16

23.5K 4.4K 1.2K
                                    

Acha menatap ngeri anak laki-laki yang tiba-tiba muncul dengan mulut penuh darah. Dia Han.

Anak laki-laki itu menggigit tangan Polisi yang mencekalnya sampai berdarah. Setelah itu ia langsung bergegas ke apartemen Acha dan Seungmin, dan berhasil membuka kunci unit yang padahal menggunakan pin.

Dengan langkah sempoyongan seperti orang mabuk, Han melangkah masuk ke kamar dan tiba-tiba melempar satu buah batu bata ke arah Seungmin hingga mengenai kepalanya. Seungmin otomatis jatuh ke lantai, sembari memegangi bagian kepalanya yang terkena batu.

Acha membelalakan matanya. Ia langsung berdiri menghampiri Han, lalu mendorongnya untuk menjauh.

"Jangan ganggu Seungmin!" seru Acha.

"Lo tau gak adek lo itu pembunuh?!" Han bicara dengan nada tak kalah tinggi dari Acha.

Acha seketika tercenung, dan menatap tidak percaya Han.

"Dia bahkan bunuh orang tanpa alasan. Cuman buat ngelampiasin rasa marahnya karena Ayah kalian. Masih mending gue kan? Ngebunuh orang karena elo."

"Gak ada yang mending! Lagian apa buktinya kalau Seungmin ngebunuh hah?!"

"Oh lo gak liat seberapa mahir dia pegang senjata ya? Karena lo sendiri yang jadi korban tembaknya. Bahkan di kantor Polisi, dia udah bunuh dua orang."

Seungmin menyeringai, sembari mengusap darah yang menutupi menetes ke matanya.

Seungmin kemudian bangkit berdiri dan mengeluarkan pistolnya. Han memegangi lengan kanan Acha, dan membuatnya berbalik badan untuk menatap Seungmin, yang kini raut wajahnya tampak dingin.

"Liat di tangannya," ucap Han.

"Kenapa? Takut sama ini?" tanya Seungmin pada Han sembari mengangkat pistolnya.

Acha terkejut, dia sampai tidak bisa berkata-kata. Kepalanya mendadak pusing dengan sekujur tubuh yang semakin kehilangan tenaga.

"Kak, ayo sini. Jangan deket-deket sama Han, gimana pun dia yang lebih bahaya." Kata Seungmin sembari berjalan mendekat.

Dan Acha malah bergerak mundur, membuat Han menyeringai kemudian merangkul Acha.

"Dia udah janji sama gue, kalau dia mau sama gue sampe nikah, asal gue nyerahin diri ke Polisi." Kata Han.

Seungmin tertawa. "Heh, lu halu ya? Elu tuh paling bakal dihukum mati. Lagian apa sekarang lo udah nyerahin diri ke Polisi? Enggak kan?"

"Gue kabur karena denger lo nembak Polisi dan kabur. Gue udah bisa memastikan lo pasti bakal bawa kabur Acha setelah itu." Kata Han.

Seungmin tertawa kecil. "Emang kecerdasan lo gak bisa diraguin lagi ya? Tapi percuma, lo sakit jiwa."

"Butuh kaca?" kata Han. Ia tak lama mengeluarkan sebilah pisau beserta pemantik.

Acha seketika menjauh dari Han.

"Kalian mau saling ngebunuh hah?! Tujuan kalian apaan sih?! Taruh semua itu, atau gue yang bunuh kalian berdua?!"

•••

"Anj*ng! Kenapa Han malah ikut kabur?! Akhhh, goblok! Goblok! Gimana sih kerja kalian?! Seungmin sama Acha belum ketemu lagi ada di mana!" Bang Chan mengacak rambutnya frustasi. "Kalian tau gak, tiga bocah ini itu bahaya?! Meskipun masih di bawah umur, mereka udah bisa dihukum mati! Kalian gak takut ada harimau yang berkeliaran bebas sekarang huh?!"

"Ya ampun..." Bang Chan menepuk keningnya.

"Gila ya ndro, kerja lo berat banget. Pantes jadi ubanan." Komentar salah seorang teman Bang Chan yang merupakan anggota ke Polisian juga, hanya saja tidak termasuk kelompok yang mengurus kasus Han, Acha dan Seungmin ini.

"Ini disemir bego." Sungut Bang Chan. "Udah, udah. Kita lanjut kerja lagi aja, maaf udah marah-marah." Kata Bang Chan sembari mengibaskan tangannya pada anggota timnya.

"Si Han belum sempet di tes psikolog malah kabur." Gumam Bang Chan sembari meneguk air mineralnya.

"Menurut gue, setelah denger cerita lo soal Han. Mungkin aja anak ini menderita skizofrenia atau psychosis. Kan tetangganya bilang Han sering ngomong sendiri. Yah udah jelas, dia mengalami halusinasi atau delusi. Tetangganya juga bilang Han kadang perilakunya agresif." Ujar teman Bang Chan itu.

"Jasad orang tuanya yang kalian temuin di lemari, udah meninggal sejak 10 tahun lalu. Gak mungkin anak itu bunuh orang tuanya sendiri kan? Ada dua kemungkinan Han bisa jadi kayak sekarang. Dia emang punya keturunan gila dari keluarganya, atau emang ada kejadian kelam di masa lalu."

"Hah, iya, gue juga mikir gitu. Sekarang orang tua Han masih diotopsi, buat dicari penyebab kematiannya. Kalau diliat dari kondisi fisik, Ayah Han dibacok di bagian kepala, sedangkan Ibunya ditembak dua kali di bagian dada." Kata Bang Chan. "Dan yang ngawetin mereka, udah jelas Han sendiri. Meskipun diawetin, tetep ada bagian jasad yang perlahan rusak."

"Yah, dia kan bukan orang profesional dalam ngawetin mayat. Gak mungkin bisa sempurna ngawetinnya. Kalau gak ketahuan sampe beberapa tahun ke depan, udah deh. Jasad orang tua Han bener-bener bakal hancur di dalam di lemari."

"Yang gue miris. Han dan keluarganya itu emang tinggal di perumahan elit. Sebenernya tetangganya gak ada yang begitu peduli sama dia dan keluarganya, mereka cuman kadang liat Han yang ngomong sendiri. Anak itu dideketin juga cuman karena mereka penasaran, kenapa Han ngomong sendiri. Yah, lo taukan orang-orang yang tinggal di perumahan elit emang gak ada yang peduli satu sama lain?"

"Jadi mereka juga gak tau apa yang terjadi sama keluarga Han. Dan mereka cuman bisa kaget waktu tau di rumah Han ada dua mayat yang gak ketahuan sejak 10 tahun lalu." Ujar Bang Chan panjang lebar.

"Keamanan di sana gimana?"

"Gak begitu bagus juga. Bahkan gue denger banyak satpam yang malah kerja sama, sama pencuri atau perampok."

"Gila..."

"Yah gitu deh. Orang zaman sekarang, buat ngisi perut aja, bisa bunuh orang."

•••

"Sebelum gue masuk penjara, gue mau bikin lo resmi dulu sama gue, dan nyingkirin orang ini." Kata Han sembari menunjuk Seungmin dengan pisaunya.

"Gue gak mau terima lo, kalau lo ganggu Seungmin." Kata Acha.

"Kenapa sih lo ngebelain dia terus?! Dia jelas-jelas pembunuh juga Acha!" teriak Han.

"Banyak bacot!" Seungmin tiba-tiba ikut berteriak, dan hendak menekan pelatuk pistolnya. Han langsung berlari menghampiri Seungmin dan menjatuhkan pisau serta tali yang ada di tangannya, ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Seungmin, lalu mendorong perutnya menggunakan kepala, hingga tubuh Seungmin membentur lemari di belakangnya.

Mata Acha melebar melihat kaca lemari yang langsung pecah, dan Seungmin langsung roboh ke lantai.

Han berusaha merebut pistol yang ada di tangan Seungmin. Tapi Seungmin tidak membiarkan itu. Ia mencengkram bahu kiri Han, lalu mendorongnya ke samping. Sebelum akhirnya bangkit berdiri, dan menodongkan pistol tepat di depan wajah Han.

"Udah penuh darah tuh, nyerah aja." Kekeh Han.

Buk! Seungmin mengerang kesakitan, saat Han meninju perutnya hingga ia jatuh ke belakang, dan pegangannya pada pistol terlepas. Pistolnya terlempar cukup jauh, sehingga Han maupun Seungmin sekarang tidak punya senjata apapun.

Seungmin membalas serangan Han, ia memukul dan menarik rambut Han, lalu membanting kepalanya pada lampu tidur yang tersebut dari kaca hingga pecah.

Acha tidak tahu harus berbuat apa, kepalanya terasa semakin pusing dan berat. Ia perlahan berjongkok, lalu merangkak untuk mendekati pistol yang tadi tidak sengaja terlempar dari tangan Seungmin.

"Berenti sekarang, atau gue bunuh diri?"[]

Hacker | Han Jisung ✅Where stories live. Discover now