14. Why?

6.4K 622 63
                                    

Siapa kata Jungkook itu anak yang lemah?
Jungkook adalah sosok yang terlampau kuat menahan gejolak batin yang sungguh menyesakkan, namun kekuatannya selalu luluh dengan perhatian yang kakaknya berikan walau tak kasat mata. Roboh sudah dinding pertahanannya selama ini, Kim Taehyung adalah kelemahannya.

Tak bisa mengelak lagi, sejujurnya remaja tanggung itu selalu bermimpi akan masa depannya, bagaimana ia akan menjalani hidup dengan sang kakak nantinya, bagaimana nanti mereka akan menua bersama, bagaimana rupa cucu cucu mereka kelak. Terlampau indah membayangkan semua itu, hingga dirinya terlena dan lupa apa yang sebenarnya ia hadapi saat ini. Lalu kemudian dia tersadar kalau angan tak semudah yang ia pikirkan.
Kim Jungkook belajar dari pengalaman tentang bagaimana Tuhan mempermainkan hidupnya hingga jatuh bangun seorang diri, dan sejak saat itu, dirinya tak ingin lagi berharap lebih kepada Tuhan yang seolah tak mau memberi jawaban pasti.

.

Tersadar di tempat yang menurutnya asing membuat Jungkook kembali berpikir 'apakah kakaknya menjualnya kepada saudagar kaya?'. Namun sebelum ia berpikir lebih jauh tentang semua itu, tiba tiba saja ada sosok yang begitu ia kenal, batinnya lega karena ternyata dugaannya salah. Kim Taehyung tak mungkin tega melakukan itu.

"Eoh? Kim Jungkook?" cepat cepat Seokjin menghampiri Jungkook yang tengah berusaha mendudukan diri di kasur. Wajahnya masih tampak pucat, namun syukurlah ia sudah sadar.

Dari hasil pemeriksaan terakhir Seokjin tadi, kondisi Jungkook sudah stabil dan ia lagi memerlukan bantuan alat alat medis, setidaknya untuk saat ini.

Jungkook memandang seisi ruangan seperti mencari sesuatu.

"Ada yang kau butuhkan? Katakan padaku?" tutur Seokjin lembut

"Hyungie? Apa hyungie meninggalkanku lagi?"
Tampak raut wajah Jungkook yang memerah seperti ingin menangis sehingga membuat Seokjin terkikik gemas sendiri.

"Hey, tidak, tenang saja. Kim Taehyung tadi pergi ke unit nya. Ada hal penting yang harus ia lakukan disana"

"Lalu kenapa aku ada di kamarmu, jin hyung?"

"Agar aku bisa menjaga mu sesuai keinginan kakakmu"

Sejenak Jungkook bernafas lega, pikirannya tentang Kim Taehyung yang mungkin akan kembali mencampakkan nya ternyata tidak terjadi, mimpi buruknya tentang sang kakak yang tak lagi peduli padanya tidaklah nyata, hatinya menghangat dalam sekejap ketika mengetahui kekhawatiran Taehyung padanya.

"Terimakasih atas bantuanmu, hyung. Maaf merepotkan"

"Ya...! Kau tidak merepotkan ku, Jungie... Aku justru senang bisa membantumu" dielusnya kedua pipi yang kini tengah merona itu.
"Kau ingin makan? Akan kubuatkan jika kau mau"

"Tidak usah, hyung, terimakasih" tolak Jungkook halus
"Sebagai gantinya, bisa kau antarkan saja aku pada Taehyung hyung?"

"Eum! Tentu saja" dokter muda itu bangkit dari posisi duduknya di pinggir ranjang yang Jungkook tempati
"Bisa berjalan? Atau perlu ku gendong?"

"Ish! Aku masih punya kaki yang sehat"

Seokjin sontak terkekeh mendengar gerutuan itu, manisnya Jungkook itu tidak pernah berkurang dalam situasi apapun.

.

.

Jungkook yang meminta Seokjin untuk mengantarnya sampai depan pintu apartemen saja, alasannya karena tidak ingin merepotkan lebih banyak, pria itu sudah baik sekali.
Dan ditinggalkannya Jungkook begitu anak itu masuk kedalam guna menjumpai sang kakak.

Mata Jungkook menelisik seisi apartemen yang terlihat sepi dan begitu rapi, tidak biasanya. Hingga netra Jungkook menatap pintu bercat hitam yang sedikit terbuka, sedikit heran karena sebelumnya pintu itu tak pernah ia lihat terbuka sejak dirinya tinggal disana.

[✔] UNTOUCHABLE || Brothership Donde viven las historias. Descúbrelo ahora