14

23.1K 4.6K 1.7K
                                    

"Pak, saya izin mau ke kamar mandi." Kata Seungmin sembari beranjak berdiri.

"Pak, tolong kawal dia." Titah seorang anggota Polisi yang merupakan atasan,

"Buat apa saya dikawal? Saya kan gak bersalah." Kata Seungmin.

"Kamu sudah merebut senjata, dan menembak orang sembarangan."

"Saya hanya berusaha melindungi Kakak saya."

"Tetap, kamu masih dalam pengawasan."

Seungmin mendengus, akhirnya dengan terpaksa. Ia harus mau pergi ke kamar mandi dengan dikawal dua orang anggota Polisi.

Setibanya di kamar mandi, dan Seungmin sudah memasuki salah satu bilik. Seungmin tidak melakukan apapun, ia hanya berdiri, berusaha tidak mengeluarkan suara apapun, agar suara dari luar kamar mandi dapat terdengar.

Hingga beberapa saat berlalu, saat Seungmin sudah bisa merasakan tidak ada lagi orang di kamar mandi. Seungmin pun mengeluarkan sebuah senjata api berwarna silver dengan ukuran yang kecil dari saku celananya.

Seungmin pun membuka pintu kamar mandi, tapi ia tidak langsung keluar. Membuat kedua Polisi yang menjaganya di kedua sisi pintu heran, mereka pun menolehkan kepalanya ke arah pintu. Bertepatan dengan itu, Seungmin langsung menembak kedua kepala Polisi tersebut.

Seungmin lalu melompati keduanya yang langsung ambruk ke lantai.

Orang-orang di luar sana terdengar panik begitu mendengar suara tembakan.

Seungmin pun tanpa membuang waktu langsung memecahkan kaca jendela yang ada di kamar mandi menggunakan tubuhnya, sebelum melompat keluar dan kabur.

•••

"Ayahnya Seungmin itu tukang pukul, waktu kecil Seungmin sering disuruh pegang senjata sama Ayahnya untuk nembak Ibunya. Meskipun Seungmin ketakuan, dia tetep nurut, karena nanti dipukul. Meskipun waktu kecil dia masih belum bisa pakai senjata, tapi seiring bertambahnya usia, yaa... dia jadi bisa. Yang bikin Ibunya meninggal dia sendiri. Meskipun tanpa sengaja. Seungmin gak sengaja nembak dada Ibunya, karena disuruh latihan sama Ayahnya, dengan Ibunya sendiri dijadiin bahan latihan, padahal Seungmin udah berusaha gak ngenain Ibunya, tapi Ayahnya sendiri yang bikin tembakan itu kena Ibunya, untungnya gak sampe meninggal. Ibunya masih sempet dirawat. Dan Ayahnya Seungmin selalu bilang ke Seungmin, kalau dia bilang ke orang, gimana tingkah Ayahnya itu. Ayahnya juga bakal bongkar ke semua orang, terutama Polisi dan Acha. Kalau dia sendiri yang udah bikin Ibunya meninggal."

"Ya tepat Pak, Acha gak tau adeknya yang keliatan polos ternyata kayak gitu. Di mata Acha Seungmin cuman anak laki-laki lemah yang penyakitan, dan sering dapet kekerasan dari Ayahnya."

"Acha diadopsi, gak semata-mata buat jagain Seungmin yang penyakitan. Tapi biar Ayahnya ini ada objek lain buat disiksa. Aneh ya? Kenapa bisa lulus survey waktu mau ngadopsi? Tandanya emang orang tua Seungmin, termasuk Seungminnya sendiri itu pinter banget akting, juga nutup mulut orang lain yang tau fakta asli keluarga ini."

"Tumbuh di keluarga kayak gitu, apa Bapak berpikir kedua anak ini gak sakit jiwa? Seungmin ngelampiasin rasa marahnya ke Ayahnya, dengan cara bunuh orang. Tapi dia sendiri gak pernah berani nyentuh Ayahnya, karena trauma sama Ayahnya. Padahal dia bisa aja bunuh Ayahnya."

"Dan Bapak mau tau fakta lain? Ayah Seungmin dan Acha, udah mati. Acha yang bunuh, Acha penggal kepala Ayahnya sendiri, dan bakar rumahnya sampai benar-benar hangus."

"Gimana nih kerja Polisi? Apa Bapak akan tau fakta semendetail ini? Tanpa bantuan saya? Gak akan bisa Pak. Untuk orang jenius kayak saya pun, butuh waktu cukup lama untuk ngumpulin informasi-informasi ini."

"Jadi di antara saya, Acha dan Seungmin. Kami semua pembunuh."

Bang Chan mengusap wajahnya kasar sembari menghela napas.

"Apa kamu bangga dengan predikat itu?" tanya Bang Chan. "Perasaan orang tua kamu, apa enggak kamu pikirin?"

"Oh, orang tua saya ada di lemari, mereka gak tau perbuatan saya. Makanya Bapak dari tadi gak bisa ngehubungin mereka."

Bang Chan melebarkan matanya, ia seketika langsung beranjak berdiri dari kursinya.

"Kamu-" Bang Chan sampai tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. "Kamu bunuh orang tua kamu sendiri?!"

Bang Chan langsung keluar dari ruang integorasi, tapi di luar pun sedang ramai karena Seungmin yang kabur, dan kedua anggota Polisi yang jadi korban.

Han tertawa kecil. "Bodoh banget. Orang tua gue kan dari lama udah meninggal karena kerampokan."

•••

"Mayatnya udah lama! Ini udah 10 tahun!"

"Han Jisung mulai jadi pembunuh waktu SMA kan? Baru hampir tiga tahun. Apa dia udah ngebunuh dari 10 tahun lalu? Tapi... tapi apa iya? Dan bunuh orang tuanya sendiri?"

Bang Chan seketika mengurut pelipisnya, kenapa jadi semakin rumit begini?

"Laporan dari tetangga-tetangganya gimana?" tanya Bang Chan pada salah satu anggota Polisi.

"Mereka gak pernah nyium bau mayat atau apapun. Pemeriksaan awal, kedua jasad memang diawetkan, meskipun begitu, tetap hancur. Tapi aromanya jadi tidak menyengat."

"Ada juga yang melapor, selama ini Han Jisung, memang sering bicara sendiri. Kalau ditegur orang, Han akan marah dan membuat orang ketakutan."

"Perkiraan awal, selama ini Han mengalami halusinasi."

Bang Chan mengambil ponselnya, ia menelfon seseorang dan minta Han untuk diperiksa kejiwaannya. Selesai menelfon, ada panggilan lain yang masuk.

"Halo, lapor Pak. Pasien Acha hilang."[]



Harusnya udah ending.

Hacker | Han Jisung ✅Where stories live. Discover now