13: euphoria

60 8 0
                                    

euphoria
;-
a feeling or state of intense excitement and happiness.

Kalo kaca bisa marah, mungkin sekarang dia udah marah besar karena Tsabita udah berkali-kali ganti baju lalu melihatnya di kaca, tapi tetap saja tidak mendapatkan yang cocok menurutnya.

"Anjir baju gue gak ada yang cocok..."

Dengan segala tenaga, Tsabita mulai melipat dengan rapi kembali pakaian-pakaian yang sudah berhamburan keluar dari habitatnya.

Ternyata ya ujung-ujungnya cuman pake celana jeans panjang, kaos polos yang bahannya super adem, boots tebel biar gak keliatan pendek (padahal juga nanti di buka di apartmen Javas) dan jaket jeans biar keliatan niat dandan.

Keluar kamar udah sama aroma-aroma parfume khas Tsabita, ransel kecil dan ponsel di tangan mau mesen gofood.

"Javas gak jemput?" Tsabian nyusul adiknya yang lagi duduk di ruang tamu sambil ngunyah tahu goreng yang masih panas, baru aja di goreng bunda.

"Jemput,"

"Terus ngapain mesen gojek?"

"Mau buka gofood, pesen es kopi buat Javas nanti,"

"Oh, Javas doang?"

"Gue juga."

"Gue kaga?"

"Beli sendiri."

"Ih... Kalo udah mau berangkat ngomong ya, gua di kamar bunda."

"Iye."

Merasa gak enak sama Javas karena udah mau ngajak jalan dan jemput juga, Tsabita ngasih imbalan yang memang gak seberapa tapi denger-denger kalo Javas suka es kopi susu.

Tsabita kok bisa tau? Tsabita liat update-an instagram story Javas yang hampir tiap hari isinya cuman es kopi susu atau thai tea coffee. Pokoknya apapun aktivitasnya, minumnya pasti es kopi susu. Btw, iya, udah follow-followan di instagram.

Karena kedai kopinya tidak terlalu jauh dari rumah Tsabita, driver gofoodnya sudah datang dengan dua gelas es kopi susu. Tak lama kemudian, Javas juga datang dengan mobilnya dan juga senyuman sumringah miliknya. Lesung pipitnya juga jangan sampe lupa.

"Hei..."

"Yuk!"

"Bang! Gue jalan dulu! Bunda! Bita jalan yaa!"

Mau di jawab atau enggak, yang penting Tsabita udah pamitan dengan cara preman yaitu teriak dari luar.

Tsabita membuka pintu mobilnya dan memasang sabuk pengaman dengan diam, sebenernya hati gak diam ya soalnya dari pertama Javas dateng jemput sampe sekarang Tsabita pake sabuk pengaman mata Javas gak lepas dari Tsabita. Ngeliatin aja terus sampe retina robek.

"Apa sih ngeliatin terus?"

"Masih gak nyangka aja bisa ngajak lo jalan, hehe..."

"Kenapa emangnya?"

"Ya gak apa-apa, lo kan keliatannya judes gitu. Jadi bangga sama diri sendiri bisa ngajak jalan cewek sejudes lo."

Javas mulai menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya ke tujuan mereka. Tsabita mengeluarkan satu gelas es kopi susu dari plastik dan memberikannya pada Javas, "Nih. Kesukaan lo."

"Apa itu?" tanya Javas sambil bergantian melihat barang yang diberikan Tsabita dan jalanan, "Es kopi susu." jawab Tsabita dan Javas otomatis tersenyum lebar, "Tau aja gue suka? Tau dari mana?" Tsabita diem aja sambil senyum tipis dan majuin gelasnya ke depan muka Javas biar diterima, "Tusukin dong sedotannya, gue kan lagi nyetir gak bisa ngapa-ngapain."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OblivionWhere stories live. Discover now