsesi sama gue."

"Gue itu sayang sama lo, tapi lo yang gak bisa menghargai perasaan gue." Kata Han.

"Perasaan apa?! Lo cuman nambah penyiksaan gue!" seru Acha sembari mendorong Han menjauh.

Ibu Han tiba-tiba muncul ke ruang tamu, sambil membawa minuman serta cemilan.

"Aduh kenapa ribut-ribut? Ini Tante bawain minum sama cemilan. Maaf ya ganggu obrolan kalian. Tante gak nguping kok."

"Makasih Tante." Ucap Seungmin.

•••

"Bodohnya waktu itu gue percaya kalian cuman Kakak adek." Acha hanya dapat terdiam, dengan seluruh tubuh bergetar menahan sakit di sekujur tubuhnya. Darah mengalir dari kaki, tangan, dan bahu yang baru saja di iris-iris dengan pisau lipat kecil. Sekarang kaki dan tangannya sudah diikat kembali.

"Tapi masak iya Kakak adek, pergi ke hotel berdua, nginep di satu kamar yang sama, dan... praktekin pelajaran biologi? Hahaha. Belum nikah aja udah bulan madu duluan ya? Eh, bukan bulan madu sih, kalian cuman pengen seneng-seneng, ngelepas stress dari Ayah jahat kalian. Kasian."

"Gue awalnya seneng liat penampilan lo jadi tertutup, dan lo jadi orang yang misterius. Bahkan gak punya temen satu pun meskipun cewek, gue pikir gue bisa lebih tenang. Tapi... gue sadar ada yang aneh sama temen-temen gue. Mereka sering bisik-bisik sambil ngeliatin lo, pas gue tanya ke mereka soal lo. Ternyata mereka tau siapa lo. Gak bisa dibiarin dong."

"Malem itu gue nelfon Hyunjin, nyuruh dia ke sekolah. Begonya dia dateng, hahaha. Emang Hyunjin itu setia kawan sih. Padahal gue suruh dia dateng ke sekolah, karena mau dijadiin sate."

"Heummm... ceritain yang lain juga gak ya? Sekarang enak nih, lo udah punya banyak bukti yang kuat buat laporin gue ke Polisi. Tapi gue anak di bawah umur, cerdas lagi, masa depan gue cemerlang. Apa... hakim bakal ngasih hukuman mati ke gue? Sedangkan gue ini... kemungkinan besar bisa bikin Negara maju. Apa lagi Ayah gue kaya, bisa lah nyogok. Iya gak?"

"Sekarang itu hukum bisa dibeli. Lo pasti tau. Bahkan Ayah lo bisa bebas dari penjara, padahal udah berapa kali lo laporin dia ke Polisi karena kdrt. Tapi karena bokap lo punya temen yang bisa bantu Ayah lo bebas, akhirnya tetep bebas juga deh."

Han lalu duduk di depan Acha.

"Seungmin pasti nyesel, dulu pernah ngeremehin gue. Gue gak suka diremehin. Dan ternyata lo liat sendiri, gue bisa habisin banyak nyawa Cha! Gue hebat kan?!" Acha meringis saat Han mencengkram kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.

"Gue hebatkan Cha? Hebat."

"Lo sama sekali gak hebat. Lo itu bangsat, pengecut, gila! Lo sakit jiwa!"[]

Hacker | Han Jisung ✅Where stories live. Discover now