Chapter #5

725 89 2
                                    

Bam telah menyelesaikan sesi latihannya hari ini dengan Jinsung dan memilih menghabiskan sisa waktunya dengan berkeliling kota untuk sekedar melihat-lihat. Dalam perjalanannya, ia melewati wilayah pertokoan yang terlihat sangat ramai di lalui orang-orang.

Bam berencana membeli beberapa cemilan untuk dinikmatinya selama perjalanan pulang. Saat menemukan toko cemilan yang tepat, Bam segera masuk ke dalam dan membeli cemilan kesukaannya. Camilan itu akan cukup mengganjal rasa laparnya untuk saat ini.

Saat melewati sebuah toko, terjadi keributan yang menarik perhatian Bam. Terlihat seorang pemuda sedang beradu mulut dengan anak kecil yang sepantaran dengan Bam. Bam lantas mendekat berusaha melerai.

"Kembalikan uangku! Dasar pencuri tak tau malu!" ucap anak itu sembari meninju pemuda tadi namun  sang pemuda itu tak terlihat kesakitan sama sekali.

"Bocah sepertimu tidak butuh uang sebanyak ini. Sana pulang kerumahmu!" Pemuda itu lalu mendorong anak itu hingga terjatuh ke tanah kemudian menyeringai bangga.

"Hei, hentikan itu!" ucap Bam tak bisa tinggal diam. Ia berdiri di depan anak itu memintanya bersembunyi di belakang Bam. "Apa kau tak malu mencuri dari anak kecil. Cari lawan yang sepantaran dengan mu sana!"

Pemuda itu terlihat menggertakkan giginya, "Dasar bocah sialan."

"Tolong!! Ada perampok anak kecil! Tangkap orang itu," Bam tanpa disangka malah berteriak membuat orang-orang yang berada di dekat mereka lantas memperhatikan kejadian itu dan menatap curiga pada sang pemuda.

"Cih! Sialan!" umpat pemuda itu lalu melempar sebuah kantung kemudian melarikan diri sebelum dijadikan sasaran amukan warga disana.

Bam segera mengambil kantung itu di tanah lalu memberikannya pada anak tadi.

"Terimakasih," ucap anak itu saat Bam mengulurkan tangan membantunya berdiri.

Bam memperhatikan penampilan anak itu dari atas ke bawah. Pakaian yang digunakannya sangat memberi kesan kalau ia adalah 'anak orang kaya'. Pantas saja pemuda tadi tertarik untuk mencuri darinya. Semakin dilihat, Bam semakin yakin kalau mereka seumuran lantaran tinggi badan mereka yang sama.

Bam menggaruk belakang kepalanya merasa sedikit canggung lantaran jarang sekali ia berbicara pada anak yang seumuran dengannya, "Emm, namaku Bam. Senang berjumpa denganmu."

"Aku Khun Aguero. Terimakasih sudah menolongku," anak itu tersenyum manis setelah berterima kasih pada Bam.

Bam lalu mengajak Khun ke sebuah taman di daerah itu dan kini keduanya tengah duduh di sebuah kursi sembari menikmati cemilan yang tadi di beli Bam.

Bam sempat menanyakan bagaimana Khun bisa terjebak dengan pemuda tadi itu, dan Khun berkata kalau ia sebenarnya tengah kabur dari rumah. Khun bilang ia ingin membelikan sebuah hadiah untuk Ayahnya, jadi ia menyelinap keluar seorang diri untuk melaksanakan tujuannya itu.

"Aku punya seorang Adik kecil berusia 5 tahun. Dia terlihat sangat berbakat bahkan di umurnya yang sekecil itu. Sejak kehadirannya, Ayah sudah tak perhatian lagi padaku. Itu membuatku sangat sedih," ucap Khun tertunduk murung.

Bam hanya bisa tersenyum maklum. Ia yang seorang anak tunggal tak mengerti bagaimana rasanya iri akan kasih sayang orang tua. Perhatian kedua orang tuanya hanya untuknya. Jadi Bam hanya bisa mengucapkan kalimat-kalimat penghibur untuk Khun.

"Tapi bukan berarti aku membenci adikku. Aku sangat menyayanginya. Makanya aku ingin menarik perhatian Ayahku dengan memberinya hadiah."

"Aku mengerti. Tapi kalau kau kabur seperti ini, bukannya Ayahmu malah akan khawatir?" tanya Bam.

Prince Of Night [Tower Of God FF - Baam]Where stories live. Discover now