Chapter #24

556 76 16
                                    

Zahard mempersiapkan berkas demi berkas yang tersimpan di ruang kerjanya. Alat-alat medis yang biasanya tersusun rapi kini sudah ia kemas dan berada di Armor Inventorynya. Sekali lagi, ia harus menghadiri rapat penting yang sudah tiga kali diselenggarakan dalam kurun waktu seminggu. Sebagai penyandang posisi Ketua, tentu saja Zahard harus turut hadir.

Zahard adalah Ketua dari sebuah organisasi yang sangat berpengaruh di Tailse Uzer Empire, yaitu Perserikatan Dokter Tailse Uzer Empire. Organisasi itu ia dirikan bersama Gustang sekitar 7000 tahun lalu. Awalnya organisasi itu hanya perkumpulan biasa yang berisi para dokter atau ahli medis lainnya. Namun karena jumlah anggota yang berkembang pesat dan pengaruhnya yang mulai menguat, Zahard dan Gustang akhirnya meresmikan pembentukan orgasinasi itu secara legal.

Perserikatan Dokter Tailse Uzer Empire (PDTUE) sampai saat ini sudah memiliki anggota hampir 10.000 orang yang tersebar di seluruh Benua Baylord. Empat ribu lima ratus diantaranya adalah Dokter profesional dan sisanya adalah ahli medis lainnya. Selain itu, 65% anggotanya sudah bersertifikasi Ranker dan sisanya tidak mengambil sertifikasi tersebut namun tetap memiliki kemampuan medis yang baik.

Rapat kali ini masih akan membahas masalah yang sama yaitu kasus Withered Colleen. Organisasi mereka diminta oleh kerajaan untuk membantu menyelesaikan misi tersebut dari sisi medis. Zahard sebenarnya memiliki hubungan yang cukup baik dengan kerajaan. Ia dulu berprofesi sebagai Dokter pribadi di kerajaan. Namun ia memilih keluar untuk fokus mengurus Organisasi PDTUE.

Zahard merupakan tokoh berpengaruh di Benua Baylord selain para Bangsawan Penguasa. Walaupun memiliki kesan yang sangat sederhana, tidak dipungkiri kalau Zahard adalah orang yang hebat. Bahkan Bam tidak tahu seperti apa ayahnya yang sebenarnya. Yang Bam tahu, Zahard adalah seorang Dokter yang mempunyai klinik sendiri. Hidupnya juga tidak pernah kekurangan walau Zahard lebih sering terlihat menganggur. Bam tidak tahu kalau sebenarnya dia adalah anak orang kaya.

Jangan ditanya seberapa banyak harta kekayaan Zahard. Ia punya cukup uang untuk membeli sebuah kota. Tapi pria itu memang tidak pernah sombong dan memilih menghabiskan uangnya dengan berdonasi membantu para orang-orang yang lebih membutuhkan. Salahsatunya dengan membangun sekolah kedokteran di beberapa kota yang bisa diikuti secara gratis untuk orang yang kurang mampu.

"Kau akan pergi lagi?"

Zahard menoleh ke arah wanita cantik yang sangat dicintainya. Wanita itu Irene, tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum hangat. Andaikan Irene membalas perasaan Zahard, pasti Zahard akan bahagia karna hidupnya telah lengkap.

"Iya, aku ada rapat lagi."

"Lalu bagaimana dengan klinik mu?"

"Aku sudah menugaskan orang untuk menjaga klinik. Aku tak bisa terus menutup klinik. Akhir-akhir ini sedang banyak orang yang datang berobat."

Irene mengangguk paham. Klinik milik Zahard memang menjadi pusat pengobatan favorit. Tidak seperti Rumah Sakit Pemerintah yang disediakan kerajaan, biaya pengobatan di tempat Zahard lebih terjangkau. Tentu Zahard tak tega jika kliniknya harus sementara berhenti beroperasi.

"Bagaimana dengan mu? Sudah diterima?"

Seulas senyum merekah dibibir Irene. Ia lantas mengeluarkan selembar kertas dari pocketnya dan memaparkannya di hadapan Zahard.

"Lulus!"

Irene berhambur peluk pada Zahard yang terkejut dengan tingkah Irene yang tiba-tiba. Walau sudah 17 tahun tinggal bersama, Irene dan Zahard jarang melakukan skinship. Walau Zahard memang mencintai Irene, ia tak bisa seenaknya saja melakukan kontak fisik. Apalagi Irene tidak memiliki rasa yang sama.

"Selamat, Irene." Zahard mengelus puncak kepala Irene.

Seminggu yang lalu Irene tengah mendaftarkan diri ke Persatuan Penyihir Benua Baylord (PPBB). Dan hasilnya baru di ia terima hari ini.

Ya, Irene adalah pengguna sihir atau mantra.

Awalnya wanita itu mengira ia hanyalah rakyat biasa yang tidak memiliki kekuatan. Namun saat menyadari ada yang aneh dari dirinya, Zahard menyarankan untuk mengecek kekuatannya. Benar saja, Irene memiliki kekuatan yang cukup besar dalam tubuhnya. Sejak saat itu Irene mulai mempelajari tentang sihir karena ia tak ingat apapun tentang kekuatannya itu.

Tujuan Irene bergabung dengan PPBB adalah untuk turut berpartisipasi dalam misi besar kerajaan. Ia masih tak tenang membiarkan anak kesayangannya bergabung dengan pasukan khusus kerajaan. Irene rasa ini cara terbaik untuk mendukung anaknya.

Dan Organisasi tersebut tentu saja menyambut Irene dengan tangan terbuka. Apalagi setelah melihat hasil tes Irene yang sangat memuaskan. Irene memiliki aliran sihir yang unik. Mirip seperti Aliran milik seorang legenda di kalangan pengguna sihir yang kini telah tiada. Namun level Irene masih jauh dibawah. Jika dikembangkan, tentu Irene memiliki potensi menjadi penyihir paling kuat.

"Aku menghargai keputusanmu, Irene. Tapi ingatlah semua perkataanku, kau harus berhati-hati."

"Aku mengerti, Zahard."

***

Langit menggelap, menghapus pancaran sinar berwarna jingga yang meredup berganti ke hitam pekat. Lampu-lampu di pinggir jalan mulai menyala satu persatu menerangi malam. Orang-orang mulai menghentikan aktivitas diluar memilih berdiam diri di dalam rumah.

Seorang gadis berambut hitam sepunggung dengan riangnya melangkah menyusuri jalanan yang sepi. Jantungnya berdegub kencang menggambarkan perasaan gembira. Tujuannya adalah balai desa yang terletak dipusat desa tempat tinggalnya. Disana ia akan bertemu dengan pujaan hatinya yang baru pulang dari Ibu Kota.

Orang tuanya sudah melarangnya keluar pada malam hari. Namun gadis itu tak kuat lagi menahan rindu ingin segera berjumpa dengan kekasihnya. Ia dengan nekat pergi keluar rumah diam-diam tanpa sepengetahuan keluarganya. Lagipula jarak rumahnya dengan tempat janjian mereka tidaklah terlalu jauh.

Gadis itu bersenandung kecil guna mengusir rasa sepi selama perjalanan. Tiba-tiba sebuah tepukan dibahunya membuat gadis itu nyaris terpekik.

"Hai."

Seorang pemuda tampan berdiri di belakangnya sambil tersenyum ramah. Gadis itu tak tahu sejak kapan pemuda itu ada disana. Ia sama sekali tidak merasakan kehadirannya.

"H-hai."

Pemuda itu berjalan mendekat lalu menyamakan langkahnya dengan gadis tadi yang juga sudah kembali berjalan.

"Kau mau kemana malam-malam begini sendirian?"

"Aku ingin menemui seseorang."

"Kencan?" tebak pemuda tersebut membuat sang gadis menunduk malu menyembunyikan pipinya yang mungkin sudah memerah. Gadis itu lalu mengangguk pelan membenarkan dugaan pemuda tadi.

"Pacar mu beruntung sekali bisa mendapatkan gadis secantik dirimu. Ah, dia pasti sangat tampan sampai-sampai kau tertarik padanya. Kapan ya aku bisa punya pacar sepertimu?"

Mendapat pujian seperti itu membuat gadis itu semakin salah tingkah, "D-dia tidak begitu tampan. Tapi ia sangat baik hati dan memperlakukanku dengan penuh kasih sayang. Menurut ku kau jauh lebih tampan. Kau pasti akan segera menemukan gadis yang baik."

Gadis itu tidak bohong. Lelaki disebelahnya sangat amat rupawan. Wajahnya begitu tampan bagaikan seorang bangsawan. Rambut perak panjangnya dikuncir satu memamerkan rahang tegas dan bahu lebarnya. Sungguh gambaran sempurna dari seorang pria tampan.

Pemuda itu tiba-tiba berhenti lalu memegang kedua bahu gadis itu agar menghadapnya. Matanya mencoba menatap kedalam manik mata sang gadis.

"Tapi sepertinya... yang kuinginkan itu kau."

Gadis itu sontak membulatkan kedua matanya. Apa ia sedang menerima sebuah pernyataan cinta? Lelaki itu menginginkan dirinya.

Gadis itu masih tidak bereaksi. Matanya hanya mengerjap
pelan ketika wajah lelaki itu mendekat ke wajahnya. Seakan terbuai, ia tak bisa mengalihkan pandangan. Ketika hidung keduanya nyaris bersentuhan, gadis itu seketika kehilangan kesadarannya.

"Bunga ke seratus telah didapatkan."

-TO BE CONTINUED-

18 May 2020

By Chaerun Nessa

Prince Of Night [Tower Of God FF - Baam]Where stories live. Discover now