3. Basket

105 65 72
                                    

Di sini di Sekolah baru Caca, dia masih tetap mengikuti Ekskul basket sama seperti dulu waktu Caca masih SMP, Caca berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bakatnya itu. Karena basket sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Dulu Caca adalah seorang  kapten basket di SMP karena keahlian dan kelincahanya dalam bermain basket yang sangat lihai makanya dia dipilih menjadi kapten. Tapi sekarang dia hanya seorang tim cadangan saja karena ketua tim basket putri di SMA ini seperti tidak menyukai Caca.

                              ****

Tidak terasa 4 bulan sudah Caca ber sekolah disini dan sekarang adalah H-4 bulan menuju pertandingan Basket antar sekolah.

Beda dengan cewek-cewek pada umumnya Caca selalu menyempatkan waktu luangnya untuk bermain basket di lapangan, saat semua wanita menghindari teriknya sinar matahari dan memilih berteduh di bawah atap bangunan sekolah, lain dengan Caca ia memilih untuk berlatih basket meskipun matahari terus saja menyorotkan sinarnya.

"Caaaaaa CACAAAAAAA !!!!" Teriak Xelin di ujung lapangan.

Caca langsung menghampiri Xelin dengan keringat yang bercucuran.

"Ada apa?" Caca menaikan sebelah alisnya.

"Ihhh lo keringetan banget sihh!! Nih minum dulu!!" Xelin menyodorkan air mineral pada Caca yang ketika itu memang sedang kehausan.

Dengan segut nya Caca meminum habis satu botol itu hanya dalam beberapa detik saja.

"Thanks yah!"

"Iyah sama-sama. Yaudah pulang yuuk!!" Gue udah capek nih ama pelajaran Penjaskes, pengen mandi gue!!" Ujar Xelin yang mengibas-kibaskan kerah bajunya agar gerah nya berkurang.

"Duluan aja Sel gue masih pengen latihan dulu!"

"Nggapapa nih gue tinggal? Nanti lo malah ngomel-ngomel lagi!"

"Iyahhh nggapapa!!! Hahahhaa yaaaa ngga lah udah sana hati-hati di jalan yahh!"Caca langsung meninggalkan Xelin kelapangan.

Xelin pun harus pulang sendirian.
Ketika Caca sedang fokus-fokus nya latihan tiba-tiba saja datang seorang pria mengambil alih bola yang sedang Caca drible dan langsung mendrible hingga memasukanya ke dalam ring.

"WOYYYY! Ngapain lu ke sini?? Ganggu aja lu!"

Namun pria itu tidak menghiraukan pertanyaan Caca dan terus mendrible lalu memasukanya ke dalam ring berulang-ulang.

Caca mulai emosi dan langsung mengejar pria itu hingga ia dapat mengambil alih bola basket nya lagi, ia pun mendrible nya namun pria itu berhasil merebut bola dari Caca dan mendrible nya hingga memasukanya ke dalam ring.

Mereka bermain terus menerus namun tidak satu pun Caca berhasil memasukan bola ke dalam ring.

"Cuman segini kemampuan lo?" Cibir pria itu dengan senyum mengejek

"Maksud lo apa ? Tiba-tiba aja lo dateng dan dengan seenak nya lo rebut bola dari gue terus sekarang lo ngehina gue apa-apaan lo? Punya etika nggak lo? Punya sopan santun nggak sih hahh?"Caca meluapkan amarahnya ia tidak terima di hina seperti itu.

Pria itu hanya tersenyum dengan mengangkat satu ujung bibirnya.

dia menghempaskan bola yang ia pegang dan langsung menghampiri Caca, Cacapun merasa takut dengan hal itu ia perlahan mundur namun pria itu tetap saja mendekatinya hingga Caca sudah berada di ujung tembok dan tidak bisa lagi untuk mundur namun pria itu terus mendekatinya hingga tubuh mereka hanya berjarak 10 Cm, telapak tangan pria itu menempel pada tembok yang berada di samping kepala Caca.
Wajah pria itu terus mendekat ke wajah Caca dan semakin dekat hingga wajah mereka hanya berjarak 3 Cm dan.........

My LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant