11

24K 4.4K 888
                                    

Han mencekik Acha hingga wajahnya perlahan membiru.

"Gue udah kerja keras buat lakuin semua itu loh. Gue itu hebatkan? Gue bisa bunuh banyak orang loh." Kata Han.

Acha berdecih. "Ya terus kenapa?" balas Acha dengan susah payah, karena ia sudah mulai kehabisan napas.

"Lo itu manusia rendahan." Kata Acha dengan suara yang mulai hilang.

Han menghempaskan kepala Acha hingga kepala Acha membentur lantai.

Han kemudian beranjak berdiri dan menjauhi Acha. Han kira Acha sudah pingsan, atau bahkan mati.

Acha memang tidak bergerak untuk beberapa saat, sampai tak lama kemudian, tubuhnya perlahan beranjak duduk. Matanya menatap tajam punggung Han.

Darah terlihat mengalir dari kepalanya, akibat benturan dengan lantai yang cukup kuat.

Acha berusaha menarik kembali tangannya yang terikat, meskipun menambah luka dan rasa sakit, Acha berusaha menahannya. Setelah ikatan tangan terlepas, ia beralih melepas ikatan di kaki. Lumayan susah, karena Han mengikatnya dengan simpul yang sulit.

Menyadari ada suara-suara di belakangnya, Han pun berbalik badan ke belakang. Tapi begitu berbalik, besi berujung tajam yang sebelumnya ia gunakan untuk menusuk betis Acha, tiba-tiba terlempar ke arahnya dan mengenai bahunya.

Acha lalu bangkit berdiri, ia berlari menghampiri Han sebelum akhirnya melayangkan tendangan hingga punggung Han membentur dinding, lalu tubuhnya merosot ke lantai. Acha mengambil benda berat berat apapun yang ada di sekitarnya, lalu melemparkannya pada Han.

Saat dirasa Han mulai lengah, Acha menghampiri Han dan merogoh setiap kantung di pakaiannya.

"Sial, kemana kuncinya?" gumam Acha.

Han tiba-tiba tergelak. "Mau lo cari kemanapun gak akan ketemu."

Acha melotot, ia menatap geram Han yang balik menatapnya dengan tatapan remeh.

"Kuncinya ada di dalem badan lo." Kata Han, lalu ia tertawa lagi. "Waktu lo pingsan kan, gue masukin ke mulut lo, terus gue buat lo nelen kunci itu. Emang lo gak ngerasa tenggorokan lo sakit ya?"

Acha tercengang, ia langsung memegangi lehernya. Mana mungkin ia bisa tidak sadar?

"Jangan bohong lo." Kata Acha.

"Ngapain gue bohong?"

Acha seketika mencengkram erat kerah baju Han.

"Han, kenapa lo jadi kayak gini huh?" tanya Acha dengan nada suara bergetar, dan mata yang berkaca-kaca. "Lo itu orang yang baik, lo doang yang dulu mau deket sama gue, tapi kenapa sekarang lo jadi kayak gini?"

Han mendengus. Ia menarik tangan Acha yang berada di kerahnya agar lepas dari sana.

"Iya, gue emang psikopat. Gue bunuh mereka untuk kesenangan gue sendiri, karena... ya bener apa yang lo bilang juga, penyebabnya website-website yang udah diblokir Negara, tapi masih bisa gue buka. Tapi satu hal yang perlu lo tau." Han meraih kedua sisi wajah Acha, membuat Acha hanya fokus memandangnya. "Perasaan gue ke elo, sama sekali gak berubah."

"Tapi lo nyakitin gue." Kata Acha.

"Itu karena lo berusaha kabur. Gue kan beda Cha." Kata Han sembari menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada Acha.

"Gue selalu berusaha nahan marah, setiap inget hubungan lo sama Seungmin. Harusnya lo udah apresiasi gue, bisa nahan marah itu cukup lama. Tapi sekarang gue gak bisa tahan lagi, gue bakal habisin Seungmin." Kata Han.

"Gue mohon jangan ganggu dia. Gue bakal lakuin apapun buat lo, asal jangan ganggu dia." Kata Acha.

"Yakin sama keputusan lo?" tanya Han.

Acha menganggukan kepalanya sembari menunduk.

"Segitu cintanya lo sama Seungmin?" Han bertanya dengan sinis.

Acha tidak menjawab. Han tiba-tiba mencekik leher Acha, dan membanting tubuh gadis itu di lantai. Acha panik dan berusaha melepaskan diri, tapi cengkraman Han pada lehernya, berpindah ke rahang, lalu kakinya di tahan menggunakan kedua lutut Han, hingga ia tidak bisa bergerak lagi.

Apa lagi tubuhnya sudah sangat lemas karena mengeluarkan banyak darah.

"Sebenernya lo benci sama gue apa enggak?" tanya Han.

"Gue gak pernah benci sama lo. Gue mau putus karena lo protektif. Gue udah pernah bilangkan? Makanya waktu kita baru putus gue sama Seungmin ke rumah lo. Gue berharap kita bisa tetep temanan, tapi tenyata enggak. Dan lo sekarang jadi gila." Balas Acha.

"Jadi sekarang lo benci gue?"

"Gue gak akan benci lo, kalau lo mempertanggung jawabkan perbuatan lo."

Han tidak bergeming, tapi cengkramannya pada dagu Acha melonggar.

"Lo mau kita balikan, sampe nikah pun, gue lakuin. Asal lo mau mempertanggung jawabkan perbuatan lo." Kata Acha.

"Apa yang bisa bikin gue percaya sama omongan lo?"

Acha meraih tengkuk Han, dan sedikit mengangkat tubuhnya, agar ia bisa meraih bibir Han. Bertepatan dengan pintu yang didobrak.[]







Makin kacau ceritanya

Hacker | Han Jisung ✅Where stories live. Discover now