21 - Tell Me

28.3K 1.7K 79
                                    

“Apa packmu tidak akan hancur karena Alpha-nya melarikan diri?”

Sindir Sean dengan nada sarkastik kepada Aaron.

Oke pertarungan akan dimulai. Aku menghela nafas lelah melihat mereka yang tak pernah akur.

Tadinya suasana dama-damai saja. Aku dan Aaron sedang duduk santai di kursi taman pack sambil melihat anak-anak kecil yang sedang bermain.

Namun tiba-tiba Sean datang entah dari mana dan memulai penyerangan terlebih dahulu.

“Kenapa? Kau ingin menyerang packku? Letaknya saja kau tidak tau dimana bagaimana bisa kau menghancurkannya?”

Aaron berbicara dengan menaikkan sebelah alisnya. Dan jangan lupakan nadanya yang mengundang hasrat untuk meninju wajah tengilnya.

“Kalau begitu kembalilah kealam-mu!” Ucap Sean disertai geramannya.

“Kau lupa? Amoura membutuhkanku disampingnya”

Aaron menjawab Sean dengan wajah super polosnya. Dan itu semakin membuat Sean maupun Victor naik pitam.

Sean sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Tubuhnya langsung berubah menjadi sosok serigalanya dan meloncat kedepan menerjang Aaron.

Tubuh Aaron terjatuh dan tubuhnya ditindihi Victor. Suara geraman terdengar sangat menyeramkan dari mulut Victor.

Bukannya panik, Aaron malah tersenyum sangat manis dan mencubit pipi Victor gemas.

Seakan-akan serigala didepannya ini adalah boneka teddy bear yang menggemaskan.

Dia gila!

“Victor kau salah paham. Kumohon dengarkan aku dulu. Biarkan aku menjelaskan semuanya padamu”

Aku memberanikan diriku untuk mendekat kearah Victor dan mengelus kepalanya. Aku tidak mau jika mereka berakhir dengan baku hantam karena sebuah salah paham.

Seertinya elusanku berhasil. Perlahan Victor menjauh dari tubuh Aaron dan berubah kembali kesosok Sean.

Sean menghampiriku dan menarikku pergi meninggalkan Aaron yang kesal karena ditinggal.

Aku bisa mendengar gerutuan Aaron walaupun jarak kami sudah mulai menjauh. Sean terus menuntunku dengan raut wajahnya yang terlihat jelas sedang menahan amarah.

“Kita akan kemana?”

Tanyaku yang diabaikan oleh Sean. Aku mulai was-was. Kini Sean membawaku memasuki area hutan, walaupun ini masih area pack tetap saja’kan aku harus tetap berjaga-jaga?

Bagaimana jika Sean kembali menyakitiku seperti dulu? Apakah kali ini aku akan mendapatkan cambukan dari sabuknya lagi? Atau hal yang lebih buruk?

Walaupun Sean sudah mengatakan bahwa dia menyesali perbuatannya bukan berarti dia tidak akan mengulanginya lagi bukan?

Maksudku, sifat seseorang tidak pernah bisa berubah.
Melihat percuma saja aku mengajukan pertanyaan yang akhiranya diacuhkan, aku memilih diam dan pasrah.

Sean terus menuntunku dan sesekali menghalang ranting-ranting agar tidak menghalangi jalanku.

Aku tau jalan ini. Jalan menuju danau. Aku yakin sekali.

Benar dugaanku. Kami berdiri di dermaga danau. Aku melepaskan tanganku dari genggaman Sean. Aku sangat merindukan tempat ini. Ini akan selalu menjadi tempat favoritku disini.

“Kau tau Amoura betapa gilanya aku saat si brengsek itu mengatakan kau membutuhkannya? Itu benar-benar mebuatku frustasi dan sangat takut” 

Sean mengatakan sambil memejamkan matanya, sepertinya dia menahan berbagai emosi sekarang ini.

Reject My Luna QueenWhere stories live. Discover now