15. Dearest

6.1K 603 71
                                    

Keduanya terdiam, dalam hiruk pikuk gemerlapnya malam di bawah langit kota Seoul yang baru saja melepaskan muatan beningnya. Masih terasa aroma rumput basah yang menenangkan sekaligus menambah lara hati yang suram. Dinginnya tak buat kaki beranjak dari bangku tepian sungai yang sedikit basah, hanya untuk sekedar mencari tempat yang lebih pantas untuk suhu yang dapat membekukan.

Masih terngiang dengan jelas reka adegan sebelum petang menjelang. Peristiwa saat bagaimana ia mengetahui apa yang sebenarnya sang kakak lakukan hanya untuk sekedar hidup dan bertahan, cara licik untuk mendapat sepeser uang guna melanjutkan kehidupan di dunia yang penuh kejahatan.
Sosok yang begitu ia banggakan ternyata selama ini bersembunyi dibalik topeng kepalsuan.

Dirinya kecewa, marah atas apa yang Tuhan gariskan dalam skenario hidupnya yang hampir karam.

Ditatapnya sang kakak yang enggan hanya sekedar melirik dirinya. Mata itu sudah terlalu menjelaskan bagaimana raut penyesalan dalam tekanan.

"Minhae hyung,"

"Maafkan aku, Minkyu-ya"
Memang belum sempat Minkyu melanjutkan ucapannya, Minhae keburu menyelanya terlebih dahulu. Bahkan tadi saja pria tinggi itu tidak nampak ingin bicara.

"Maafkan aku karena telah membohongi mu" lanjutnya
"Sekarang aku memberimu kebebasan untuk membenciku. Lakukan apa yang kau mau, asal jangan pergi dariku"

"Aku kakak yang buruk untukmu. Tak ada pembelaan yang dapat kulakukan karena semua yang keluar dari mulutku tadi benar adanya. Aku seorang penjahat yang bekerja dibawah kendali pimpinan seorang mafia. Kakak seperti ku tidak pantas disandingkan dengan adik yang hebat seperti mu. Maafkan aku karena membuatmu malu. Bencilah aku jika itu bisa membuat mu memaafkan ku, adikku..."

"Lalu apa yang akan berubah jika aku membenci mu, hyung?" tiba tiba Minkyu menginterupsi. Ia menatap lekat Minhae dengan manik berkaca yang nampak indah terpantul kilau lampu taman.
"Apa hak ku membenci mu disaat kau mati matian mencari uang untuk menghidupiku? Aku memang kecewa, tapi rasa sayangku padamu lebih besar daripada sekedar marahku padamu. Aku mohon beri aku waktu untuk menenangkan diri, percayalah bahwa aku akan kembali nanti" setelahnya, Minkyu beranjak meninggalkan Minhae seorang diri di bangku taman itu, sendiri dalam sunyinya hati kala ditinggal pergi. Tapi, dirinya harus percaya bahwa sang adik tak akan pernah dusta akan ucapnya.




◾▫◾▫◾▫◾



Beda latar, beda lagi situasinya.
Taehyung keluar menuju unit apartemen Seokjin yang kebetulan sang empunya baru saja pulang dari tugasnya di rumah sakit. Sontak Taehyung berteriak memanggil.

"Jin Hyung!"

Yang merasa terpanggil pun berhenti seketika.
"Hai? Ada apa Tae?"

"Mungkin ini akan menyusahkanmu, tapi bisakah kau membantuku, hyung?"

"Katakan"

"Bisa kita bicara di dalam saja?"

"Tentu, masuklah"


.


.


Keduanya duduk bersebelahan dengan aura yang serius.

"Aku telah menemukannya. Aku telah menyelesaikan obat untuk Jungkook"

[✔] UNTOUCHABLE || Brothership Where stories live. Discover now