Kayla Bicara: II

151 36 5
                                    

Satu tahun setelah itu

Hari itu cukup cerah untuk menjemur pakaian. Aku dengan cepolan rambut dan baju tidur yang kupakai semalam tanpa menggunakan kalung pemberian calum menjemur pakaian keluarga hemmings, karena ya sebagai anak perempuan satu satunya disini sudah semestinya aku melakukan pekerjaan rumah tangga ini. Sudah sekitar 20 menit aku menjemur pakaian basah ini sehingga aku berhenti sejenak untuk merenggangkan otot. Lagi lagi aku melihat seorang lelaki mengintip dibalik gerbang seperti satu tahun lalu.

Aku terkejut saat aku mendapati calum dengan pakaian tentaranya ketika aku selesai menjemur pakaian, detik berikutnya ia pergi tanpa menyapaku. Ketika aku hendak mengejar dan memeluknya, ia sudah tidak terlihat lagi dimanapun. Bahkan bayangannya saja aku tidak melihatnya.

‌Di hari setelah aku memergoki calum, aku pergi mendatangi rumah calum alih-alih ke panti asuhan . Jika aku bilang pada luke bahwa aku akan mendatangi calum, ia tidak akan setuju karena ia tahu bahwa dua tahun silam calum meninggalkanku tanpa alasan.
‌benar dugaanku, keluarga hood sedang berada dirumah lamanya.

Aku lalu menghampiri calum yang sedang memanaskan motornya.

"hai" sapaku.

Calum masih dengan ekspresi tololnya dan memandangi kalung pemberiannya yang masih kupakai.

"aku gak maksa buat pertahanin perasaan kamu kay, kamu boleh copot kalung itu lagi."

Sepertinya calum melihatku tidak menggunakan kalung kemarin ketika aku sedang menjemur pakaian.

"kayanya kamu salah paham, aku gak maksa perasaan aku kok, i still here, for you"

Tak lama kemudian datang seorang perempuan yang sangat anggun, cantik, sempurna, jangan bandingkan dia denganku karena aku akan kalah telak.

"siapa ini cal?" ucapnya.

"kayla, teman tuli yang aku ceritain." ucap calum dengan lesu. Akupun sama lesunya ketika mendengar kalimat 'teman tuli yang aku ceritain' terlontar dari mulut calum. Setidaknya teman tuli lebih enak didengar daripada tuna rungu.

"hai! Aku anya, tunangan calum." ucapnya dengan sangat ramah menyambutku.

Kalimat itu sontak membuat dengkul ku lemas, jantungku berdegup 2x lebih cepat, namun aku masih bisa menahan semuanya, aku bersikap seolah aku tak terluka padahal semuanya berbanding terbalik.

"calum cerita banyak loh soal kamu, semoga kita bisa jadi teman baik juga ya!" ucapnya lagi.

Perempuan itu sangat ramah sehingga membuatku merasa seperti sampah dihadapan calum. Perempuan itu menang sepenuhnya.

"nya, tolong ambilin handphone ku dong di dalem." ucap calum.

"kebiasaan banget nih kay si calum mah ceroboh orangnya." ucap anya seraya masuk ke rumah calum.

Seharusnya kini aku yang bicara seperti itu, seharusnya aku yang bicara tentang bagaimana cerobohnya calum. Seharusnya aku yang dikenalkan calum pada temannya, bukan anya yang dikenalkan calum pada aku. Semua terbalik Tuhan. Tolong balik keadaannya, tolong.

"6 bulan setelah aku ninggalin kamu, aku niatnya pengen nemuin kamu." ucap calum.

Aku masih tertunduk menahan isak tangis.

"cuman aku liat kamu lagi ngobrol sama cowo lain, aku gamau ganggu."

Setahuku, aku tidak pernah membawa teman cowo kerumah. Setahuku, aku hanya mengobrol dengan temannya luke yang sering main kerumah.

teman tuli & teman dengar [cth] | ✔️Where stories live. Discover now