2

166 33 6
                                    

Hari-hari yang terus berganti, selalu disambut oleh canda tawa tanda bahagia dari mereka berdua. 2 tahun sudah terlewat, tidak ada rasanya. Masih sama, tidak ada yang berubah. Sepasang anak kecil berumur 12 tahun itu, selalu menyebut nama keduanya dengan nada-nada yang dilantunkan menjadi sebuah lagu yang sangat indah.

Semua masih berjalan baik-baik saja, sampai akhirnya, hari itu datang.

"Andira dan Elang, kita tak akan berpisah"

"Kita akan slalu bersama, lalala lalala la la la~" senandung mereka berbalas-balasan terus terdengar.

Bahkan hingga sekarang, lagu tersebut masih dikenang oleh keduanya. Entah Elang masih mengingatnya atau tidak, yang pasti Andira akan tetap selalu mengingatnya.

"Jadi, apa aku akan ketemu sama Elang diwaktu yang akan datang? Tidak, maksudku, apa Elang akan menerima kehadiranku layaknya sahabat yang sudah berpisah sejak lama?"

Maaf, Elang. Kalo gak terpaksa, aku ga mungkin ninggalin kamu. Aku rindu kamu, kamu harus tau itu.

Satu minggu yang lalu,

"Andira, kamu mau pergi?"

"Iya, Elang. Maafin Andira, ya, Andira pasti balik lagi kok, buat nemuin Elang. Elang tenang aja, gak usah khawatir sama Andir-"

"Nggak, kamu gak usah balik lagi. Gak perlu."

"Lang,
maaf."

"Udah Ra. Aku udah benci sama kamu. Kamu langgar janji yang pernah kita buat kemarin, Kita musuhan mulai sekarang. Bahkan kamu tahu hal apa yang akan terjadi sama aku kalau kamu pergi ninggalin aku, malah aku gak nyangka kalau kamu justru tega. Kamu gak usah temuin aku lagi! Kalo aku udah besar nanti, aku gak akan pernah mau nemuin kamu! Minggir!" ucap Elang kecil kemudian mendorong tubuh kecil Andira.

Andira menghela nafas. "Oke, gak apa-apa. Andira udah gak bisa apa-apa lagi selain ngasih gelang merah ini untuk Elang. Tolong bawa gelang ini sepanjang perjalanan hidup kamu tanpa aku, dengan begitu, kamu akan selalu merasa kalau Andira ada disamping kamu. Gelang dari Elang kemarin, akan Andira pakai terus sampai udah besar nanti. Tolong Lang, pakai ya,"

"Ogah,
Udah sana lo pergi," sembari mencampakkan gelang tersebut.

"Tolong, Lang. Ini permintaan yang terakhir"

Elang berpikir sejenak,
"Oke. Kalau gitu sebagai gantinya, Anggap aja kita nggak pernah temenan selama ini. Aku gak akan terima kamu di hidupku lagi. Sampai kapanpun itu. Percuma kalaupun kamu mau nyamperin aku, udah kupastiin kalau ingatanku emang akan benar-benar tertutup hanya sekedar untuk mengenal kamu kamu."

Elang masuk kedalam rumahnya, dan Andira hanya bisa terdiam. Dia sudah bilang, kalau itu merupakan permintaan terakhirnya.

Kata-kata yang ia lontarkan cukup dewasa untuk diucapkan oleh anak yang baru masuk sekolah menengah pertama.

"Gakpapa walau kamu gak dengar. Yang penting, terimakasih untuk semua ya, Lang. Aku gak akan bisa perkalian dan pembagian kalau gak ada kamu."

Lirik demi lirik keluar dari bibir mungil gadis itu. Sembari menangis didalam mobil, ia tak mau sampai lupa dengan lagu persahabatan nya dengan Elang. Hampir setiap jam, ia terus menyanyikan lagu bersejarah nya, tak lupa dilengkapi dengan air mata yang sudah turun begitu deras.

"Inget ya, Lang. Aku akan cari dimana kamu sekarang, maafin aku." -Andira

🎶

Kehidupannya sudah berubah 180°. Andira meninggalkannya, dan Elang akan terus dikurung oleh mama tiri nya.

Walaupun masih berumur 12 tahun, Elang tahu bahwa inilah yang akan terjadi jika Andira sudah tidak bersamanya.

Andira adalah tameng sekaligus malaikatnya, Andira lah yang selama ini melindunginya. Sejak tak ada Andira di sisinya, ia sangat butuh kasih sayang dari orangtuanya.

Ia masih kecil, masih tak tahu bagaimana menghadapi banyak hal, termasuk masalah-masalah kecil dalam hidupnya. Karena jika ia dinakali oleh anak lain, ia hanya bisa menangis dan Andira akan berada didepannya untuk melawan.

Sejak saat itu juga, Elang tak tahu bagaimana cara berteman, dan menjadi sosok yang sangat pendiam.

Tak hanya itu, ia juga akan terus mendapat ocehan dan berbagai macam tuntutan dari Ibu Tiri yang akan merusak kesehatan mentalnya, ia tak tahu harus apa di dunia luar sana. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya jika bertemu dengan orang asing, dan dengan suasana lingkungan rumah tanpa ada Andira disekitarnya.

Ia tahu Andira akan datang lagi. Walaupun ia sangat amat tidak mengharapkan sosok perempuan itu kembali.

Hai guys, thankyou buat yang udah baca sampe sini ya, hehe:') Boleh kan? Minta kalian buat vote cerita ini? Hehe sekali lagi, makasih yaa

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang