1: a little of liquor

588 36 2
                                    

Javas dan Yuta.

Dua manusia di bawah umur itu muncul lagi di depan club malam dengan pakaian seadanya. Pakaian dadakan tiba-tiba kepengen minum di club sambil dengerin lagu DJ kayak angkot bogor dan wanita seksi.

Kenapa bisa masuk? KTP aja belom punya.

Oh iya jelas, omnya Yuta yang punya club. Yuta keponakan kesayangannya, udah lah pas banget.

"Arsen."

Sepenggal nama yang cukup membuat petugas sana nunduk dan melayani Yuta dengan segenap hati. Siapa tau gaji naik kalo abis ngelayanin keponakan yang punya.

"Thanks. Kamu cantik," ujar Yuta dan membuat petugas perempuan tadi tersipu malu dan pergi dari hadapan dua iblis penggoda itu.

Padahal biasa aja mukanya, Yuta nya aja tukang gombal. Sama tukang bohong.

"So... what's going on?" Javas membuka percakapan diantara mereka dengan segelas red wine. Malam ini dia gak mau minum yang terlalu berat, besok ujian geografi.

Udah tau besok ujian, jam satu pagi gini masih ngelayap.

"Saham bokap turun,"

"Terus?"

"Gue disuruh pacarin temen bisnisnya, biar saham dia bisa naik lagi."

"Cakep gak?"

"Nih..." Yuta sibuk ngambil ponselnya dari kantong celana dan buka camera roll buat nyari foto cewek yang lagi mereka omongin.

"You lucky bastard!?!?!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You lucky bastard!?!?!?"

Yuta nyengir dan meneguk sedikit minumannya, "Cantik, kalo senyum manis banget, Vas. Gue bisa diabetes stadium akhir."

Javas udah biasa denger perkataan itu kalo tau Yuta lagi naksir cewek.

"Yaudah pacarin lah buruan,"

"Tapi..."

"Tapi apa lagi sih? Udah secakep gitu lu masih mikir dua kali?!"

"Dia tinggal di Seoul, lo kan tau gue gak bisa LDR..."

Javas tertawa. "Tumben gak bisa LDR? Biasanya seneng banget kalo cewek lo keluar negeri?"

"Sialan. Kayaknya gue suka beneran sama dia, Vas."

"It's a good thing to see my best friend getting so serious for his love life."

"Tapi tumben banget gue bisa suka sama cewek pilihan bokap,"

"Siapa namanya?"

"Jihan Ayu Kirana. Ayu. Ayu tenan..."

Javas muak dengernya.

"Dia model?"

"Yup. Model majalah gadis,"

"Oh you mean... gadis sampul?"

Yuta menganggukan kepala dan Javas kembali meneguk cairan kental merah di dalam gelasnya.

"Gimana? Lo udah ketemu sama cinta pertama lo itu?"

Javas mendadak jadi cowok melankolis kalo udah ditanyain tentang cinta pertamanya. Jawabannya cuman gelengan kepala dan kecapan dari lidah Javas karena setetes red wine yang lewat di lidahnya.

"Lu niat gak sih nyari tuh cewek? Kalo enggak biar gue yang nyari, yakin banget besok udah ketemu."

"Gak perlu buru-buru kok, Yut. Gue tau suatu hari nanti kita bakalan ketemu walaupun tanpa dicari."

"Mana bisa ketemu kalo gak nyari?"

"Bisa lah. Cuman waktu yang bisa lakuin itu semua."

Yuta mendengus, "That astor girl. She's lucky."

"No, she's not."

"She is! Yang suka sama dia orang macem lu, Vas. Yang suka mainin cewek tapi dia mainin cewek biar gak keingetan terus sama cinta pertamanya. She's totally lucky."

Javas nengok ke sahabatnya yang sedang menatapnya dalam dan membalas tatapannya, "Is she? Do i deserve her?"

"You are, Javas. Gue tau lo orangnya kayak apa. It's only me who knows every inch of you."

Javas menggidik, "Jijik banget bahasa lo, demen ya lo sama gue?"

"Udah stress ya lo, Vas?"









...





introducing you,

Jihan Ayu Kirana
;—

gadis sampul untuk tiga tahun belakangan ini, campuran korea dari bapak bermarga kim, anak kedua dari ceo perusahaan elektronik terkenal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OblivionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang