9 - Latihan Pertama

35.5K 2.4K 66
                                    

"Karena kau sudah memutuskan maka sekarang kita harus melatih kekuatanmu"

Sekarang Aaron mengajakku ketengah hutan yang masih wilayah pack. Disini tempat yang pas. Sebuah tempat kosong berbentuk lingkaran besar yang dikelilingi pohon-pohon.

"Pergantian shiftmu empat hari lagi, aku harus mengetahui seberapa kekuatanmu supaya aku bisa tau mulai dari mana melatihmu" Aaron berbicara lima meter didepanku.

"Mm..Kurasa kau harus mengajariku dibagian yang paaling dasar. Selama ini aku tidak mempunyai kesempatan untuk mempelajari bertarung atau semacamnya. Seluruh pack membenciku dan tidak ada yang mau mengajariku"

Mendengarku bicara Aaron hanya diam dengan tatapan marah. Yahh, siapa yang tidak akan marah jika harus mengajari semuanya dari awal, itu akan membutuhkan waktu yang lama.

"Dasar Brengsek!! Mereka hanyalah makhluk tolol yang biadab! Mereka benar-benar Anjing!"

Aku melotot kaget dengan semua umpatan Aaron.

"Kalau begitu aku yang akan membuatmu hebat dalam bertarung Amoura. Lihat saja, siapa nanti yang akan menelan ludahnya sendiri!"

Aku melihat Aaron yang sungguh bertekad. Aku terkekeh melihatnya kesal seperti itu. Wajahnya sangat lucu. Selama ini dia hanya berbakat membuat orang lain kesal, tapi sekarang dia yang kesal sendiri.

Sore itu Aaron mengajariku semua teknik-teknik dasar dalam bertarung. Mulai dari menyerang, bertahan, memukul, menendang dan semuanya. Aaron tidak berhenti mengajariku sampai aku benar-benar menguasainya.

Satu hal baru lagi yang ku tau soal Aaron. Dia akan serius jika menyangkut pertarungan. Dari tadi dia mengajariku tidak ada candaannya yang menjengkelkan.

Kami berlatih cukup lama, aku tidak tau berapa jam tepatnya.

"Kita lanjutkan besok Amoura. Aku tidak mau melatihmu terlalu keras dihari pertamamu. Sekarang ayo kembali. Kita makan malam bersama, aku ingin memperkenalkanmu kepada Betaku."

Aku hanya menjawab Aaron dengan anggukan. Rasanya aku terlalu lelah untuk bicara. Mungkin tubuhku kaget karena ini pertama kalinya.

"Naiklah!"

Aaron membungkukkan badannya didepanku dan menyuruhku naik kepunggungnya.

"Tidak perlu. Aku masih bisa berjalan kembali ke mansion dengan kakiku sendiri Aaron"

Walaupun aku lelah aku tidak mau membuat Aaron kesusahan.

"Naiklah Amoura!! Atau aku yang akan menggendongmu? Ahh atau kau memang berharap aku menggendongmu ala bridal style?"

Aaron berbicara dengan nada menyebalkannya kembali. Yasudah aku tidak punya pilihan. Aku naik kepunggung Aaron dengan ragu-ragu.

Akhirnya kami berjalan pulang. Ralat. Maksudku Aaron yang berjalan.

"Kau tidak lelah?"

Aku menatap Aaron dengan jarak wajah kami yang begitu dekat. Aku tidak enak jika Aaron terus menggendongku

"Aku pernah mengalahkan lima belas kaum Black Witch dengan tangan kosong jadi hal seperti ini tak berpengaruh apapun padaku"

Aaron berbicara dengan nada sombongnya. Aku hanya terkekeh mendengarnya.

"Ahh benar, kau bilang kau yang membuat semua tanaman ini bersinar dengan sihir. Jadi kau memiliki kemampuan sihir?"

Sebenarnya aku sudah ingin menanyakan ini sejak lama tapi aku selalu lupa.

"Aku bukanlah werewolf murni. Ibuku adalah seorang White Witch. Kekuatannya menurun padaku"

Aku hanya mengangguk menanggapi Aaron.

"Selama ini aku tinggal di mansionmu aku belum pernah bertemu dengan orang tuamu dan Betamu Aaron"

Aaron berhenti melangkah sebentar rautnya terkejut mendengar pertanyaanku.

Namun dengan cepat dia langsung menutupinya dan kembali berjalan. Apakah pertanyaanku keterlaluan?

"Orang tuaku meninggal tiga puluh tahun yang lalu. Saat itu kaum Black Witch mencoba menyerang kembali packku untuk mendapatkan batu perantara. Untungnya gerbang sihir Pearl Moon Pack tidak bisa mereka tembus. Namun sayangnya ibuku meninggal saat mencoba melawan mereka di luar pack. Dan ayahku meninggal tak lama setelah itu. Ayahku werewolf murni. Kau tau kan apa yang terjadi jika werewolf murni ditinggal matenya, dia akan mati secara perlahan"

Aku merutuki diriku sendiri karena telah mengungkit cerita sedih Aaron. Aku benar-benar merasa bersalah sekarang.

"Maafkan aku"

Amoura kali ini kau benar-benar keterlaluan! Aku melihat Aaron menyesal dan Aaron tersenyum melihaku.

"Ayolah tidak apa Amoura. Lagi pula aku tidak keberatan jika kau tau soal ini. Tak ada salahnya berbagi dengan teman" Aaron tersenyum tulus menatapku.

Kami terdiam cukup lama. Astaga cari topik lain Amoura! Aku tidak mau pembicaraan ini berakhir dengan membuat Aaron sedih.

"Kau juga bilang jika Ratu sebelumnya adalah nenek buyutmu, dan itu sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Aku jadi penasaran umurmu sekarang berapa?" Aku kembali menatap Aaron mencoba mengalihkan topik yang membuatnya sedih

"344 tahun"

Aaron menjawab tanpa menoleh kearahku. Aku langsung menahan tawaku mendengar jawaban Aaron.

Astaga Aaron ternyata sangat tua. Aku tidak bisa menahan tawaku lagi. Aaron menatapku kesal dan itu semakin membuat tawaku kencang.

"Berhenti menertawai umurku! Memangnya kau sendiri umur berapa, hah!" Aaron berhenti berjalan dan menatapku kesal.

"Umurku baru 22 tahun PAMAN Aaron"

Aku sengaja menekankan kata paman agar dia sadar seberapa tua dirinya dibanding denganku.

"Astaga ternyata Sang Ratu masih BAYI rupanya"

Aaron membalasku dengan mengataiku. Tawaku lenyap mendengar ejekannya. Aku memandangnya kesal dan itu malah mengundang tawa kencangnya. Aaron kembali berjalan pulang dengan tawa super menyebalkannya yang tak enak didengar.

.

.

.

Hullaa readers😘
aku update lagi 3 part langsung nih..
Mungkin yg part 9 ini agak pendek yaa hihi😅
Gimana lagi mata uda sepet...
.
.
Kalo ada yg gg suka atau ganjel gimanaa gitu langsung komen aja ukayy😉 saran kalian penagajaran buatku😊

See you in next part 😘

Love,
rainputh_26 ❤

Reject My Luna QueenWhere stories live. Discover now