Part 14 - The Return Family

13.3K 803 14
                                    

Aku sudah keluar dari rumah sakit. Sekarang aku diajak oleh Rafael dan Sheila ke rumahnya. Maksudku mansionnya. Semua orang menundukkan kepala mereka hormat ketika kami lewat. Sudah dipastikan, Rafael pasti seorang Alpha.

Rafael membawaku ke kamarnya, yang sepertinya akan menjadi kamarku juga, aku tidak tau. Kamar ini dipenuhi dengan warna coklat yang elegan. Yah, masih besar ukuran kamarku di mansionku sih.

“Kau tunggulah di sini, aku ada urusan sebentar.” UcapRafael tiba-tiba.

Aku hanya mengangguk kecil. Tiba-tiba, Rafael mengecup keningku. Aku membeku seketika. Sudah dipastikan aku pasti sedang merona sekarang. Rafael tersenyum padaku. Segera aku memalingkan wajahku.

‘Ruby, bagaimana dengan Rheva?’ tanyaku pada Ruby teringat tentang Rheva.

‘Aku belum menemukannya.’ Jawab Ruby putus asa.

‘Aku khawatir padanya. Aku juga, semakin lama aku merasa aneh.’

‘Apa maksudmu, Rosa?’

‘Entahlah, aku merasa aneh.’

‘Apa mungkin itu karena hilangnya Rheva dan kau mengendalikan tubuh ini terlalu lama.’

Aku diam mencerna perkataan Ruby. Mungkin perkataan Ruby ada benarnya. Jika seperti itu, ini sesuatu yang buruk. Karena kemungkinan aku akan tidak terkendali.

‘Ruby, segera cari lagi Rheva. Firasatku tentang ini sangat buruk.’

Dengan segera Ruby memutuskan mindlink kami. Firasatku memang selalu tepat. Ya meski terkadang salah. Mungkin 90% tepat. Jika firasatku benar, maka aku saat ini sedang dalam bahaya.

Aku hendak pergi ke balkon kamar, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Rafael masuk dengan wajah senang di sana. Ada apa dengannya, aku jadi takut. Segera Rafael mendekatiku.

“Sayang, segera ganti baju. Ada yang ingin bertemu denganmu.” Bertemu denganku? Siapa?

“Tapi Rafael, aku tidak membawa baju.”

“Kau bisa memakai baju milik Sheila untuk sementara.”

Seketika Sheila masuk dengan membuka pintu dengan keras.

“Nadira, segera ganti baju. Ayo kau ikut aku.” Sheila langsung menarik tanganku dan pergi meninggalkan Rafael di sana.

Sheila memilihkanku baju biru dongker dan celana panjang putih. Setelah itu, Sheila langsung menarikku ke meja riasnya. Dia meriasku bagaikan aku tumbal yang menyegarkan. Setelah selesai Sheila langsung menarikku keluar, aku bahkan belum melihat wajahku.

***

Di depan kamar Sheila, Rafael sudah menunggu. Dia tampak tersenyum senang. Oke aku takut sekarang karena dia senyum-senyum tidak jelas.

“Sayang, orang tuaku datang. Ayo kita temui mereka. Mereka pasti senang.”

Apa? Orang tua Rafael? Tidak, tidak, tidak. Aku belum siap. Duh kenapa secepat ini. Maksudku kenapa mereka datang. Ah tidak, maksudku bukan begitu. Aku panik. Aku gugup. Apa yang harus aku lakukan.

“Kau tenang saja, sayang. Mereka pasti menyukaimu.” Rafael mengelus kepalaku lembut, membuat rasa panikku hilang seketika.

Aku menghembuskan nafas pelan. Oke, aku siap. Segera kami bertiga turun ke ruang keluarga. Di sana aku melihat dua orang, sepertinya kedua orang tua Rafael, dan dua anak kira-kira berumur 15 tahun dan 12 tahun. Satu laki-laki satu perempuan.

Orang tua Rafael, kenapa aku merasa mereka tidak asing. Terutama ayahnya, aku serasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Akh sudahlah, aku tidak peduli. Yang penting sekarang Rafael akan memperkenalkanku pada mereka.

“Mom, Dad. Ini mateku, Rheva Nadira Alva Black.” Aku sudah tidak terkejut lagi jika Rafael mengetahui tentang namaku.

Orang tua Rafael terlihat terkejut, namun kemudian mereka tersenyum hangat.

“Benarkah ini kau, Rheva Nadira Alva Black, Putri dari Alpha Alex dan Luna Valey?” tanya ibu Rafael.

“Iya saya, Luna.”

“Oh tidak, tidak. Namaku Jessy Harbor. Panggil saja Mom.” Ucap Luna Je— maksudku Mom.

“Dan aku Erik Harbor. Panggil saja Dad.”

“Baik Lu— maksud saya Mom, Dad.” Aku tersenyum hangat. Sudah lama aku tidak merasa kehadiran dari Ibu dan Ayah.

“Sungguh suatu kebanggaan kau menjadi mate dari anakku, Rheva. Kau adalah anak dari pasangan terkuat di negri ini.” Aku tersipu malu dengan ucapan Mom.

“Hai, kakak ipar. Aku Theo Tres Harbor. Senang memiliki kakak perempuan lagi, karena Kak Sheila terlalu cerewet.” Sheila melotot tajam ke arah Theo

“Ha-halo, kakak ipar. Aku Urania Quatro Harbor.” Ucap gadis perempuan yang bersembunyi di balik Theo, manisnya.

“Ayolah Nia, dia ini akan menjadi kakak mu sebentar lagi, jangan malu-malu begitu.” Ucap Theo meyakinkan Urania.

“Ngomong-ngomong, sejak kapan rambutmu menjadi biru, Rheva? Setauku dulu rambutmu berwarna pirang gelap.”

Aku terdiam, apa yang karus aku katakan. Duh, disaat seperti ini aku justru menyuruh Ruby untuk mencari Rheva. Malangnya nasibku.

“Dia adalah sosok wizard dari Nadira, namanya Rosana.” Rafael menjawab pertanyaan Dad yang sukses membuatku semakin membisu.

Oke habislah sudah, semua rahasia mulai terbongkar. Aku tak tau kapan mereka akan menyadari bahwa Rheva menghilang. Ku harap tidak terjadi apa-apa. Aku dapat melihat ekspresi terkejut dari Mom dan Dad. Oh Moon Goddess, lindungilah aku.

Tbc.

***

Hola, I'm back again..
Jangan bosan ma aku ya.. hehe

Rosana : Aaaahh.. bagaimana ini?😥
Rafael : Bagaimana apanya?🤔
Rosana : Kau kenapa tidak bilang dulu kalau yang datang adalah keluargmu.😡
Rafael : Ini namanya kejutan, Sayang.😊
Rosana : Hrrrmmmm..👿
Sheila : Bukannya ini malah bagus? Kalau kau tau dulu pasti kau akan kabur.🧐
Theo : Kakak ipar, kakak ipar. Kau bisa sihir?🤨
Urania : Tunjukan pada kami dong, kak.🤩
(Akhirnya Rosana asik sendiri bersama Theo dan Urania, menghiraukan si kembar Rafael dan Sheila)
Author : Untung kali ini aku tidak diganggu😌

Oke bagian selanjutnya..
Spoiler part 15..
Yeyyy...
Silahkan membaca..

Part 15
DEG DEG

Udah gitu doang..☺️
Hehe, serius cuma itu✌️
Jangan lupa vote dan komen yaa😆

Wizard Wolf [Complete]Where stories live. Discover now